Showing posts with label Cerpen Horor. Show all posts
Showing posts with label Cerpen Horor. Show all posts

Sunday, December 29, 2013

Kutukan Kucing Hitam

Cerpen horor karya Chucky Jr.

“Pa, nggak sarapan dulu?” Hana, istri Joon, bertanya saat melihat Joon sudah keluar.

“Nggak, aku udah telat. Bang Abi minta kita semua kumpul jam 7 pagi. Soalnya ada meeting!” Joon berkomentar seraya memakai sepatunya.

Hana hanya bisa manggut-manggut mendengar penjelasan Joon, toh dia juga tidak mengerti apa yang Joon katakan. Dia hanya bisa melihat suaminya itu seperti orang terburu-buru. Tidak seperti biasanya.

Tanpa memanasi motor terlebih dulu, Joon langsung ngacir begitu mesin motornya menyala. Dia langsung ngebut walau masih berada di dalam gang rumahnya. Akibatnya, begitu seekor kucing hitam meloncat turun dari atas pohon, tepat di depan track jalan Joon, Joon terkejut dan langsung mengerem motornya. Sayangnya, rem yang diinjak Joon telat menghentikan laju motornya. Kucing hitam itu sudah terlindas, dan lebih parah lagi sudah hilang nyawa.


“Aduh, sial!” pekik Joon, demi melihat kucing hitam yang isi perutnya sudah terburai ke mana-mana. Bau amis mulai menguar-nguar ke udara.

Joon terdiam meragu. Di benaknya muncul dua pilihan, menguburkan bangkai kucing atau meneruskan perjalanan menuju kantor. Mau tak mau, akhirnya, Joon memilih opsi kedua. Joon kasihan dengan kucing itu, yang sudah mati mengenaskan. Karena itu, Joon merasa memiliki tanggung jawab untuk mengubur bangkai kucing itu sendiri, sehingga pasti membuat dirinya telat sampai ke kantor. Dia berinisiatif menelepon Bang Abi dan mengatakan dengan sejujur-jujurnya apa yang tengah menimpanya.

“Halo, Bang,” tukas Joon begitu hapenya telah terkoneksi dengan hape Bang Abi.

“Ya, gimana Joon?” sahut Bosnya.

“Bang, sorry nih, kayaknya gue bakal telat ngantor.”

“Kenapa emangnya?”

“Gue barusan ngelindes kucing. Mau gue urusin dulu.”

“Emang ngelindes kucing dimana lo?”

“Di gang keluar rumah gue, Bos.”

“Oh yaudah, lo urusin dulu itu kucing, nanti kalo udah selesai secepatnya lo kemari, okay?”

“Okay, Bos.”

***

Sesampainya di kantor, Joon memang telat. Meeting telah selesai. Dia cuma bisa mengabsen dirinya dan melanjutkan jalan ke toko. Sewaktu hendak keluar dari pintu, Joon bertemu dengan Mbak Indri, karyawan paling senior di bagian sales. Mbak Indri menanyakan apa yang telah terjadi secara detail pada Joon karena tadi sewaktu meeting Bang Abi—Bos mereka berdua—mengatakan jika Joon telah menabrak seekor kucing waktu berangkat. Makanya, dia akan telat ke kantor karena mengurusnya terlebih dulu.

Mbak Indri pun bertanya, “Terus apa yang lo lakuin sama tuh kucing?”

“Gue kuburinlah, makanya gue telat.”

“Bagus, lo udah ngelakuin hal yang bener,” komentar Mbak Indri, “Eh tapi, lo nguburinnya pake baju yang lo pake pas nabrak kan, Joon?”

“Nggak tuh. Gue nguburinnya pake kain bekas.”

“Duh,” Mbak Indri menepuk jidatnya, “Kenapa nggak pake salah satu pakaian yang lo pake pas nabrak?”

“Gile aja lo, baju baru dibeliin bini buat ngubur kucing!”

“Bukan gitu masalahnya, Joon. Menurut mitos, kalo ada orang yang nabrak kucing sampai mati, emang harus mengubur bangkai kucing itu secara layak. Dan dibungkus dengan kain atau pakaian yang dipakai orang itu pas nabrak si kucing. Kalo nggak, bisa-bisa yang nabrak dapat musibah.”

“Ah, lo, Mbak, masih aja percaya mitos-mitosan kayak gitu. Gue nguburin juga karena kasihan aja ngelihat kucing itu,” Joon menimpali perkataan Mbak Indri.

“Ya, gue cuma ngasih tauk lo kalau adatnya emang biasa begitu. Percaya nggak percaya sih.”

Joon mengedikkan bahu. Tampaknya dia memilih tak mempercayai mitos itu. ‘Bagaimana bisa arwah kucing mati menuntut balas?’ gerutunya dalam hati. ‘Aneh-aneh aja, urusan hidup dan mati kan sepenuhnya milik Tuhan. Lagian, hare gene masih percaya sama mitos, ck… katrok!’

Keduanya kemudian berpisah untuk pergi ke toko masing-masing. Joon memasukkan kunci motor dan setelah menyala, dia langsung bablas keliling ke toko langganannya.

Baru jalan sekitar 5 menit, Joon merasakan hape yang diletakkan di saku celana jeansnya bergetar-getar—tanda ada seseorang yang menghubunginya. Dia menepikan motornya untuk mengangkat telepon. Sebelum mengangkat, Joon sempat melihat layar hapenya sekilas. Di situ tertera nama istrinya, Hana.

“Halo, Ma.” Dari seberang telepon, terdengar suara Hana menangis sesenggukan. “Maaa… ada apa?” tanya Joon kebingungan.

“Pa, huuhuu huuhuu… Bapak nggak ada.”

“Nggak ada gimana?” Joon makin penasaran. Karena, tidak ada kabar yang mengatakan jika Bapak mertuanya itu sakit keras sebelumnya.

“Huuhuu… Bapak meninggal tadi.”

“Apa?!” Deg. Degub jantung Joon serasa berhenti sejenak mendengar pernyataan istrinya. “Inalillahi, kapan?”

“Belum lama. Katanya ditabrak motor gara-gara mau nyelamatin kucing.”

Joon mengernyit, ‘Kucing?’ Pikirannya segera melintas pada kejadian tadi pagi sewaktu dia berangkat ke kantor dan omongan Mbak Indri barusan sebelum dia jalan ke toko. ‘Kutukan kucing hitam?’

“Paaa…” Panggilan Hana memecah lamunan Joon.

“Ya?”

“Yaudah, cepet pulang. Kita ke rumah Bapak.”

“Ya, ya. Papa langsung pulang. Nih mau izin dulu sama kantor. Kamu tunggu sebentar ya?”

Joon segera mengurungkan niatnya untuk pergi ke toko dan menghubungi kantor untuk minta izin. Kemudian, dia mengarahkan laju motornya, pulang.

Ditungguh komentarnya untuk cerita pendek horor ini!
Read more

Tuesday, July 30, 2013

Cerpen Horor: "21... 21... 21..."

Cerpen Horor "21... 21... 21..."

Seorang perempuan muda melihat jam di pergelangan tangannya, ketika dia menyadari ada seseorang tengah menggumamkan sesuatu di belakangnya. Perempuan muda itu berbalik. Dan menemukan seorang perempuan paruh baya duduk di bangku dia berdiri. Perempuan muda itu melihat jam tangannya, waktu menunjukkan pukul 20:45. Tak siapapun lagi di sana selain mereka berdua.

Wanita itu sangat aneh, pikir gadis itu. Wanita itu berumur 40-an dan duduk dengan tidak tenang. Dia menggoyang-goyangkan badannya ke depan dan ke belakang sambil bergumam, “21...21...21...”.

Gadis itu bisa melihat kalau wanita itu terlihat agak “stress”, bahkan mungkin gila. Dia berniat untuk mengacuhkan saja wanita itu. Namun wanita itu terus saja bergumam, “...21...21...21...”

Lama-kelamaan gadis itu menjadi penasaran. Dia bangkit dari kursinya dan menghampiri wanita itu. “Ibu, apa yang sedang ibu hitung?”

Wanita itu tak menjawab, bahkan tak menatap gadis itu. Ia hanya terus bergumam, “....21....21...21....” [baca kumpulan cerpen horor]

Gadis itu melihat di sekitarnya, mencoba mencari tahu apa yang sedang wanita itu hitung. Di saat yang sama, gadis itu heran. Jika ia memang menghitung sesuatu, mengapa angkanya selalu sama.

Kemudian terdengar suara kereta datang.

Tiba-tiba saja wanita itu menerjang gadis muda dan mendorongnya ke arah rel.

“Aaaaaa!!!” teriak gadis itu, namun terlambat. Kereta yang melaju kencang itu terlanjur menyambar tubuhnya.

Warna merah dari darah gadis itu bercipratan hingga ke dinding dan kursi-kursi di stasiun itu.

Wanita itu kembali duduk seolah tak terjadi apa-apa dan mulai bergumam. “...22....22...22...”[]
Read more

Saturday, July 27, 2013

Cerpen Horor: Perempuan Kesepian

Cerpen horor ini karya Badzlina Anindyka*

Perempuan Kesepian

Akhir-akhir ini aku merasa sangat kesepian, tidak ada teman bicara yang bisa aku ajak cerita dan bertukar pikiran, padahal.. aku ini termasuk perempuan yang pandai berbicara dan tidak membosankan. hmm.. sampai akhirnya malam ini ada wanita muda yang dapat aku ajak bicara.

"Malam" sapaku pada wanita muda berambut pendek, berbadan cukup besar yang terbaring lemah diatas ranjang tidurnya

"Malam" jawabnya pelan. suaranya mengingatkanku pada masa-masa lemahku dulu

"Baru pindah ya?" tanyaku dengan penuh kelembutan sambil berjalan menuju tempat tidurnya

"Iya tadi sore. 2 hari yang lalu baru beres melahirkan anak kedua" katanya dengan nada menjelaskan.

"Oooh begitu, pantas baru lihat. Bagaimana kondisi anaknya neng? sehat?" benar kan? aku memang orang yang pandai berbicara.

"Alhamdulillah perempuan, sehat, pas lahir 3kg. Teteh abis melahirkan juga?" tanyanya dengan antusias sambil mengangkat badannya dari posisi tidur menjadi setengah duduk dialasi oleh bantal di punggungnya.

"Iya, anak saya juga perempuan neng…………"

Dan akhirnya perbincangan kami berlanjut sampai larut malam, tak terasa 20menit berlalu sejak perbincangan awal kami.

"Teteh kamarnya dimana ya siapa tau nanti saya bisa lihat anaknya" wanita muda itu memandangku dengan penuh semangat, seakan menemukan teman seperjuangan.

"Lah, saya kan sekamar sama neng :)" jawabku tersenyum.

"Disebelah mana teh?"  wanita itu bertanya seakan kebingungan mencari tempat tidur yang kosong diruangannya sekarang. [cerpen horor lainnya]

"Itu" aku menunjuk kasur kapuk yang dilipat rapi diatas lemari tua sebelah ranjang kosong yang letaknya hanya beberapa petak dari tempat kami berada.

"Oooh" terdengar suara kecil dari wanita muda yang raut wajahnya mulai pucat pasi seakan tidak ingin banyak bertanya lagi. karena perasaanku tak enak, aku sudahi pembicaraan malam ini.

"Yauda neng, izin pamit mau tengok anak dulu ya, sampai jumpa besok malam. nanti mampir ya" aku membalikan badan sambil tersenyum singgung dan segera keluar dari ruangan itu. Aku tak berani membalikan badan karena perasaanku benar-benar tak enak.

Malam berikutnya, wanita muda itupun hilang. Benarkan perasaanku tak enak? Aku kesepian lagi. Tak lama setelah aku meratapi nasib, ada beberapa suster yang melewati kamarku ini. mereka berbincang dan berbisik. aku tak suka itu.

Suster 1: "tadi pagi ada ibu melahirkan pindah lagi dari ruang ini, katanya semalam ibu itu berbincang bersama wanita yang katanya mirip sundel bolong, awalnya sih manis, eh pas balik badan punggungnya busuk"

Suster 2: “HHIIIYY serem, jangan-jangan itu arwah penasaran perempuan yang meninggal karena melahirkan beberapa bulan yang lalu lagi? dulu dia kan kamarnya disini"

Suster 1: "Eeeeh udah ah, jadi merinding, yuk ah jangan lama-lama disini"

.. Hmmmm benar kan, perasaanku tak enak. Padahal aku tak pernah berniat jahat kepada mereka semua, aku hanya ingin ada teman bicara. Sejak beberapa bulan yang lalu setelah kematianku karena pendarahan ketika melahirkan, aku benar-bener kesepian. Suamiku pergi, anakku ikut dengan suamiku. Aku disini, sendiri. tidak bisa keluar. Tolong siapapun, temani aku.

----------
*) Keterangan penulis cerpen horor: Badzlina Anindyka. Living on earth. Feels most comfortable at home snuggling in my bed with a good book. Greatly enjoy a long ride to a place with a view & taking pictures. Accountant that has interests in food, culture, art, happiness & peace.
Read more

Tuesday, July 23, 2013

Cerpen Horor: Di Kantor Penuh Hantu


Di Kantor Penuh Hantu

Jadi cerpen horor kali ini bermulai di sebuah kantor yang terletakdi Jakarta. Kantor ini menyimpan banyak cerita misteri yang sering mengganggupekerja disana.. Dan yak lagi-lagi cerita ini merupakan kejadian asli, tanpa formalin.. eh rekayasa maksudnya.

Tadi siang temen Chuck nelpon ketakutan katanya pas dia lagi di kamar mandi tiba-tiba pintu WC-nya kebanting sendiri. Padahal gak ada hujangak ada angin di dalem kantornya (Ya iyalahhh masa di dalam kantor bisa hujan, emang gaada atapnya apa -__-). Kata dia, pintu yang kedobrak itu bukan satutapi 2 pintu sekaligus!! Dan kejadiannya jam 1 siang.. Sepertinya hantu jaman sekarang keluarnya gak cuma malam hari..

Sebenernya "penghuni" kantornya emang jail-jail.Banyak banget yang sering dijailin dari yang cuma suara sampe penampakan si"penghuni". Gak cuma satu-dua "penghuni" tapi banyakkk..Seketika itu juga dengkul Chuck lemas, kalah deh lari sambil dorong gerobakbubur terus diuber-uber anjing.. lemeskan? Hiiiiyy ..

Karena Chuck kasihan, jadi Chuck tetep dengerin ceritanya,tetep sok berani biar gak dibilang penakut *gengsi*

Waktu itu ada 1 orang yang lembur, sebut saja Agus yangmasih berada di kantor untuk menyelesaikan pekerjaannya. Tidak ada orang, hanya Agus sendiri.. *suara angin sepoi-sepoi*

Agus sibuk kerja didepan komputernya, sibuk mengutak-atik pekerjaannya yang masih belum selesai. Sesekali Agus melihat ke kanan kiri,depan dan belakang, berharap ada temannya yang balik ke kantor buat menemani.Sayangnya, itu hanya haarapan Agus semata.

Suasana saat itu gelap, dan hening, hanya bunyi keyboard yang menemani Agus malam itu.. Agus sibuk mengetik, tanpa memperdulikan sekelilingnya. Saat dia terlarut dengan pekerjaannya, tiba-tiba suara telepon berdering.

"KRINGG.. KRINNGGG.."

Telepon yang berada di depannya berdering, karena kantor sudah sepi maka suara deringnya sangat nyaring. Sontak Agus kaget bukan main..Sambil mengelus-ngelus dadanya, sembari menenangkan suara jantungnya yang mulai berdetak kencang dan tak beraturan, Agus mengangkat telepon itu. [cerpen horor]

"Ha..loo ,"ujar Agus pelan atau mungkin suaranya tersedak di dalam tenggorokannya.

Berharap ada jawaban, Agus kemudian mendengarkan secara seksama suara yang keluar dari teleponnya..

"Kresseekk... Kreseek..."

Walau Agus menunggu lama, tapi hanya suara itu yang terdengar di ujung telepon. Karena merasa dijaili, kemudian Agus menutuptelepon itu dengan perasaan campur aduk antara marah, dan takut.

Bulu kuduk Agus mulai berdiri, suasana malampun semakin mencekam. Udara di sekitar Agus mulai menyesakkan, seolah ada tangan kecil yangmencekik lehernya..

Karena Agus teringat kerjaannya, dia coba memberanikan diri dan coba untukmenyelesaikan tugasnya. Kembalilah jemari Agus mulai menekan-nekan tombol keyboard, menciptakan kegaduhan kecil..

Beberapa menit setelah itu, telepon kembali berdering..

"KRINGG..KRINGGG.."

Karena Agus sudah lelah dan cape, Dia mengangkat telepon itudengan marah, dan jengkel.

"HALOO!!!" bentaknya.

"INI SIAPA? JANGAN BERCANDA DONG!SAYA LAGI BANYAK KERJAAN NIH!! " Bentak Agus dengan nada yang lebih tinggilagi

Tiba-tiba..

Keluarlah suara pelan dari ujung telepon..

"Mas... bisa angkat kakiinyaa? Rambut saya keinjek mas.." dengan suara pelan dantertatih

DARRR!!! Muka Agus mendadak menjadi pucat, jantungnya serasa copot, dan perutnya mules gak karuan..

Agus sadar, hanya dia saja yang masih berada di gedung itu.Telepon itu juga gak bisa dipake untuk telepon keluar, hanya untuk extesion. Jadi tidak mungkin telepon itu dari rekan kerjanya.
Seketika itu juga Agus langsung keluar ruangan. Dengan tunggang langgang dia berlari sekuat tenaga. Agus udah gak melihat belakanglagi, komputernya pun ditinggalkannya begitu saja.

Terus kata temen Chuck, besok harinya dia langsung mengundurkan diri. Danternyata karyawan lainpun sering mengalami hal yang serupa dengan Agus.

Demikian cerpen horor ini dikutip.
Read more

Sunday, July 21, 2013

Cerpen Horor: Kisah Hantu Pembela Wanita

Cerpen horor ini memang agak janggal. Tapi, baca aja deh...

Kisah Hantu Pembela Wanita

Kisah ini dimulai pada malam hari, sekitar jam 10 malam, waktu itu tetangga aku  ada yang dirasuki sama hantu perempuan. Ternyata hantu perempuan tersebut adalah hantu yang suka membela kaum wanita (mungkin semasa hidupnya beliau merupakan aktifis PKK di kelurahannya).

Jadi, ada sepasang kekasih yang tinggal satu rumah. Si wanita sebut saja "Bunga" sangat suka merapihkan dan membersihkan rumah si cowok (sebut saja Uus). Ketika Bunga lagi bersih-bersihin kamar mandi, si Uus mergokin Bunga sedang berbicara sendiri. Pas si Uus tegur Bunga, tiba-tiba Bunga menjerit histeris (pokoknya kalah deh suara suporter bola se-kecamatan). Karena panik akhirnya Uus membawa si Bunga ke rumah tetangga yang ada didepan rumahnya. Setiba mereka disana semakin menjadilah teriakan,  lengkingan serta tertawa mirip Seus Kunti, yang keluar dari mulut Bunga, sehingga bikin tetangga lain pada kepo. Mereka berasumsi kalau Bunga kesurupan lalu dipanggilah orang pintar untuk ngusir si hantu.

Tiba-tiba si Bunga nunjuk ke arah Uus dengan geram dan berkata "Kamu jahat!! Kamu menyelingkuhi perempuan ini."  Semua pada heran, sampai ada satu orang yang bertanya "Kamu itu siapa? keluar dari tubuh Bunga!" [baca lainnya dari topik cerpen horor]

Lalu si Bunga hanya tertawa ala Ses Kunti (lagi) dan berkata "Saya suka sama anak ini karena dia suka bersihin rumah saya. Saya adalah pemiliki rumah ini sebelumnya, Saya perwakilan dari suara wanita yang mengutuk adanya perselingkuhan."

Anehkan?! Tapi ini beneran lho, aku nggak bohong. Setelah usaha lama, akhirnya si hantu mau keluar dari tubuh Bunga, tapi dengan syarat, Uus harus membawa pulang si Bunga ke rumah aslinya. Setelah hantu ini akan ikut pulang ke rumahnya si Uus lagi. kebayang gak tuh, berduaan di mobil sama hantu. Akhirnya si Uus menyanggupi syarat si hantu pembela wanita ini.

Singkat cerita si Uus nganterin si Bunga yang ditumpangi oleh hantu pembela wanita kerumah, dan yak yang terjadi adalahh... *suara anjing melonglong* si Uus tidak pulang dan tidak diketemukan sampai sekaranggggg.. Nahhh, jadi yang masih suka selingkuh masih berani gak nih setelah denger cerita kisah nyata dari aku?

Gimana serem nggak cerpen horor ini? Rada-rada kocak ya ^^
Read more

Tuesday, July 16, 2013

Cerpen Horor: Misteri Genderang dan Gadis Kecil [Part 4]

Sebelumnya, cerpen horor: Misteri Genderang dan Gadis Kecil Part 3

Misteri Genderang dan Gadis Kecil Part 4

Tidak berapa lama kemudian Andien tiba di tempat kosnya. Dia langsung masuk kamar dan menguncinya rapat-rapat. Setelah itu, dia duduk bersila, seperti orang yang sedang melakukan sebuah ritual khusus. Andien memang mempunyai kelebihan khusus yang diturunkan oleh kakek buyutnya untuk masuk ke dunia lain untuk berkomunikasi langsung dengan makhluk astral.

Tiba-tiba tubuh Andien bergetar hebat, dan keringat keluar dari dahinya. Setelah beberapa menit Andien seperti tertidur pulas. Namun, rohnya berjalan-jalan ke sebuah hutan yang cukup angker. Tidak ada seberkas cahaya sedikit pun.

“Hei, bocah keluar kamu! Apa yang kamu lakukan dengan sahabatku? Mengapa kamu kamu membunuhnya? Apa alasannya?!”

Sudah beberapa kali Andien berusaha memanggil gadis kecil itu. Sayangnya, gadis kecil itu tidak kunjung menampakkan wujudnya. Andien mengeluarkan sebuah genderang kecil dan menepuk-nepuknya.

“Duuung… duuung… duuuuuung… duuuung!!!”

Setelah beberapa kali Andien memainkan Genderangnya munculah gadis kecil itu sambil menari-nari, berputar-putar seperti sedang berdansa,lalu Andien menghentikan Genderangya!dan gadis kecil itupun berhenti menari dengan wajah tertunduk!

Perlahan andien menghampiri gadis kecil itu dan ketika andien membalikan tubuh gadis kecil itu tiba-tiba ia berteriak….dan suara teriakan gadis kecil itu sungguh membuat telinga Andien terasa mau pecah, (teriakan gadis kecil itu hampir mirip dengan teriakaan anak kecil pada film JUON )

“aaaaaakhahaaaaaaakahhaha!!”

Andien langsung tersungkur sambil menutup kedua telingannya lalu ia memberanikan diri dengan balas teriaaaak kepada gadis kecil itu.

“Diaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaam!!!!!!,aku tidak takut denganmu hei…gadis kecil!karena kamu telah membunuh sahabatku!!

Gadis kecil itu langsung menghampiri Andien ia berniat untuk membunuh Andien,

Andien terus meronta-ronta berusaha untuk bertahan akan tetapi tenaga gadis kecil itu lebih kuat dari Andien,akhirnya tidak ada lagi tenaga yang tersisa dari Andien dan Andien pun menyerah ketika gadis kecil itu mencekik lehernya , Andien hampir kehabisan nafas , wajah Andien sudah membiru,dan dari telinga Andien mulai mengeluarkan darah!!

Bersamaan dengan itu tiba-tiba saja cekikan itu terlepas dari leher Andien dan Andien berhasil di selamatkan,Andien diselamatkan oleh Kakek Buyutnya yang membatunya dari jarak jauh,lalu kakek buyut andien berusaha berkomunikasi dengan Andien melalui telepatinya!

“Andien…apa sebenarnya yang telah kamu lakukan!!kakek yakin kamu telah menyalah gunakan kemampuan mu yang telah kakek wariskan padamu!!!

Dengan sisa tenaga yang ia punya Andien berusaha menjawab telepati dari kakek buyutnya itu,dengan posisi duduk bersila lalu Andien memjamkan matanya dan ia mulai berkomunikasi dengan kakek buyutnya melalui telepati.

“Iiiiiyaa…kek…Andien Minta maaaaaaf,awalnya andien Cuma iseng saja,andien hanya ingin melampiaskan obsesi andien untuk menjadi penulis sebuah cerita misteri—sejenis cerpen horor, Andien hanya ingin ceritanya lain daripada yang lain,Lalu andien pergi kehutan itu setiap malam,Andien sungguh tidak menyangka kalau jadi seperti ini..!, dan sahabat andien jadi korbannya kek…sekarang apa yang harus andien lakukan?!

“Kamu harus mengembalikan GENDERANG kecil itu dan meminta maaf pada gadis kecil itu karena kamu sudah mengusiknya!!kamu tahu siapa gadis kecil itu?!

“Ti..ti..ti…dak kek, memang siapa dia kek?”

“Dia adalah gadis kecil penunggu hutan itu..!, ia di tinggalkan oleh orang tuanya karena orang tuanya malu mempunyai anak yang terlahir bisu,dan sejak saat itu tidak terdengar lagi kabar tentang keberadaan gadis kecil itu…!!,dia sudah cukup menderita semasa hidupnya lalu tiba-tiba dengan seenaknya kamu datang dan mengusik ketenangannya…!,cepat kembalikan GENDERANG itu ketempatnya sebelum ada korban lainnya..!!,karena gadis kecil itu sangat pendendam..!

“Baaaaikk..kek..andien akan kembalikan secepatnya!

Beberapa hari kemudian Andien kembali kehutan itu ditemani oleh Ina dan seorang ustad untuk mendoakan gadis kecil itu dan GENDERANG itu diletakan di dekat sebuah GUBUK dimana Andien sering bertemu dan bercerita dengan gadis kecil itu.

Sesaat setelah Andien meletakan Genderang itu dan Andien berada cukup jauh dari tempat itu ,tiba-tiba sayup-sayup terdengar dari kajauhan Genderang itu berbunyi,

“Duuuung…..duuuung..duuung..duuuuung…duuuuung”!!

Andien menoleh ke belakang ia melihat gadis kecil itu sedang menari-nari bersama bonekanya mengikuti alunan Genderang itu !l Andien hanya tersenyum melihatnya.[Cerpen horor ini TAMAT!]

----------
*) Penulis: Mia Farida yang beralamat di Bekasi. Anda dapat mengontaknya melalui twitter di @Jane609 atau email di jello1749@gmail.com.
Read more

Sunday, July 14, 2013

Cerpen Horor: Misteri Genderang dan Gadis Kecil [Part 3]

Karya: Mia Farida*

Sebelumnya, cerpen horor: Misteri Genderang dan Gadis Kecil Part 2

Misteri Genderang dan Gadis Kecil Part 3

Sambil berteriak-teriak Susan masuk ke dalam kamarnya dan langsung mengunci pintu kamar. Tetapi, gadis kecil itu terus mengikuti Susan. Bersamaan dengan itu, boneka yang berada di pelukan gadis kecil itu pun turun dan terus mengampiri Susan. Dan terus naik ke atas tubuh Susan. Setelah itu, boneka tersebut mencabik-cabik baju Susan.

Susan mencoba untuk menghalau boneka itu, akan tetapi boneka itu justru menggigit pergelangan tangan Susan hingga nyaris putus. Darah segar langsung menyembur keluar dari pergelangan tangan Susan.

Susan terus berlarian ke sana ke mari ke seluruh ruangan kamarnya, demi menghindari boneka tersebut dan gadis kecil itu hanya memandangi boneka itu. Boneka itu tidak memberi Susana kesempatan sedikitpun, terus menyerang Susan.

Beberapa menit kemudian, sudah tidak terdengar lagi teriakan dari dalam kamar Susan. Sejak tadi Andien dan Ina berusaha mendobrak pintu kamar Susan, tetapi pintu kamar Susan tidak bisa terbuka. Setelah beberapa kali mencoba, akhirnya pintu kamar Susan berhasil dibuka. Ketika  pintu kamar terbuka Ina langsung pingsan tidak sadarkan diri melihat keadaan Susan yang sudah terbujur kaku bersimbah darah dengan mata tertutup dan dari pelupuk mata Susan keluar darah segar. Tanpa membuang waktu Andien langsung menghubungi polisi.

Keesokan harinya, Andien dan Ina diminta datang ke rumah sakit karena harus mengurus Jenazah Susan.

Ina: “Andien, ada apa ini? Kira-kira siapa yang membunuh Susan?” [matanya sembab, menahan tangis dan takut.]

Andien: “Mana gue tahu, Na? Gue sendiri aneh dengan peristiwa ini.”

Ina: “Soalnya ini semua aneh. Pertama elo menghilang tiba-tiba selama dua hari. Lalu, nongol begitu aja tanpa penjelasan yang bisa gue pahami. Sekarang? Oh, Tuhan apa yang terjadi dengan Susan?”

Andien: “Waktu kejadian kan elo yang ada di TKP? Emang gimana ceritanya?”

Ina: “Aduh, otak gue blur semua. Gue takut banget, Ndien. Tapi, … oiya, gue baru inget. Sebelum kejadian, kata Susan, dia ngelihat seorang gadis kecil yang membawa boneka. Padahal, gue nggak lihat apa-apa.”

Andien: “Yakin lo?”

Ina: [Mengangguk-angguk, memastikan.] “Gue emang nggak ngeliat, tapi habis berkata itu Susan langsung ngacir ke kamarnya. Dan gadis kecil itu membuntuti hingga kamarnya. Terus… terus… elo dan gue…” [Ina tidak melanjutkan kata-katanya lagi. Karena, kejadian berikutnya mereka sudah tahu.]

Andien langsung menginjak rem mobilnya. Gadis kecil yang diceritakan oleh Ina mirip betul dengan gadis yang selama ini membantunya menulis cerita misteri (atau cerpen horor, red.)

Andien: [Terlihat menggigit bibir bawahnya.]

Ina : Ina yang melihat sikap Andien, langsung bertanya. “Elo pernah melihat anak kecil itu juga, Ndien?”

Karena tidak ingin mengetahui kebenarannya, Andien langsung mengalihkan pembicaraan. Satu jam kemudian, mereka tiba di rumah sakit dan mereka langsung pergi menuju kamar mayat. Setibanya disana, seorang penjaga kamar mayat menjelaskan pada Andien dan Ina, bahwa Susan kehilangan satu matanya! Mendengar hal itu, Ina dan Andien langsung muntah-muntah. Rasa mual menguasai perut mereka. Kemudian, mereka segera keluar ruangan, karena tidak tahan lagi melihat keadaan jasad Susan yang begitu mengenaskan.

Andien: “Mengapa ini terjadi pada Susan? Benarkah gadis kecil itu pelakunya? Tapi, apa alasannya?! Susan tidak salah aku yang salah!” [kata Andien di dalam hatinya.]

Dia menyesali perbuatannya. Gegara ulahnya, sohib kentalnya menjadi korban. Andien pun meninggalkan Ina sendirian di rumah sakit. Tanpa sepengetahuan Ina, Andien kembali ke kos. Dia ingin mencari tahu apa yang telah terjadi sebenarnya.

Apa yang terjadi sebetulnya? Kenapa Andien menyalahkan dirinya sendiri? Apa ada hubungannya dengan kepergiaannya selama beberapa hari dan tulisan cerita misteri-nya (baca: cerpen horor)? Penasaran kan? Baca kelanjutannya dalam Misteri Genderang dan Gadis Kecil Part 4.

----------
*) Penulis: Mia Farida yang beralamat di Bekasi. Anda dapat mengontaknya melalui twitter di @Jane609 atau email di jello1749@gmail.com.
Read more

Thursday, July 11, 2013

Cerpen Horor: Misteri Genderang dan Gadis Kecil [Part 2]

Cerpen horor karya Mia Farida

Misteri Genderang dan Gadis Kecil [Part 2]

Suara gelas jatuh ke lantai, Andien kaget bukan main hampir saja ia tersedak!

Susan: “Andien?”

Andien: “Iya, ini gue, Andien. Kenapa sih bikin gue kaget aja?”

Susan masih tetap tidak percaya sewaktu melihat Andien ada di hadapannya.

Andien: “Susan, udah nggak perlu bengong gitu. Gue emang seksi, tapi lo nggak perlu lihat kayak gitu juga kali, hehehe…”

Susan: “Ishh, lo tuh narsis banget! Lo dari mana aja sih? Gue sama Ina nyariin lo. Kenapa lo pergi nggak bilang-bilang sama kita? Tauk-tauk lo muncul di dapur!”

Andien: “Oh, jangan sedih. Gue cuma jalan-jalan sebentar, ke suatu tempat yang sunyi dan senyaaaapppp, hehehe… udah ah nggak usah dibahas lagi mending tidur. Udah malam besok ada kuliah pagi. Doseeeeen Kileerrr!”

Susan masih jengkel, karena seolah-olah Andien acuh dengan kekhawatiranya. Saat dia masih berdiri di dapur, sementara Andien sudah pergi dan kembali kamarnya.

Susan: “Ishh, nih anak nggak ngerasa dikhawatirin! Malah pergi gitu aja lagi. Nyebeliiiin!!!”

Tapi, akhirnya, Susan pergi mengikuti Andien, yaitu back to the room setelah mengambil segelas air minum.

***

Keesokan harinya.

Andien: “Hei, selamat pagi semua. Lho, kenapa masih pada bengong? Dimakan tuh sarapannya jangan diliatin aja!”

Susan dan Ina mematung tanpa kata. Mereka masih diliputi penasaran, kenapa andien pergi diam-diam dan ke mana? Tidak seperti kebiasaan Andien. Sebelum-sebelumnya, jika pergi dia selalu pamit. Tapi, kemarin tidak!

Susan: “Andien! Lo, sekarang jawab pertanyaan kita. Jujur ya! Selama dua hari lo ke mana?”

Andien: “Aduh Susan, kan udah gue bilang semalam kalau gue pergi ke suatu tempat. Emang masih belum jelas?”

Ina: “Maksud kita, ke suatu tempatnya itu di mana? Kita udah nyangka kalau lo itu kabur atau diculik orang. Untung kita belum lapor polisi.”

Andien: “Iya, deh sorry. Ya, udahlah. Ayo ke kampus. Nanti telat, nggak dapet ikut kelas si dosen iler, eh killer.”

Susan: “Apa yang sebenernya lo sembuyikan dari kita?”

Andien: “Nggak ada yang gue sembunyiin dari kalian berdua. Gue pergi ke suatu tempat yang sepi untuk mencari inspirasi. Gue mau menulis cerpen horor!”

“Menulis cerpen horor?” Susan dan Ina saling bertatapan, bingung dengan sikap Andien. Sepanjang perjalanan mereka hanya terdiam tak ada lagi pertanyaan yang keluar dari mulut mereka, setelah sampai dikampus mereka pun berpisah. [cerpen horor baca disini]

***

Malam harinya.

Ina: “San, lo ngerasa malam ini berbeda nggak sih?”

Susan: “Kayaknya sih, iya, Na. Dari tadi gue juga ngerasain hal sama, kayaknya dingin banget malam ini.”

Tiba-tiba dari kejauhan Susan, melihat seorang gadis kecil masuk ke kamar Andien.

Susan: “Eh, Na, lo liat anak kecil tadi yang lewat sini yang masuk ke kamar Andien nggak?”

Ina: “Hah, kapan? Nggak ada siapa-siapa dari tadi, San.”

Susan: “Barusan! Yakin nggak liat lo?”

Ina hanya menggelengkan kepalanya, karena ia tidak melihat apapun. Suasana pun berubah spooky, ketika mendadak muncul seorang gadis kecil di hadapan Susan, sambil menggendong boneka Lusuh. Susan pun menjerit sekuat tenaga.

Susan: “Arghhhh!!!”

Susan segera menggeser tubuhnya menjauhi gadis kecil itu. Dia kaget bukan main, karena gadis kecil itu mendadak muncul di hadapannya. Ina yang tidak melihat gadis kecil itu, bingung dengan ekspresi Susan yang seperti orang ketakutan. Ina mencoba mendekati Susan untuk menenangkannya.

Ina: “Susan, ada apa?”

Susan: “Itu, ada anak kecil.”

Ina: “Anak kecil? Mana? Ishh, San, jangan bikin gue takut dong!!!”

Susan: “Naaa, dia ke sini!”

Susan berusaha menutupi wajahnya dengan bantal sofa. Susan ketakutan betul demi melihat sosok gadis kecil itu. Wajah gadis kecil itu terlihat pucat dengan rambut panjang sebahu, tatapan mata yang tajam, dan membawa sebuah boneka sudah lusuh yang juga tidak kalah menyeramkan—seperti boneka Chucky.

Bagaimanakah kejadian selanjutnya? Apakah gadis kecil pembawa boneka itu akan membunuh Susan serta Ina? Atau mereka berdua justru tunggang langgang ketakutan? Ikuti keseruannya dalam cerpen horor Misteri Genderang dan Gadis Kecil Part 3.

----------
*) Penulis: Mia Farida yang beralamat di Bekasi. Anda dapat mengontaknya melalui twitter di @Jane609 atau email di jello1749@gmail.com.
Read more

Tuesday, July 9, 2013

Cerpen Horor: Misteri Genderang dan Gadis Kecil [Part 1]

Cerpen horor karya Mia Farida*

Misteri Genderang dan Gadis Kecil [Part 1]

Sudah beberapa hari Andien tidak kelihatan di kamar. Biasanya, jam segini dia sudah duduk di depan Laptop. Kalau sudah begitu tidak ada orang yang berani mengganggunya. Walau hanya sekedar menawarkan secangkir teh.

INA : “Susan lo tahu enggak sih Andien pergi kemana, sudah dua hari dia enggak pulang!”

SUSAN : “Wah... gue enggak tahu, Na. Iya sih sudah dua hari dia enggak pulang!! Gue pikir lo tahu, Na. Atau jangan-jangan dia pulang ke Bandung, sengaja enggak kasih tahu kita. Karena takut dimintain oleh-oleh.”

INA : “Iiih…ngaco…makanan aja pikiran Lo! Gue ngerasa ada yang enggak beres sama Andien belakangan ini sikapnya agak aneh gitu deh..!!”

 SUSAN : “ehem..ehem..mulai deh sok misteri lama-lama lo..ketularan Andien….bentar-bentar misteri, lo tuh ya berdua sama aja, suka yang hal-hala yang Misteri!! Iiih amit-amit deh..!!”

INA : “Ssssstttt…Ya udah sekarang kita berdua masuk kamar Andien..yuk!”

SUSAN : “Mau Ngapain Na??”

INA : “Ya kita periksa aja San…siapa tahu ada sesuatu!!”

Dengan sedikit ragu akhirnya Susan mengikuti Ina untuk memeriksa kamar Andien, dan ketika Ina dan Susan memeriksa kamar Andien semuanya masih berada di tempatnya tidak ada yang berubah, terkecuali LAPTOP!

INA : “Susan…semua barang Andien ada disini..! Dan pakaiannya masih ada! Tapi kemana Andien?!”

SUSAN : “Hei…Ina..coba kesini! Laptopnya Andien enggak ada Na..!!”

INA : “Berarti dia pergi cuma bawa laptopnya,terus kemana Andien?!”

Ina duduk di tempat tidur Andien, Ina terlihat cemas karena ia tidak tahu keadaan Andien dan pergi tanpa meninggalkan pesan apapun.

INA : “Tapi kemana Andien..kalau dia pulang kebandung dia pasti bawa pakaian kotor kan tapi pakaian kotor Andien masih ditinggal” [baca kumpulan cerpen horor lainnya]

Susan dan Ina diliputi rasa penasaran karena Andien tidak berada ditempat Kost sudah dua hari juga tidak ada kabar apapun,Andien seperti menghilang,akhirnya merekapun kembali kekamarnya masing-masing.

Beberapa menit kemudian,terdengar seperti suara derit pintu terbuka dari arah kamar Andien.

“kkreeeeeek….kreeeeeeeekk!!

INA : “Susan suara apa tuh!!

SUSAN : “Itu Seperti suara pintu kamar Andien..Na..?!

INA : “Iya itu suara Pintu Andien…!!

SUSAN : “Ayo..Na kita temui Andien…!!

Ina dan Susan pun bergegas kekamar Andien,mereka berharap itu Andien dan ketika mereka sampai disana!!

INA : “Susan tidak ada siapa-siapa  disiini!!

Dengan mengedap-endap Ina dan Susan masuk kekamar Andien…

INA : “Disini tidak ada siapa-siapa Na…!!

SUSAN : “Terus tadi suaraaa..apa San….iiiiih..!

Susan langsung kembali kekamarnya dan disusul dengan Ina mereka berdua ketakutan karena tidak dapat menemukan Andien dikamarnya.

Sementara itu di tempat lain Andien sedang asyik disebuah tempat yang sangat sunyi sepertinya tempat itu jarang di kunjungi oleh orang lain Andien ditemani oleh gadis kecil yang membantunya membuat cerita misteri gadis kecil itu tidak berbicara ia hanya menulis setiap kata-kata untuk Andien,lalu Andien menyalinnya kedalam tulisannya.

“Lalu bagaimana De..cerita selanjutnya kakak sudah Hampir Selesai nih..”

Andien berbicara dengan gadis kecil itu, akan tetapi gadis kecil itu hanya terdiam dan langsung pergi meninggalkan Andien Sendiri!

Andien berfikir mungkin saja gadis kecil itu merasa terganggu olehnya,itu sebabnya gadis kecil itu tidak merespon ucapan Andien hanya pergi begitu saja.

lalu dengan setengah berteriak Andien mencoba berkomunikasi dengan anak kecil itu yang terus berlari masuk kedalam hutan.

“yah..sudah Deee..tidak apa-apa kakak pergi dulu…yaaaaaa!!!,besok kita bertemu lagiiii disini”

akan tetapi gadis kecil itu sama sekali tidak memperdulikan ucapan Andien dia hanya terus berlari dan menghilang ditelan gelapnya malam yang disertai kabut tebal.

Andien bersiap untuk pulang dan menutup kembali Laptopnya lalu pergi meninggalkan tempat itu hanya butuh satu jam dari hutan itu menuju tempat kost Andien.

Sesampainya Andien di tempat Kost ia langsung meletakan Laptopnya,lalu pergi kedapur untuk mengambil air minum,baru saja andien menenggak air minumnya,

Tiba-tiba….”Praaaaaaangg!!

Bersambung ke cerpen horor: Misteri Genderang dan Gadis Kecil Part 2

----------
*) Cerpen horor ini ditulis oleh Mia Farida yang beralamat di Bekasi. Anda dapat mengontaknya melalui twitter di @Jane609 atau email di jello1749@gmail.com.
Read more

Sunday, June 30, 2013

Cerpen Horor: Misteri Hair Extension [Part 10]

Sebelumnya, cerpen horor: Misteri Hair Extension [Part 9]

Lusi sempat kebingungan ketika ditanyakan bukti dari mana kalau dia tahu, bahwa dial ah pelakunya

Lalu Lusi menunjukan sebuah surat yang bertuliskan pesan singkat dan berinisial “AW”.

“Surat ini dari kamu kan!kamu ingin Sita menemui kamu di terowongan itu kan dan dibawah nya tertanda “AW” ini kependekan dari nama “Andi Wiguna” iyah kan!!

Dan laki-laki itu pun tertwa sinis kepada Sita,

“Hei…dengar yah bukti itu tidak cukup kuat untuk membuktikan kalau aku membunuh Sita”,

“ Aku sama sekali tidak mengarang cerita,aku benar-benar mengetahui semuanya Sita selalu datang di Mimpi ku dan mengatakan kepadaku kalau yang membunuhnya adalah kekasihnya sediri!!

Terpaksa Lusi berbohong didepan laki-laki itu karena ia hanya ingin memancing kejujuran laki-laki itu walaupun sebenarnya Lusi tidak tahu siapa wanita yang dimimpinya itu karena wajah Sita sangat berbeda dengan di Photo yang dia pernah lihat dirumah Rara,.

Dan laki-laki itu pun terlihat sangat ketakutan ketika Lusi mengatakan hal itu, akan tetapi ia sama sekali tidak terpancing oleh Sita,

“Bukti itupun tidak cukup kuat untuk membuktikan kepada polisi kalau aku pembunuhnya “

“Jadi benar bahwa kamu pembunuhnya?! Lusi tetap kekeh bahwa laki-laki itu pembunuhnya,

Akhirnya laki-laki itupun mengaku pada lusi memang dia pembunuh Sita atas dasar cemburu!

“Iyah….memang aku yang membunuh Sita, karena Sita sudah berkhianat padaku dan ingin menikahi laki-laki sialaaan itu!dan ketika Sita bersumpah kepadaku kalau ia tidak mengkhinatiku,aku pura-pura percaya dan aku menuliskan surat untuk menemui aku diterowongan itu,lalu aku menyeretnya ke danau ini dan memukulnya lalu aku menghabisi rambut kesayangannya itu,aku menggundulinya dan mayatnya sengaja aku buang di terowongan itu agar orang lain menemukan mayatnya dan menguburkan Sita dengan layak!

Lusi sangat lega mendengar semua itu,dan ketika ia hendak pelan-pelan meninggalkan tempat itu Andi wiguna menyadarinya dan buru-buru menarik rambut Lusi.

“Heeeeiiiiiiiii…mau kemana kamu!! Kamu pikir dengan mengetahhui semuanya kamu bisa lari seenaknya,kamu tidak akan bisa lari,karena nasib kamu akan sama seperti Sita dan Rara! Kamu mau tahu kenapa Rara bunuh diri! Karena aku sudah memperkosanya karena dia sudah mengetahui semuanya,Rara sudah tahu kalau aku yang membunuh Sita dan dia tidak berani mengatakan kepada siapapun karena aku mengancam akan membunuh ibunya! Lalu mungkin ia memutuskan untuk bunuh diri karena dia terlalu takutttt! Hahahahaha..dan kamu tahu rambut yang kamu pakai itu adalah rambut Sita,aku menjualnya kesebuah salon!!

Andi Wiguna tertawa dengan puas karena dia merasa kalau kejahatannya tidak akan terungkap oleh siapapun dan tidak ada yang akan tahu kalau selama ini dialah orang membunuh Sita,dan menyebabkan Rara bunuh diri! [baca cerpen horor lainnya, disini]

Karena ia berencana akan membunuh Lusi juga karena Lusi telah mengetahui semuanya,keitka Lusi berusaha untuk kabur Andi langsung menyeretnya sama seperti apa yang ia lakukan pada Sita dan ketika Andi mulai mengayunkan parangnya tiba-tiba Rita datang dan menolong Lusi,lalu mereka berdua berusaha membela diri sekuat tenaga mereka,Tiba-tiba Rita mengambil Parang yang tadi di pegang oleh Andi dan berusaha menyerang andi dengan parang tersebut dengan membabi buta dan akhirnya andi terkena oleh sabetan parang tepat di perut dan andi pun jatuh tidak berdaya,tanpa membuang waktu mereka langsung pergi meninggalkan tempat itu tanpa memperdulikan andi.

Lalu Lusi dan Rita kembali kerumah Rara dan  ia bertemu dengan ibu Rara,  Lusi langsung menceritakan kejadian yang baru saja ia dan Rita Alami dan Lusi memberitahukan kepada ibu Rara kalau selama ini yang membunuh Sita dan juga memperkosa Rara itu adalah Andi,I bu Rara tidak percaya dengan apa yang diceritakan oleh Lusi karena yang ia tahu selama ini Andi Kuliah Jakarta yang tinggal hanya laki-laki yang dulu menyukai Sita,dan ibu Rara lebih mecurigai laki-laki itu ketimbang Andi,Karena yang Ibu Rara tahu Andi sangat menyayangi dan mencintai Sita jadi tidak mungkin dia sampai membunuh Sita dan memperkosa Rara,

Lusi berusaha keras meyakinkan Ibu Rara kalau memang andi pembunuhnya,dan b membawa ibu Rara ke danau itu untuk membuktikan kalau andilah pelakunya!,

Beberapa menit kemudian mereka sampai didanau itu,Lusi dan Rita sangat terkejut bukan main karena disanaaaa, Mereka tidak menemukan Mayat ANDI!!!

“Ini tidak Mungkiiiiiiin,,,,,Ritaaaa dimana dia?!!

“Gw enggak tauuuu..tadi…tadi dia..masih disini kan waktu kita lari meninggalkan danau ini!!!

Tanpa berkata apa-apa ibu Rara pergi meninggalkan danau itu dengan hati kecewa karena mereka tidak dapat membuktikan apa-apa dan ibu Rara menganggap ini hanya halusinasi atau abosesi mereka saja Ibu Rara terlihat sangat sedih karena kematian anak-anaknya tidak akan pernah terungkap dan akan tetap menjadi Misteri baginya.

Dan Andi tiba-tiba hilang entah kemana ia tidak ada di danau itu, danau itu pun terlihat sangat tenang seperti tidak terjadi apa-apa,Lusi dan Rita pun akhirnya kembali ke Jakarta dan sesampainya dijakarta Lusi langsung melepaskan RAMBUT nya dan akan menyimpannya,dalam hati Lusi berjanji pada Sita akan menyimpan RAMBUT itu.

“Maaf Sita aku tidak dapat membantu kamu untuk manangkap Andi, dia tiba-tiba menghilang didanau itu biarlah TUHAN yang akan menghukumnya,relakan dia dan aku akan menyimpan rambut kamu agar tidak dipakai oleh orang lain, selamat Jalan Sita semoga kamu tenang di alam Sana..”[TAMAT]

----------
*) Cerpen horor ini ditulis oleh Mia Farida yang beralamat di Bekasi. Anda dapat mengontaknya melalui twitter di @Jane609 atau email di jello1749@gmail.com.
Read more

Thursday, June 27, 2013

Cerpen Horor: Misteri Hair Extension [Part 9]

Sebelumnya baca dulu cerpen horor: Misteri Hair Extension [part 8]

Akhirnya, mereka berdua berusaha tenang dan diam sejenak untuk memikirkan jalan keluar bagi mereka berdua. Rita pun mengalah. Dia bersedia menemani Lusi sampai masalah ini selesai.

“Ok, gue ikut! Tapi, pastiin ke gue kalau cerita lo itu benar!” tukas Rita.

“Gue akan buktiin sama lo jika yang gue lihat dan rasa, semua nyata bukan obsesi gue. Thanks Rita, akhirnya lo mau ngertiin dan mau nemenin gue sampai masalah ini selesai,” sahut Lusi.

Akhirnya, mereka berpamitan kepada ibu Rara untuk mengambil mobil mereka yang mogok dekat terowongan kemarin siang. Mereka berjalan kaki dari rumah Rara sampai ke terowongan yang cukup jauh, jika ditempuh dengan berjalan kaki. Tiba-tiba di jalan, ia berpapasan dengan seorang laki-laki berusianya sekitar 30 tahun ke atas. Laki-laki itu menatap Lusi dan Rita dengan tajam. Dengan wajah sedikit tertunduk Rita dan Lusi melanjutkan perjalanan menuju terowongan tersebut.

Beberapa jam kemudian akhirnya mereka sampai di terowngan itu lalu Lusi langsung mencoba menstater mobilnya tanpa lama-lama lagi mobil Lusi sudah bisa jalan kembali, Lusi merasa sangat heran karena tiba-tiba mobilnya bisa jalan kembali seperti tidak ada masalah, dan setelah itu  Lusi kembali kerumah Rara, ketika sampai disana rumah Rara kosong Lusi tidak bertemu dengan Ibu Rara ia sudah berusaha memanggil-manggil ibu Rara akan tetapi tidak ada jawaban dari ibu Rara, Lusi mencari-cari ke Setiap ruangan akan tetapi semua kosong tidak ada siapa-siapa disana, tiba-tiba lusi mendengar suara orang menangis lirih seperti merasakan sakit bukan main, Lusi pun mencari asal suara itu ruangan demi ruangan akan tetapi ia tidak menemukan asal suara itu , tiba-tiba…

“Bugssss!!...” sebuah hantaman telak menghantam tengkuk lusi dan Lusi pun jatuh tak sadarkan diri.

Karena cukup lama Rita menunggu Lusi tidak keluar dari Rumah, Akhirnya Rita mencoba mencari Lusi masuk kedalam rumah,akan tetapi Rita tidak menemukan Lusi sudah 2 x keluar – masuk rumah Rita tetap tidak menemukan Lusi,dan Rita sangat cemas sekali karena tidak dapat menemukan temannya itu akhirnya Rita pun kembali masuk kedalam mobil sambil menunggu Lusi,

Sementara di tempat lain Lusi yang sedang tidak sadarkan diri dibawa oleh seorang laki-laki yang tadi sempat berpapasan dengannya di jalan, sepertinya laki-laki tersebut mengetahui tujuan Lusi datang kedesa ini karena secara diam-diam laki-laki tersbut sudah melihat Lusi bolak-balik kerumah Rara! [baca cerpen horor lainnya, disini]

Setelah hampir setengah jam akhirnya Lusi pun siuman dari pingsannya dani a sangat kaget sekali karena dia sudah berada di tepi danau persis tempat ia melihat seorang wanita itu dianiyaya oleh seorang laki-laki,

“Dimana aku?!! Kenapa  tiba-tiba aku ada disini?!dan melihat sosok laki-laki itu tepat dihadapannya sedang menatap tajam dirinya.

“Hei..siapa kamu!!kenapa aku bisa ada disini?!”

“kamu mau tau siapa saya!!....saya adalah kekasih Sita, Andi Wiguna!”

Lusi pun kaget bukan main ketika ia mengatakan bahwa laki-laki itu adalah kekasih Sita,ditambah lagi ia menyebutkan namanya “Andi Wiguna” dan Sita pun langsung teringat surat kecil yang bertuliskan inisial “AW”, apakah itu singkatan dari Andi Wiguna??,bisik Sita dalam hati.

“Hah jadi kamu kekasih Sita?! terus apa maksud semua ini!!..iyaaaah..sekarang aku baru ingat sekamu kan yang membunuh Sita!dan kamu juga kan yang menuliskan sebuah surat kepada Sita?!

Laki-laki itupun tak kalah terkejutnya dengan Lusi, karena Lusi telah mengetahui kalau dialah yang membunuh Sita. Namun, laki-laki itu tidak langsung mengaku kalau memang dialah pembunuhnya.

“Bukti apa yang kalian punya, jika aku yang membunuh Sita?” hardik si Andi Wiguna.

Bersambung ke cerpen horor: Misteri Hair Extension [part 10]
----------
*) Cerpen horor ini ditulis oleh Mia Farida yang beralamat di Bekasi. Anda dapat mengontaknya melalui twitter di @Jane609 atau email di jello1749@gmail.com.
Read more

Tuesday, June 25, 2013

Cerpen Horor: Misteri Hair Extension [Part 8]

Baca dulu sebelumnya cerpen horor: Misteri Hair Extension [Part 7]

Malam itu, Lusi dan Rita bermalam di rumah Rara. Mereka tidur di kamar Rara. Suasana kamar Rara begitu lembab dan membuat bulu kuduk Lusi dan Rita merinding. Lusi tidak bisa tidur dengan tenang. Ia tampak gelisah, karena otaknya berpikir bagaimana memecahkan misteri ini. Sementara, Rita sudah ngorok dengan nyenyak. Karena belum bisa tidur, Lusi memutuskan melihat-lihat isi kamar Rara.

Ketika Lusi baru saja membuka Laci meja Rara, tiba-tiba sebuah kotak kecil jatuh. Isi dari kotak itu berhamburan keluar. Lalu, Lusi mengambil satu persatu isi kotak tersebut tiba-tiba ia menemuka sebuah surat kecil dan surat itu tertulis.

     Temui aku dekat terowongan, sore ini.
     AW


Setelah membaca isi surat tersebut, benak Lusi dipenuhi tanda tanya. Kepada siapa surat itu ditujukan? Siapa AW?

Jam sudah menujukkan pukul 2 dinihari, dan Lusi masih belum bisa memejamkan matanya. Ia menyimpan surat kecil itu. Rencanya surat itu akan ia tunjukan kepada ibu Rara, mungkin ibu Rara mengenal insial dari nama AW tersebut.

Lalu Lusi mencoba merebahkan kembali tubuhnya mencoba untuk tidur, dan baru beberapa menit ia memejamkan matanya. Ia kembali bermimipi yang sama seperti malam-malam sebelumnya seperti ada yang mengejarnya dan meminta rambut itu dikembalikan dan ia pun terbangun dan keringat membasahi dahi Lusi seperti habis lari.

“Kenapa di mimpiku selalu ada wanita itu dan kenapa aku selalu mimpi yang sama setiap malam ia selalu meminta rambutnya dikembalikan, apakah ada hubungannya dengan rambut yang aku pakai? Tiba-tiba Lusi teringat rambut extensionnya yang baru saja dia pasang satu bulan yang lalu, jika benar ini ada hubungannya aku harus mencari tahu.”

Sambil terus berpikir lama kelamaan Lusi tertidur.

Hari sudah pagi, dan Rita sudah bangun lebih dulu karena ia sudah tertidur sejak sore tadi. Melihat Lusi masih tidur dengan pulas Rita pun akhirnya pergi untuk mandi dan bersiap-siap untuk pulang. [baca cerpen horor lainnya, disini]

“Lus…lusiii…bangun udah siang nih….lo mau pulang enggak?”

“Hmmmmmm…berisik banget deh,….”

“iiiih..berisik-berisik,…mau pulang enggak, terus apa kabar sama mobil kita?”

“Iya..ya…bawel deh..!!

Akhirnya Lusi pun cepat-cepat bangun dan lansung pergi ke kamar mandi,akan tetapi isi kepala lusi yang ada hanya pertanyaan demi pertanyan dan mencoba mencari jawaban atas misteri tersebut,setelah Lusi selesai mandi ia mencoba merapikan diri didepan washtafel tiba-tiba ia melihat seperti ada sosok yang sedang berjokok dengan menudukan kepala,dan posisi wanita berjongkok sama persis dengan apa yang dia lihat di pinggir danau tadi siang,perlahan ia mencoba memaligkan wajahnya kearah sosok tersebut,sosok itu tidak terlihat lagi!!

Lusi langsung keluar dari kamar mandi dengan tergesa-gesa hampir saja ia menabrak Rita.

“Hei..ada apa Lus kayak yang habis ngeliat hantu gitu sih!”

“Rita…sorry…kayaknya gw ga bisa ikut pulang sama lo deh,banyak yang harus gw selsaikan disini karena gw yakin ini semua ada hubungannya dengan hair extension  yang gw pakai ini!”

“Aaaah….jangan ngaco Lus…gw yakin ini cuma obsesi lo aja, dan ini engga ada hubungannya dengan hair extension yang lo pakai..Lus!!”

“Lo engga akan percaya dengan apa yang gw bilang Rit..karena lo engga ngerasain apa yang gw rasain!!”

“Okey…okey..gw emang engga ngerasain apa yang lo rasain,tapi ini semua enggak masuk diakal,gw engga percaya dengan hal-hal kayak begini!!

“Okey…Rit..lo boleh engga percaya dan lo boleh tinggalin gw disini sendiri biar gw sendiri yang akan menguak misteri ini sendiri!

Rita dan Lusi berdebat hebat karena Rita hanya ingin mereka pulang dan hidup dengan normal tidak dipusingkan dengan hal-hal yang bukan urusan mereka,akan tetapi Lusi tetap kekeh dengan keinginanya,untuk menguak misteri ini karena ia tidak ingin diganggu dengan Mimpi buruk terus menerus dan tidak hanya mimpi buruk terkadang Lusi melihat secara nyata!

Bersambung ke Misteri Hair Extension [Part 9]

----------
Cerpen horor ini ditulis oleh Mia Farida yang beralamat di Bekasi. Anda dapat mengontaknya melalui twitter di @Jane609 atau email di jello1749@gmail.com.
Read more

Friday, June 21, 2013

Cerpen Horor: Misteri Hair Extension [Part 7]

Bagi yang ketinggalan serial ini, baca dulu cerpen horor: Misteri Hair Extension [Part 6].

“Hingga kini, banyak penduduk desa yang mengaku melihat sosok “Sita” di dekat terowongan itu sampai ke danau. Ibu tidak tahu apa penyebab Rara bunuh diri itu semua masih misteri buat ibu.”

Wanita paruh baya itu tidak dapat menahan air matanya, jika ia mengingat kejadian itu ditambah lagi ia baru saja kehilangan Rara adik Sita. Sedangkan, suaminya sudah lama meninggal, karena sakit saat Sita dan Rara masih kecil. Kini, ia hidup sebatang kara ditemani misteri kematian kedua anaknya.

“Ibu hanya memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan ibu selalau berdoa agar anak-anak ibu tenang di alam sana dan semoga pembunuh Sita maupun Rara cepat terungkap. Karena, ibu merasa yakin kalau Rara meninggal bukan lantaran bunuh diri! Pasti ada sebab lain yang menyebabkan Rara bunuh diri?”

“Ibu minta tolong pada kalian agar membantu ibu mengungkap kematian Sita dan Rara agar mereka bisa tenang di alam sana.”

Setelah mendengar semua cerita Ibu Rara, Lusi baru mengerti kenapa mobilnya mogok ketika di terowongan. Ia sangat bersimpati dengan keadaan ibu Rara. Lusi pun berniat membantunya. Meski, ia tidak tahu harus memulainya dari mana.

“Ibu saya ingin sekali membantu ibu memecahkan misteri ini, tapi saya tidak tahu harus mulai dari mana dan bagaimana?” kata Lusi.

Ibu Rara hanya terdiam lalu ia pergi menuju kamar Rara, lalu beberapa menit kemudian ia kembali ke ruang tamu sambil membuah sebuah foto.

“Kalian bisa menolong ibu di mulai dari foto ini! Ini foto laki-laki itu. Foto ini diambil pada saat pacarnya Sita pergi kuliah di Jakarta,” jelas Ibu.

“Lalu, bagaimana kekasih Sita, Bu? Adakah kabar darinya sekarang?” Lusi bertanya bak seorang detektif.

“Ibu juga tidak tahu, Nak. Sejak kematian Sita, tidak ada kabar lagi tentangnya.”

Dalam hati Lusi berkata memang misteri harus segera terungkap, karena jika tidak arwah Sita tidak akan pernah tenang di sana.

“Baiklah, Bu… kami akan coba bantu ibu untuk mencari tahu siapa pembunuh Sita apapun risikonya nanti. Ini demi Ibu, Rara, dan Sita!”

Ketika mendengar pernyataan Lusi, Rita langsung menarik Lusi, sepertinya Rita cukup keberatan dengan rencana temannya itu.

“Sssttt..Lus…lo udah gila yah, sok main detektif-detektifan, pakai bilang mau bantu cari pembunuh Sita, emang lo pikir gampang! Polisi aja sampe sekarang belum ketemu siapa pembunuh Sita!! Ishh, sotoy banget deh!” [baca cerpen horor lainnya, disini]

“Iiiih…apa sih…Rita!!!”

“Hei…sini sebentar! lo yakin mau bantu Ibunya Rara!!

“Iya…gw yakin, kenapa?,,Lo takut yah!

“Iiiiihh..gila lo yah…harusnya lo pikir-pikir dulu ini kan bukan urusan Lo,lagian juga apa hubungannya sama Lo,…iihhh..ngaco! cari penyakit aja sih!,pokoknya gw enggak ikutan!lo aja sendiri!

“Yah..udah lagian juga siapa yang minta bantuan lo!”

Dengan santai Lusy menanggapi komentar Rita, dan Rita sedikit kesal dengan keputusan Lusi,

“Lusi…gw pastiin sekali lagi, lo yakin mau bantu ibunya Rara??!

“Iya Rit….iih Bawel deh!!

Rita diam sejenak sambil mencoba mempertimbangkan apakah dia membantu Lusi atau tidak, lalu beberapa menit kemudian Rita berubah fikiran dan dia bersedia membantu Lusi karena ia juga tidak ingin sesuatu terjadi pada Lusi sahabatnya itu.

“Lus…yah udah gw mau bantu,tapi jangan seneng dulu,setelah semua ini selesai lo harus teraktir makan siang selama 1 bulan setuju!!

“Beneran Rit..okey..gw setuju banget!

Lusi sangat senang sekali karena Rita ingin membantunya untuk menyelidiki dan mengukap Misteri kematian Sita.

“Thanksssss…..Rita lo emang sahabat gw paling baiiiiiik….”

“Aaah..udah…udah…enggak usah ngejilat deh!!..biasa aja!’..

“Ceuilleeeee..gitu aja marah, cepet keriput tau rasa Lo!!”

----------
Cerpen horor ini ditulis oleh Mia Farida yang beralamat di Bekasi. Anda dapat mengontaknya melalui twitter di @Jane609 atau email di jello1749@gmail.com.
Read more

Thursday, June 20, 2013

Cerpen Horor: Misteri Hair Extension [Part 6]

Supaya lebih nyambung baca cerpen horor: misteri Hair Extension [Part 5]

“Kejadian ini sudah lama sekali. Saat itu Rara masih berusia 14 tahun dan Sita, kakak Rara, berusia 17 tahun—ia begitu cantik dan banyak laki-laki yang mengejar-ngejarnya. Bahkan, ada beberapa pria berkeluarga yang rela meninggalkan istri-istri mereka demi mendapatkan Sita. Sita tidak mengindahkan mereka sama sekali. Sita sudah mempunyai seorang kekasih teman sekolahnya.

Ada seorang pria yang begitu menginginkan Sita, yang akan melakukan hal apapun. Termasuk membiayai Sita kuliah. Setamat SMA, pacar Sita kuliah di Jakarta. Itu juga atas biaya si pria itu. Pacar Sita setuju dengan hal itu. Tampaknya, ia sama sekali tidak mengetahui niat busuk laki-laki itu. Karena demi membahagiakan Sita, laki-laki itu membujuk pacar Sita, jika ia kuliah di Jakarta ia akan mendapatkan pekerjaan yang bagus dan itu bisa membahagiakan Sita.

Saat itu, mereka masih terlalu polos sama sekali tidak terpikir oleh mereka apa sebenarnya yang direncanakan laki-laki itu. Waktu pun terus berlalu. Pada tahun pertama pacar Sita masih sering mengirim kabar pada Sita. Laki-laki itu sendiri yang mengabari keadaan pacar Sita pada Sita, begitupun sebaliknya dia juga yang mengabari keadaan Sita pada kekasihnya bahwa Sita akan baik-baik saja dan dia berjanji akan menjaga Sita. Ternyata itu, hanya usaha laki-laki itu demi merebut hati Sita. Sita belum menyadarinya kalau itu hanya akal-akalan saja. Seiring berjalannya waktu, Sita mulai menyadari kalau laki-laki itu hanya berusaha memisahkan dia dengan kekasihnya. Sita pun sangat marah kepada laki-laki itu. [baca cerpen horor lainnya, klik di sini]

Sita tidak mau lagi bertemu dengan laki-laki itu. Sita selalu menghindarinya. Laki-laki itu tidak terima begitu saja sikap Sita, namun ia berusaha memasang wajah baik di hadapan Sita. Lalu, pelan-pelan Sita mulai membenci sikap dan perilaku laki-laki itu, yang terus memaksa untuk menjadikan Sita kekasihnya. Akhirnya, Sita pun berencana pergi meninggalkan desa. Ia ingin pergi ke kota demi menghindari laki-laki itu. Tentu saja ibu tidak menyetujui niatnya itu, karena ia tidak mengenal siapapun di Jakarta.

Ibu khawatir sekali. Namun, Sita tetap memaksa dan berusaha meyakinkan ibu kalau ia akan baik-baik saja di sana. Akhirnya, dengan sangat terpaksa ibu mengizinkan Sita pergi ke Kota. Setelah seminggu meninggalkan desa, ibu tidak pernah mendengar kabar dari Sita.

Suatu sore, ketika Ibu tengah santai, duduk-duduk di ruang tamu sambil menonton tv dengan Rara, seorang polisi datang. Polisi itu membawa kabar buruk dari langit bahwa mereka menemukan mayat seorang gadis di dekat terowongan.

Polisi meminta ibu untuk memeriksa mayat sang gadis. Apakah ibu mengenalnya? Polisi itu sudah menanyakan ke setiap warga mereka tidak mempunyai anak gadis yang usianya sekitar 17 tahun. Hanya Ibu satu-satunya orang yang punya anak gadis seusia itu.

Ketika melihatnya, Ibu tidak yakin itu mayat Sita. Ia tidak punya firasat apa-apa tentang kematian Sita. Namun, kematian adalah misteri Ilahi yang kedatangannya tidak bisa diterka. Kapan, di mana, dan bagaimana datangnya. Namun, polisi meminta Ibu untuk meyakinkan diri sendiri jika mayat itu bukanlah mayat Sita.

Lalu, ibu pergi mengikuti polisi itu ke rumah sakit dan langsung menuju kamar mayat. Ketika mayat gadis itu dibuka! Ibu hampir tidak mengenalinya, karena kepalanya gundul! Lagi-lagi Ibu berusaha menyangkal kalau itu Sita. Sita mempunyai rambut yang hitam, panjang, indah, dan lebat. Namun, setelah Ibu memeriksa ulang seluruh tubuh mayat gadis, ternyata benar itu adalah Sita. Saat itu, Ibu sangat terpukul sekali kenapa ini bisa terjadi pada Sita. Padahal, ia anak baik dan tidak aneh-aneh. Hingga kini masih belum terungkap siapa pembunuh Sita!”

----------
Cerpen horor ini ditulis oleh Mia Farida yang beralamat di Bekasi. Anda dapat mengontaknya melalui twitter di @Jane609 atau email di jello1749@gmail.com.
Read more

Monday, June 17, 2013

Cerpen Horor: Misteri Hair Extension [Part 5]

Untuk yang ketinggalan mengikuti, silakan menuju ke cerpen horor: Misteri Hair Extension [Part 4]

Samar-samar Lusi melihat seorang wanita berkepala botak itu sedang duduk menundukkan kepala. Perlahan Lusi menghampiri dan tangannya berusaha menyentuh bahu wanita itu. Ketika tangan Lusi hampir menyentuhnya, tiba-tiba wanita itu menoleh ke arah Lusi. Lusi kaget bukan main. Wajah wanita itu menyeramkan betul. Ditambah lagi, wanita itu… tidak punya bola MATA! Tidak punya bola MATA! Tidak punya…

Karena terkejut, Lusi terjengkang ke belakang. Wanita itu terus mendekati Lusi. Sementara itu, Rita mengajak Lusi untuk segera capcus dari tempat itu. Tapi… bagaikan di alam mimpi, mereka berlari di tempat. Seluruh badan mereka terasa berat. Sementara, wanita itu terus menghampiri mereka!

KEMBALIKAN RAMBUTKU! KEMBALIKAN RAMBUTKU!” pekik wanita itu. Suaranya terdengar mengerikan di telinga Rita dan Lusi.

Baik Lusi maupun Rita, sama sekali tidak mengerti apa maksudnya “kembalikan rambutku!”

“Apa maksudmu? Aku tidak mengerti!” Akhirnya Lusi berteriak, sambil menahan rasa takut.

Sosok wanita itu pun terus meminta rambutnya tanpa menjelaskan maksudnya. Dan, Lusi pun masih tetap tidak mengerti apa yang dimaksud wanita itu. Lusi terus berusaha untuk berlari diikuti Rita dari belakang. Wanita itu mendadak raib, hilang tanpa bekas.

***
Beberapa jam berikutnya.

Mereka berlarian tak tentu arah. Mereka tidak lagi memikirkan mobil yang mereka tinggalkan di dekat terowongan tadi. Tahu-tahu, Lusi dan Rita mendatangi rumah Rara.

“Rita, tunggu! Sepertinya aku mengenal daerah ini,” Lusi mengernyit mengingat-ingat. “Sepertinya rumah Rara! Iya benar ini rumah Rara! Oh, Tuhan, akhirnya kita sampai juga di rumah Rara.” [untuk membaca cerpen horor lainnya klik disini]

Dengan sedikit bingung Rita mengikuti saja ajakan Lusi masuk ke rumah itu! Tanpa ragu-ragu Lusi mengetuk rumah itu!

“Permisi, permisi.”

Pintu pun dibuka.

“Loh, kamu Lusi kan teman Rara? Ayo silakan masuk! Ini sudah malam dari mana kamu malam-malam seperti ini. Naik mobil?” Wanita paruh baya itu pun melihat-lihat keluar halaman dan ia pun tidak melihat kendaraan apapun disana dan itu membuatnya pertambah bingung!

“Mobil saya mogok tepat di depan terowongan jembatan tadi siang Bu! Dan ini teman saya, Rita.”

Ibu Rara terlihat seperti sudah mengetahui penyebab kenapa mobil Lusi mogok tepat di depan terowongan tersebut. Lusi memperhatikan wajah ibu Rara, sepertinya dia tidak terkejut sama sekali waktu Lusi mengatakan mobilnya mogok di sana.

“Kenapa. Bu? Sepertinya ibu tidak merasa aneh kenapa mobil saya mogok di tempat itu? Apa ibu mengetahui sesuatu?” Lusi bertanya.

Sebelum bercerita ibu Rara mempersilakan Lusi dan Rara masuk ke dalam rumah.

“Kalian masuk dulu, nanti ibu akan menceritakan semuanya pada kalian.”

Dan dengan sangat hati-hati Ibu Rara menceritakan kejadian yang sebenarnya kepada Lusi dan Rita.

Apakah yang diceritakan oleh Ibu Rara mengenai semua misteri ini? Bersambung…

----------
Cerpen horor ini ditulis oleh Mia Farida yang beralamat di Bekasi. Anda dapat mengontaknya melalui twitter di @Jane609 atau email di jello1749@gmail.com.
Read more

Saturday, June 15, 2013

Cerpen Horor: Misteri Hair Extension [Part 4]

Sebelumnya, Cerpen horor Misteri Hair Extension [Part 3]

Di tempat lain, Lusi penasaran sekali dengan sosok itu. Ia terus mengikutinya. Tiba-tiba, ia mendengar suara tangisan, atau lebih tepatnya rintihan kesakitan.

“Huuuk.. hukk.. huk aughhhh.. aughhh ampuuuuun.. ampuuunnn.. ampuni saya..”suara itu seperti bibir gemetar. Lusi pun mengikuti arah suara tersebut. Terus masuk ke dalam kegelapan malam, hingga suara itu makin jelas terdengar oleh Lusi.

“Huuuk.. hukk.. huk aughhhh.. aughhh ampuuuuun.. ampuuunnn.. ampuni  saya..”

Dan sesampainya di tempat itu Lusi melihat sosok wanita sedang berjongkok memohon ampun dengan seseorang yang sedang berdiri, di hadapan sosok wanita itu dan sepertinya dia seorang laki-laki berdiri tegap tanpa mengindahkan permohonan ampun dari wanita itu. Lusi hanya bisa melihat dari kejauhan. Ia melihat laki-laki tersebut terus memukuli wanita itu dan menarik rambut wanita itu, lalu menyeretnya, Lusi sangat ketakutan melihat kejadian itu ingin sekali Lusi membantu wanita itu tapi ia tidak berani untuk mendekat,Lusi terus mengikutinya,sampailah mereka di tepi danau yang cukup luas dan airnya terlihat sangat tenang,lalu laki-laki itu berhenti tepat di tepi danau tersebut lalu laki-laki itu memotong habis rambut wanita itu dan wanita itu menangis histeris sambil memohon ampun kepada laki-laki itu namun laki-laki itu tidak perduli sama sekali dia terus saja memotong rambut wanita sampai kepala wanita itu gundul!,Lusi yang  melihat kejadian tersebut ingin rasanya ia menolong wanita itu tapi ia tidak punya cukup keberanian untuk mencegahnya,Lusi hanya bisa melihat dari kejahuan dan tiba-tiba perhatian Lusi dialihkan oleh suara seseorang yang memanggil namanya,ternyata itu Suara Rita,

“Lus…Lusiii..Dimana kamuuuuu…gw takuttt nih….”

Lalu tanpa menyahut panggilan Rita, Lusi langsung menghampiri Rita, karena jika Lusi menjawab panggilan Rita, ia takut orang yang berada dinpinggir danau akan mengetahui keberadaannya.

“Sssssstttt….jangan teriak-teriak, nanti ketahuan dengan mereka,” dengan suara agak berbisik Lusi memperingati Rita agar tidak berisik.

“Iyaaa..tapi ada apa Lus,…kenapa lo tinggalin gw sendirian di terowongan itu, gw takuttt tauuu!”

Dan Rita pun ikut bicara setengah berbisik.

“Gw tadi melihat ada seorang wanita lewat di depan terowongan itu, lalu gw ikutin terus sampai ke danau ini, karena gw penasaran siapa wanita itu dan kenapa laki-laki itu menganiayanya.”[baca cerpen horor lainnya di link berikut]

Lusi berusaha menjelaskan kepada Rita kenapa sampai ia meninggalkannya diterowongan, sambil mendengar cerita dari Lusi, Rita berusaha melihat kea rah danau yang di tunjuk oleh Lusi, akan tetapi Rita tidak melihat siapa-siapa disana, yang ada hanya air danau yang tenang dan memang seperti banyak menyimpan misteri disana.

“Haloooo….Lusi..gw  enggak liat siapa-siapa disanaaa, yang ada hanya Air danau enggak ada siapa-siapa disana….coba lo liat kesana?!!

Dan ketika Lusi melihat ke arah danau memang tidak ada siapapun disana, Lusi sempat bingung karena dia melihat dengan jelas ada seseorang disana sedang menganiaya seoarang wanita dengan sadis.

“Tapi Rita tadi itu benar ada seseorang disana dan dia menganiaya seorang wanita. Lalu memotong habis rambut wanita itu!!” Lusi berusaha meyakinkan Rita, bahwa yang ia lihat itu benar dan dia tidak sedang berhalusinasi,

“Aaaaaah..sudahlah Lus..ayo kita kemabali ke mobil mungkin nanti akan ada orang yang akan membantu kita.”

Dengan wajah yang masih kebingungan dan sesekali Lusi menoleh kea rah danau itu,ia pun pergi mengikuti Rita menuju ke mobilnya,

Dan…….tiba-tiba…

“Auugghhhhh…tooooolooong…..toooolooong..aku….”

“Rita….ritaaaa ..dengar itu?!!

“Dengar apaaa, gw enggak dengar apa-apa?!

“Masa sih…lo ga denger ada suara minta tolong…apa mungkin itu suara wanita itu?!!

“Wanita siapa?!! Aaah..ngaco aja deh…!gw jadi takut nih…!!

“Coba lo dengeriiin deh!!!

“Auughgghh..auaauauuuugh..tolong saya, toloong saya,!!!”

“Gw harus menolongnya, kalau lo enggak mau ikut yah udah gw pergi sendiri!!

Tanpa ragu-ragu lagi Lusi akhirnya meninggalkan Rita sendiri, tak lama kemudian Rita menyusul Lusi karena ia juga takut kalau harus tetap disitu sendiri,

“iiiih….ya udah gw ikuttt..Lagiaaan juga siapa mau disiini sendiri iiiiiiihhh..!!!

----------
*) Cerpen horor ini ditulis Mia Farida yang beralamat di Bekasi. Anda dapat mengontaknya melalui twitter di @Jane609 atau email di jello1749@gmail.com.
Read more

Friday, June 14, 2013

Cerpen Horor: Misteri Hair Extension [Part 3]

Cerita sebelumnya dari cerpen horor: “Misteri Hair Extention” [Part 2]*

Keesokan hari.

Lusi terbangun dengan tergesa. Jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi. Sudah pasti ia terlambat kuliah. Karena itu, ia mengambil smartphone BlackBerry miliknya dan segera menghubungi Rita, teman sekelasnya, untuk meminjam catatan kuliah pagi hari ini.

Beberapa jam kemudian, Rita pun tiba di rumah Lusi sambil membawa catatan yang dipesan Lusi. “Tumben lo nggak ke kampus? Kenapa emangnya?” tanya Lusi.

“Gue lagi enggak enak badan. Bawa catatan kuliahnya nggak?”

“Nih,” Rita menyerahkan catatannya. “Eh, btw tadi lo mau ngomong apa sih? Padahal kan bisa aja lo ketemu gue di kampus  besok, manja banget. Pake minta dianterin segala!”

“Lo mau tau kenapa kenapa gue nyuruh lo ke sini? Gue mau lo nemenin gue ke luar kota. Ada hal penting yang harus gue selesain. Ini penting banget!”

“Wuiihhh… serius banget. Hal penting apa tuh?”

“Heh...ini beneran serius… lo harus anter gue sekarang!”

Dengan tergesa-gesa Lusi langsung menarik tangan Rita menuju garasi mobil. Lusi langsung tancap gas mobilnya dan melaju sangat kencang karena ia takut kemalaman di jalan sebelum sampai di rumah Rara. Di sepanjang perjalanan Rita masih terlihat bingung dengan ulah temannya itu, “Lus, sebenarnya ada apa sih, bikin gue takut deh.” [klik disini untuk membaca cerpen horor: Misteri Hair Extension [Part 1]]

“Udah jangan berisik, nanti juga lo tahu sendiri.”

“Ish, sok misteri. Tambah bikin gue penasaran aja lo!”

Lalu tiba-tiba di tengah perjalanan dan hampir sampai ke rumah Rara, mobil Lusi mogok. Ia lupa untuk mengecek kondisi mobilnya siang tadi sebelum berangkat karena terlalu tergesa-gesa, hari sudah menjelang sore Lusi dan Rita masih setengah perjalan untuk  menuju ke rumah Rara. Mereka berdua kebingungan harus meminta bantuan siapa. Karena, sepanjang jalan mereka belum melihat satu orang pun yang lewat. Hujan pun turun, Lusi dan Rita pun berlari menuju sebuah terowongan jembatan untuk berteduh. Hari bertambah sore dan hujan belum juga reda. Lusi terlihat sangat gelisah. Raut wajahnya menampakkan hal tersebut. Itu lantaran ia belum mengenal daerah tersebut.

“Lus, apa kita akan terus disini?” tanya Rita membuka suara.

“Iya mau bagaimana lagi Rit… Kita akan tunggu hujan agak reda, baru kita lanjutkan perjalanan.”

Lalu tiba-tiba sesosok bayangan melesat. Lusi sempat melihat sekelebat bayangan tersebut seperti seorang wanita. Lalu, diam-diam ia mengikuti sosok bayangan tersebut. Tanpa sadar Lusi sudah meninggalkan Rita. Sementara Rita sendiri tidak memperhatikan Lusi pergi. Karena, pandangan mata Rita beralih pada mobil Lusi yang mogok. Ketika Rita menoleh ke belakang Lusi sudah tidak ada, Rita kebingungan mencari Lusi kesana-kemari. Rita kehilangan jejak Lusi!

----------
*) Cerpen horor ini ditulis Mia Farida yang beralamat di Bekasi. Anda dapat mengontaknya melalui twitter di @Jane609 atau email di jello1749@gmail.com.
Read more

Thursday, June 13, 2013

Cerpen Horor: Misteri Hair Extension [Part 2]

Cerita sebelumnya dari cerpen horor: “Misteri Hair Extention” [Part 1]

“Saya bertemu dengan Rara satu bulan yang lalu. Kami bertemu di sebuah kafe. Saat itu, ia bersama temannya yang tengah merayakan sesuatu. Saya adalah teman Rara waktu SMP. Dulu kami sahabat dekat, Bu. Setelah lulus, kami berdua tidak lagi berhubungan, karena Rara pindah rumah. Kami pun tidak pernah bertemu lagi. Di kafe itulah saya terakhir kali bertemu dengan Rara. Kami bercerita banyak mengenang masa-masa SMP dulu. Setelah itu, Rara memberikan sesuatu pada saya. Ia bilang sebagai kenang-kenangan, karena dulu tidak sempat memberikan apa-apa. Ia juga memberikan alamat rumah dan rambut buatan ini. Kami menyebutnya, hair extension. Karena, Rara bilang sudah bosan dengan rambut ini. Saya menerimanya dengan senang hati. Kebetulan saya memang berencana menyambung rambut saya. Setelah itu, kami berpisah karena sudah larut malam. Saya berjanji akan terus berhubungan dengannya.” Lusi menjelaskan panjang lebar tentang pertemuannya dengan Rara.

Setelah Lusi menceritakan pertemuaannya dengan Rara, ibu Rara pun menceritakan semuanya apa yang terjadi sebenarnya, pada Rara akhir-akhir ini. “Ibu juga tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya pada Rara. Cuma beberapa waktu lalu, ibu perhatikan ia seperti yang sedang ketakutan dan seperti ada yang mengejar-mengejarnya. Setiap kali ibu tanya, ia cuma menangis dan ketakutan. Ibu bingung sekali saat itu,lalu pada malam itu terakhir kalinya ibu mendengar Rara memanggil ibu,dan ibu langsung pergi menuju kamar Rara dan setelah itu...”

Ibu Rara tidak kuat lagi mengatakan yang sebenarnya. Akan tetapi, Lusi terus mendesak ibu Rara untuk mengatakan yang sebenarnya terjadi pada Rara… [klik di sini untuk membaca cerpen horor yang ditulis Mia Farida lainnya]

“Ayo ibu katakan pada saya... apa yang sebenarnya terjadi pada Rara?” desak Lusi.

“Rara, Bunuh diri!”

Ibu Rara langsung menangis tak dapat menahan air matanya, jika mengingat kejadian itu. Lusi pun sangat terkejut mendengarnya. Lusi cuma terdiam tidak tahu apa yang harus dikatakan. Lusi akhirnya pamit pulang, karena hari semakin larut. Sepanjang perjalanan, Lusi masih terus berpikir dan merasa ada yang ganjil.

***

Dua jam kemudian.

Sesampainya di rumah, ketika sedang memakirkan mobilnya di garasi rumah, Lusi merasa ada  sosok bayangan melintas di belakangnya. Lusi berusaha mencari di sekeliling ruangan, akan tetapi ia tidak menemukan siapa-siapa. Tiba-tiba terdengar suara sesuatu jatuh ke lantai.

“Praaaangggg…!!!”

Lusi terkejut bukan main ia langsung mencari asal suara itu, dan ia menemukan seperti sebuah besi jatuh ke lantai, wajah Lusi pun terlihat ketakutan sambil mengambil besi tersebut Lusi langsung masuk ke dalam rumah.

Lusi pun segera masuk ke dalam kamarnya dengan napas terengah-engah. Karena, Lusi sangat takut sekali, ia mengunci kamarnya dan langsung mencuci wajanhya di wastafel. Ia tampak ketakutan sekali.

Hingga sejam kemudian, Lusi tidak dapat memejamkan matanya. Dan, brak… tiba-tiba jendela kamar terbuka. Lusi menghampirinya dan melihat di kejauhan sosok wanita. Lusi pun segera turun ke lantai bawah untuk memastikan apakah itu benar wanita sungguhan atau bukan. Ternyata apa yang dilihat Lusi salah. Tidak ada seorang pun di tempat yang Lusi lihat ada sosok wanita menatapnya.

Lusi kembali masuk ke dalam rumah. Jam sudah menunjukkan pukul 01.00 wib. Ia meneguk segelas air putih dan berusaha untuk tidur.

----------
*) Mia Farida, penulis cerpen horor ini beralamat di Bekasi. Anda dapat mengontaknya melalui twitter di @Jane609 atau email di jello1749@gmail.com.
Read more

Wednesday, June 12, 2013

Cerpen Horor: Misteri Hair Extension [Part 1]

Cerpen Horor ini ditulis oleh Mia Farida*

Setiap wanita ingin tampil cantik, setiap wanita ingin selalu dikagumi, dan setiap wanita ingin menjadi pusat perhatian setiap orang—baik laki-laki atau wanita. Karena, wanita pada kodratnya ingin selalu tampil cantik dan sempurna.

Kisah ini di mulai pada tahun antara tahun 2011, saya tidak terlalu ingat tahun berapa tepatnya, dan pada saat itu sedang marak hair extension atau penyambung rambut hampir di setiap salon terdapat hair extension dengan harga yang bersaing. Di setiap salon yang menyediakan fasilitas itu selalu penuh dikunjungi bagi wanita-wanita yang bosan dengan gaya rambut pendeknya dan ingin secara instan memiliki rambut panjang agar terlihat lebih cantik.

Lusi adalah salah satu dari wanita yang juga ingin tampil lebih cantik. Meskipun dia sudah cukup manis dengan rambut pendeknya. Dengan membawa hair extension sendiri, yang ia dapatkan dari seorang teman—menurut temannya, hair extention itu asli rambut manusia dan bukannya rambut sintetis.

Lalu, Lusi pun pergi ke salon langganannya, dan dia menyampaikan keinginannya itu kepada penata rambut langganannya untuk menyambung rambut pendeknya. Setelah se-jam rambut itu terpasang sempurna di kepala Lusi. Hasilnya, Lusi terlihat lebih cantik. Sempurna!

***

Satu bulan kemudian.

Setelah sebulan Lusi menggunakan rambut tersebut, Lusi sering bermimpi aneh dan menyeramkan. Dalam mimpinya itu, Lusi selalu didatangi sosok wanita misterius. Lusi sama sekali tidak mengerti, mengapa selalu bermimpi yang sama setiap malam. Lalu, timbul pertanyaan dalam hati Lusi, siapa wanita itu? Dan mengapa ia selalu bermimpi tentang dia? Dan di dalam mimpinya wanita tersebut terlihat begitu marah dan seperti menyimpan dendam.

Akhirnya, Lusi menemui Rara, teman yang memberikan rambut itu kepadanya. Lusi hanya ingin bertanya, mengapa setelah sebulan menggunakan rambut ini, ia selalu bermimpi buruk. Apakah ini hanya kebetulan atau memang ada sesuatu dengan rambut ini. Entahlah, itu harus dipastikan dulu kepada Rara. [klik di sini untuk membaca cerpen horor yang ditulis Mia Farida sebelumnya]

Lusi pun langsung mengambil mobilnya dan langsung pergi meninggalkan rumah menuju luar kota karena kebetulan rumah Rara temanya itu berada jauh di luar kota. Setelah menghabiskan dua jam perjalanan Lusi pun sampai di tempat yang dituju.

“Permisi. Permisi. Permisi.” sudah tiga kali panggilan Lusi tidak disahuti. Lalu Lusi melihat jam di tangannya. Waktu baru menunjukkan pukul 7 malam. Tidak mungkin orang-orang yang berada di dalam rumah tersebut sudah tidur.

“Permisi, apa ada orang di dalam?!”

Tiba-tiba saja pintu terbuka lalu keluarlah seorang wanita separuh baya.

“Ya, siapa yah?” tanya wanita paruh baya itu.

“Saya Lusi, teman Rara anak ibu. Ini rumahnya Rara kan, Bu?”

“Ya, benar ini rumah Rara. Ayo silakan masuk?”

“Maaf bu, saya agak buru-buru, karena hari sudah malam, bisa saya langsung bertemu dengan Rara? Karena ada yang saya mau tanyakan kepada Rara, penting sekali.”

Tiba-tiba wanita paruh baya itu terdiam, wajahnya terlihat sedih sekali, sesekali ia mengusap air matanya yang keluar tanpa terasa olehnya. Lusi terlihat sangat bingung melihat wanita paruh baya itu. ‘Mengapa tiba-tiba saja wanita itu menangis, apa ada yang salah dengan ucapanku?’ Lusi bertanya-tanya dalam hati.

“Maaf ibu, kenapa ibu sedih?”

“Kapan kamu terakhir bertemu dengan Rara?” Wanita paruh baya itu bertanya balik kepada Lusi.

Bersambung ke Misteri Hair Extention [Part 2]

*) Mia Farida, penulis cerpen horor ini beralamat di Bekasi. Anda dapat mengontaknya melalui twitter di @Jane609 atau email di jello1749@gmail.com.
Read more

Sunday, June 9, 2013

Cerpen Horor: Kelas Malam Cintya

Cerpen horor dari Yissa Luthana*

Cintya berlari diburu waktu menuju gedung laboratorium biokimia pangan yang berjarak sepuluh meter dari gerbang kampusnya. Malam ini ada ujian praktikum biokimia pangan. Cintya terlambat lima belas menit. Ia sudah bisa membayangkan dua tanduk di kepala asisten praktikumnya. Biasanya gadis itu tak pernah berani berjalan sendirian di gedung laboratorium karena ia pernah melihat penampakan disana. Tapi malam ini, keterlambatannya membuatnya terburu-buru dan lupa kalau sekarang ia berlari sendirian di gedung terangker yang ada di kampusnya. Pintu laboratorium biokimia sudah ada sepuluh meter di depan mata Cintya. Ia harus menuruni sepuluh anak tangga untuk sampai di sana. Langkahnya tergesa-gesa, dan kesialan ditemuinya. Sepatu berhak tinggi milik Cintya menginjak rok panjangnya hingga membuat gadis itu terpeleset dan jatuh berguling-guling menuruni tangga. Ia jatuh tersungkur dan wajahnya membentur keras lantai di bawah anak tangga. Cintya tak mampu melihat apapun. Gadis itu pun pingsan.

***

Beberapa menit kemudian, Cintya tersadar dari pingsannya. Ia melihat koridor laboratorium yang ada di depannya begitu sepi dan dingin. Kabut malam yang berarak pelan membuat tempat itu begitu angkuh. Pelan, Cintya bangun dari lantai. Ia merapikan pakaian dan rambutnya. Tak ada luka di wajah, tangan, ataupun kakinya. Cintya juga masih bisa berjalan. Jatuh dari tangga sedikit membuat kepalanya pusing tapi tak membuatnya lupa kalau ia harus mengikuti ujian biokimia pangan.

***

Cintya buru-buru mendatangi ruang praktikum biokimia pangan. Setelah membuka pintunya, isi ruangan itu sepi tak berpenghuni. Cintya lalu melihat arlojinya. Ia yakin kalau malam itu adalah hari Kamis, 12 Desember 2010 pukul 7 malam. Tapi kenapa tak ada seorang pun di dalam kelas biokimia?

Cintya bingung dan belum menemukan jawabannya. Gadis itu lalu mendatangi salah satu meja di dalam ruang praktikum. Ia melihat banyak kertas ujian tergeletak rapi di sana. Kertas itu bergerak sendiri dan ada yang menorehkan tinta di atasnya, namun yang menulisinya tidak terlihat (seperti kertas ujian hantu). Cintya melangkah mundur karena ketakutan. Tiba-tiba saja seperti  ada orang yang menabrak pundaknya dari belakang. Cintya terdorong dan terjatuh ke lantai. Ia melihat secarik kertas ujian melayang di depannya dan mendarat satu kaki di ujung sepatunya. Ada tangan asing yang meraih kertas itu lalu menghilang. Cintya merasakan gapaian tangan itu menyentuh sepatunya. Ia semakin ketakutan. Ujian praktikum malamnya berubah menjadi ujian alam gaib. Cintya bangun dari lantai dan berlari menuju pintu. Tapi langkahnya terhadang oleh kemunculan Andini, teman Cintya yang tewas bunuh diri (menjatuhkan dirinya dari lantai lima gedung kuliah) lima hari yang lalu. Cintya shock dan menjerit ketakutan. Andini menarik Cintya dan membungkam mulutnya tapi Cintya terus memberontak dan mendorong tubuh dingin Andini. Ia seperti menyentuh mayat beku saat memegang kulit Andini.

Andini berusaha mengajak Cintya keluar dari ruang praktikum namun Cintya menolak. Saat Cintya melangkah mundur, kembali ke meja praktikum, seperti ada banyak orang yang berlarian menabrak tubuhnya dari belakang. Cintya kembali terdorong dan terjatuh ke lantai. Pintu ruang praktikum terbuka lalu tertutup dan terkunci dari luar dengan sendirinya. Cintya nyalang kebingungan. Tatapannya beralih ke Andini yang masih berdiri menunggunya di samping pintu. Cintya heran kenapa arwah Andini menganggunya. Lalu terdengar suara teriakan yang  gsangat keras dari arah tangga di luar ruang praktikum.

Cintya bangun dari lantai dan berlari membuka pintu. Andini tersenyum pelik melihat ketakutan Cintya. Ia tak berhasil membuka pintu nya karena terkunci dari luar. Andini lalu menepuk pundak Cintya. Cintya diam menunggu apa yang akan dilakukan Andini. Pintu yang terkunci itu didorong Andini dengan telapak tangannya dan langsung terbuka. Andini menyuruh Cintya untuk segera keluar.

***

Di luar ruang praktikum, Cintya melihat ada nenek-nenek tua berpakaian Belanda, berdiri membungkuk memegang alat pel. Nenek itu tersenyum lebar saat berpapasan dengan Cintya. Wajah nenek itu sangat menyeramkan seperti hantu. Cintya menggelengkan wajahnya dan langsung membalikkan badan. Cintya berlari menuju tangga yang tadi dilaluinya. Samar-samar, ia melihat teman-temannya yang tadi tak dilihatnya, berkerumun di depan tangga. Cintya buru-buru menghampiri mereka. Cintya penasaran, apa yang sedang dilihat teman-temannya. Satu per satu pundak teman-temannya direngkuh Cintya tapi tak ada yang menolehnya. Setelah menerobos kerumunan teman-temannya, gadis itu akhirnya melihat dirinya sendiri terbaring bersimbah darah di bawah anak tangga.

“Tidaaak……!”

Cintya berteriak histeris lalu lari dari kerumunan teman-temannya. Ia kembali ke lorong gelap di depan ruang praktikum. Di sana Andini dan Nenek Penjaga Sekolah tersenyum melihat tingkah Cintya. Gadis itu memegangi kepalanya dan terus berteriak. Mereka lalu berdiri di depan cermin lebar yang terpajang di tembok ujung lorong. Cintya melihat wajahnya seperti wajah Andini dan Nenek Tua Penjaga Sekolah. Mata gadis itu berlinangan air mata. Andini lalu merengkuhnya dan berkata, “Selamat datang, Cintya!”

*) Detail penulis cerpen horor: Yissa adalah seorang pengajar dan penulis indie. Ia hobi melukis, berenang dan memasak. Blog yang bisa disambangi ada di alamat Khamir Yeast [http://yisluth.wordpress.com]


Read more