***
Lepas Maghrib, seperti biasanya, gue nunggu kepulangan suami dari kantor. Saat itu hujan rintik-rintik. Setelah shalat, sambil nunggu suami, gue BBM aja pakai BlackBerry Curve 9300 3G sama teman. Biasalah, chit-chat seorang wanita. Jam masih menunjukkan pukul 18.10 waktu itu.
Gue duduk di ruang tamu cekikikan sendirian. Maklum chit-chat di BBM sama teman gue yang namanya Ola itu rame. Dia memang orang yang sangat gokil. So, walaupun hanya lewat messenger, gue tetap bisa ketawa-ketiwi. Lagi asyik-asyiknya BBM, suami gue pulang. Gue hapal dari nada ketukannya dan suara salamnya.
Tapi, apa yang terjadi setelah gue membuka pintu? Kosong. Tak ada siapa-siapa.
Gue mikir suami gue ngajak bercanda. Terus gue cari-cari di teras sampai ke luar. Tetap aja tak ada siapa-siapa. Kecuali, rintik hujan dan kilat yang sekilas menerangi malam.
Gue masuk lagi, dan langsung nelepon suami. “Mas, di mana? Iseng banget sih ngerjain aku? Udah deh, keluar aja,” semburku langsung.
“Eh, bunda, maaf nih, aku belum sempet ngabarin kalau pulangnya agak telat. Ada tugas mendadak dari Pak Haryo,” sahut suami gue.
“Hah? Bohong aja! Udah deh Mas, enggak lucu tauk. Keluar deh.”
“Aku enggak bohong Bun. Beneran. Nih, suaranya Antok. Dia juga kena setrap sama kayak aku.”
“Lha terus yang ngetuk pintu siapa?”
“Mana aku tahu? Tamu kali?”
Tepat pada saat itu, sebuah muka menempel di kaca depan. Sontak itu membuat gue berteriak setengah mati, lalu tak ingat apa-apa lagi.
Gue sadar waktu ada Bude Sri, tetangga sebelah, melihat gue pingsan. Waktu gue certain, dia cuma senyum-senyum aja.
“Ah, mungkin Mbak Reva lagi kecapean kali,” sahutnya. Hanya itu.
Sementara, waktu gue cerita ke suami sepulangnya, dia hanya menanggapi santai.
Gue sendiri jadi parno untuk nungguin suami di ruang tamu lagi.[]
Follow Twitter kami di @CerpenHoror
0 komentar