Thursday, December 13, 2012

Cerpen Horor: Gara-gara Pohon Mangga Depan Rumah

Hello, di sini Marwanto. Saya ada cerita sedikit tentang cerita horor. Cerita saya dan cerita Mas Sunar, kakak saya.

***

Jadi, kakak saya lagi bertandang ke rumah saya di Gandaria. Dia kan sekarang tinggal di Jogja setelah tahun 1999. Kedatangan dia ke rumah saya karena saya punya proyek dan minta tolong sama dia. Enggak lama sih, hanya tiga bulan saja.

Di satu pagi, sebelum berangkat ke proyek, dia pernah cerita kalau malam hari mendengar suara orang mandi di kamar mandi. Padahal, enggak ada siapa-siapa di sana. Saya yang sudah puluhan tahun tinggal di rumah saya sekarang ini hanya menjawab.

“Ah, masak sih, Mas? Saya seumur-umur tinggal di sini enggak pernah dilihati tuh? Masak, jenengan yang baru dateng malah langsung dikasih lihat…”

“Tapi, bener kok, Mar,” jawabnya.

“Ah, sudahlah. Kita berangkat saja hari ini.”

***

Malam sepulang dari proyek, saya tidur lebih awal daripada biasanya. Mungkin akumulasi dari kelelahan kemarin-kemarin membuat tidur saya jadi lebih cepat. Namun, efeknya tengah malam saya terbangun.

Saat terbangun itulah, saya mendengar suara orang mandi dari kamar mandi. ‘Waduh, jangan-jangan seperti yang diceritain sama Mas Sunar?’ pikirku. Tapi, saya orang yang selalu berpikiran positif thinking. Saya ingin membuktikan kalau itu bukan hantu seperti yang diceritakan oleh Mas Sunar.

Begitu pintu kamar mandi saya buka, memang betul tak ada siapa-siapa di sana. Glek. Saya kemudian ke ruang tv dan melihat Mas Sunar tengah tertidur di sana. ‘Wah, bener ini.’

***

Besoknya, saya cerita sama Mas Sunar soal semalam ini. Dia segera menanggapi dengan antusias.

“Kira-kira apa penyebabnya ya Mas?” tanyaku, “Soalnya, dulu bener-bener enggak ada.”

“Kita tanya aja sama Pak Ustad di sini, mungkin dia lebih memahami.”

Kami pun ke tempat Pak Ustad Rojan yang tinggal tak begitu jauh dari rumah. Kepada dia, kami menerangkan apa masalah kami dan bagaimana solusinya.

“Itu pohon mangga di depan sudah berapa lama kamu tanam?” tanya pak Ustad Rojan.

“Dua tahun. Pohon mangga yang banyak buahnya.”

“Iya, tapi banyak penunggunya juga. Sebaiknya, ditebang saja, supaya tidak dihuni oleh makhluk astral.”

Dengan bantuan orang-orang sekitar, aku menebang pohon mangga yang selama dua tahun telah memberikan banyak buahnya untuk kami.

Setelah pohon mangga depan rumah ditebang, memang Mas Sunar sudah tidak pernah lagi mendengar suara orang mandi di kamar mandi. Begitu pula saya.[]

Follow Twitter kami di @CerpenHoror

0 komentar