Thursday, June 6, 2013

Cerpen Horor: Misteri Gadis Bergaun Merah

Cerpen horor ini ditulis oleh Mia Farida

Cerita ini dimulai pada pertengahan tahun 2003, saat itu baru genap dua tahun aku menjadi karyawan di sebuah perusahaan swasta di Jakarta. Di sebuah gedung perkantoran pencakar langit di Jakarta.

Dan selama aku bekerja di perusahaan tersebut aku sering mendengar cerita-cerita mistis. Menurut cerita mereka, ada sosok perempuan yang sering menampakkan diri pada jam kantor telah selesai, dan kebanyakan mereka yang sering mendegar atau melihat sosok perempuan itu, mereka yang sering bekerja over time (kerja Lembur) di kantor.

Dan malam ini tiba giliran ku bekerja lembur pekerjaanku sangat menumpuk. Karena, sudah dua hari aku tidak masuk kantor karena sakit. Jam di dinding kantor menunjukkan pukul 5 sore. Satu per satu dari rekan sekerjaku berpamitan padaku untuk pulang,

“Sheryl… kita-kita duluan yah… kamu lembur yah? Oiya, hati-hati loh, aku denger di kantor kita ini angker loh… sering ada penampakan cewek pakai gaun MERAH… iiihh!”

Mereka mencoba menakut-nakuti sebelum mereka pulang, tapi aku merasa tidak yakin apa benar apa yang mereka ceritkan itu. Dengan perasaan sangat yakin bahwa yang mereka ceritakan adalah hanya RUMOR, dan mungkin mereka hanya kebanyakan nonton film horor saja.

“Ishh, aku tidak takut. Itu kan cuma cerita misteri dari mulut ke mulut saja. Apa kalian pernah melihatnya sendiri? Belum kan?”

“Iiiiiih amit-amit deh… Jangan sampe kita liat yang kayak begituaaaan… mending ngeliat cowok-cowok keren.”

“Wew…semua orang juga maunya begitu Na, aneh-aneh aja nih si Mina.” Salah satu dari mereka nyeletuk.

“Yah sudah kalian pulang duluan sana!! Ganggu aja!! Hati-hati nanti kalian berpapasan dengan si gaun merah di lift!” gantian aku meledek mereka.

“Iiiiiiiih… amit-amit deh… udah yuk kita pulang, lama-lama horor juga di sini.“

Akhinya mereka pun pergi meninggalkan Sheryl sendiri di kantor, waktu sudah menujukkan pukul 6 sore dan Sheryl menghentikan pekerjaan sebentar karena ia harus sholat Maghrib.

***

Lima belas menit kemudian.

Sheryl sudah menyelesaikan kewajibannya sebagai umat muslim. Ia pun kembali melanjutkan perkerjaannya. Sheryl begitu serius dengan pekerjaan sampai-sampai ia tidak menyadari jam di dinding sudah menunjukkan pukul 20.00 wib. Tiba-tiba saja bulu kuduk Sheryl merinding dan udara di ruangan itu terasa bertambah dingin. Padahal AC kantor sudah hampir 30 derajat, akan tetapi rasa dingin ruangan tersebut seperti di bawah 15 derajat,

“Iiiiiihhh… kok perasaaan ku enggak enak yah, bulu kuduk ku merinding dan ruangan ini terasa sangat dingin. Apakah ini hanya perasaanku saja, karena terpengaruh cerita misteri teman-teman tadi ya? Apa halusinasiku saja. Ah, semoga semua ini hanya halusinasiku saja.”

Sheryl berbicara dalam hati dan berusaha meyakinkan dirinya kalau semua itu hanya halusinasinya saja. Ketika Sheryl akan pergi ke toilet. Tiba-tiba saja suara dering telepon kantor berdering keras sekali dan itu sempat membuat Sheryl terkejut.

Kring…

Setelah dering ke tiga Sheryl langsung mengangkat telepon tersebut.

“Halo?” Tidak ada jawaban apa-apa dari telepon itu dan Sheryl langsung menutup kembali telepon tersebut.

“Hmm, ada yang coba menakut-nakuti aku nih. Sorry, gw enggak takut!!”

Sheryl masih belum yakin dengan apa yang ia alami itu. Dia masih menyangka itu hanya ulah teman-temannya yang iseng dan hanya ingin menakut-nakutinya saja. Sheryl kembali ke meja kerjanya.

Lalu tiba-tiba terdengar dari arah pantry, seperti ada seseorang sedang membuat kopi. Lalu dengan jalan mengendap-ngedap, Sheryl pergi menuju pantry. Setelah sampai di pantry tidak ada siapa-siapa. Namun, masih ada kopi yang masih diseduh disana yang belum selesai dibuat. Barulah Sheryl mulai merasakan bulu kuduknya benar-benar merinding setelah menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri. Karena, sebelumnya waktu dia ke pantry disana bersih tidak ada cangkir kopi.

Lalu Sheryl kembali ke meja kerjanya dan waktu sudah menunjukkan pukul 20.30 wib. Ia mulai bersiap-siap untuk pulang, padahal pekerjaannya belum selsai Sheyl sudah mulai tidak nyaman berada dikantor lama-lama.

Ketika Sheryl sedang bersiap-siap. Jeng jeng… tiba-tiba Sheryl seperti melihat seseorang duduk di meja kerja Mina. Dengan perlahan-lahan, Sheryl pergi menuju meja kerja Mina. Ternyata benar ada seseorang duduk di meja kerja Mina. Sheryl langsung memalingkan wajahnya ke arah lain. Keringat dingin keluar dari dahinya.

”Si... siapa dia??! Dan mengapa dia duduk disana??!”

Dengan mencoba keberaniannya Sheryl mencoba untuk melihat kembali ke tempat itu. Ternyata dia masih disana dengan wajah menunduk dan dia tidak menggunakan gaun berwarna merah!! Dia menggunakan gaun putih bersih. Siapa dia? Belum pernah ada cerita tentang sosok wanita bergaun putih di kantornya.

Lalu dengan mnegendap-ngendap Sheryl ingin meninggalkan tempat itu. Ia sudah sangat ketakutan sekali. Sheryl pun berhasil keluar dari ruangan. Ia terus berlari dan berlari menuju lift. Ketika ia sedang menunggu pintu lift terbuka tiba-tiba ia melihat seseorang berdiri di pojok dekat pintu tangga darurat. Lalu, Sheryl menghampirinya dengan perlahan dalam hati Sheryl bercampur rasa takut dan rasa penasaran siapakah yang berdiri disana.

“Si….Si….Siapa kamu?!! Dan apa yang kamu lakukan disana?!! Dari kejauhan Sheryl berusaha untuk mencari tahu siapa sebenarnya dia. Lalu sosok itu pun menghilang. Sheryl semakin bertambah penasaran saja, ia terus mengikuti ke mana sosok berbaju putih itu pergi! Yang menambah penasaran Sheryl adalah dia sosok wanita berambut panjang dengan gaun putih, bukan merah seperti yang selama ini dia dengar. Lalu siapa siapa dia?

Tanpa sadar Sheryl sudah berada di lantai 10 turun tiga lantai dari ruang kantornya,

“Haah …ini aku sudah berada dilantai 10 dengan menuruni tangga darurat tiga lantai. Tapi kenapa aku tidak merasa lelah sama sekali? Dan mengapa sosok itu membawaku sampai ke lantai 10. Apa sebenarnya ia ingin tunjukkan padaku?”

Tiba-tiba saja sosok tersebut sudah berada tepat di belakang Sheryl. Sheryl sangat terkejut sekali tanpa sengaja ia sempat melihat wajah sosok tersebut dengan tatapan mata yang tajam dan darah mengalir dari kelopak mata dan mulutnya. Sosok itu terus mendekati Sheryl dan Sheryl terus menghindari sosok tersebut dan tiba-tiba sosok masuk ke dalam tubuh Sheryl. Lalu, dengan menggunakan tubuh Sheryl sosok tersebut keluar dari Kantor pergi menuju sebuah apartemen mewah yang letaknya tidak jauh dari gedung perkantoran tersebut untuk menemui seseorang di sana. Ternyata itu adalah apartmen teman sekantor Sheryl, yaitu Puput. Puput adalah gadis paling pendiam di kantor dan dia tidak banyak berintraksi atau lebih tepatnya puput adalah gadis yang tidak pandai bergaul. Puput sangat terkejut sekali, karena tiba-tiba Sheryl sudah berada tepat di pintu apartemennya.

“Sheryl? Ada apa kamu ke sini dan bagaimana kamu tahu kalau aku tinggal di apartemen ini karena aku tidak pernah mengatakan kepada siapapun kalau aku tinggal disini. Bahkan, bagian HRD saja hanya tahu alamat kampungku saja.” Dengan terheran-heran Puput terus memberondong pertanyaaan kepada Sheryl. Puput sama sekali tidak menyadari kalau Sheryl sudah kerasukan sosok wanita.

Tiba-tiba Sheryl menorobos masuk ke dalam dan duduk di sofa. Dengan tatapan mata tajam dia menatap Puput. “Kamu harus menolong saya, jika tidak aku tidak akan keluar dari tubuh ini, dan akan terus menganggu seisi gedung perkantoran itu!”

Puput langsung tersungkur jatuh di dekat sofa. Karena, dia baru menyadari kalau itu bukan Sheryl rekan sekantornya.

“Ta… tapi siapa kamu? Apakah saya mengenalmu dan apa hubungannya dengan saya?!”

“Yah, kamu sangat mengenal saya dan kamu lebih mengetahuinya!” suara sosok itu sangat berat dan mengerikan dan membangunkan bulu kuduk, siapapun yang mendengarnya.

“Yah tapi katakan siapa kamu?! Dan apa yang harus saya lakukan untuk menolong kamu?!”

“Aku Ruth, kamu ingat sekarang! Aku Ruth beberapa tahun lalu kalian telah membunuhku karena kalian cemburu padaku!” Tiba-tiba sosok itu keluar dari tubuh Sheryl. Dengan lemas Sheryl terjatuh ke bawah sofa dan pingsan. Sosok itu terus megejar Puput dengan berteriak-teriak Puput Minta tolong.

“Argh tidak, Ruth kumohon. Aku tidak bersalah, aku hanya tidak berani untuk melaporkan mereka ke kantor polisi. Karena mereka akan mengancam membunuhku jika aku melaporkannya. Aku mohon maafkan aku.”

Dan Sheryl mendengar semua pengakuan Puput. Karena sudah tersadar dari pingsan ketika mendengar teriakan dari Puput tadi.

“Sheryl tolong aku…aku tidak mau mati…toloooong aku Sheryl. Lindungi aku dari dia,” Namun, Sheryl tidak dapat menolong Puput. Karena wanita itu terus mendekati Puput. Ketika Sheyl akan menolong Puput sosok wanita itu terus menghalanginya.

“Sheryl, toolong aku. Aku tidak membunuhnya. Mina dkk yang melakukannya! Mereka yang membunuh Ruth, karena api Cemburu. Mina cemburu dengan Ruth. karena anak Bos lebih memilih Ruth. Padahal, Mina sudah mengincar lama Anak Bos. Pada saat Ruth sedang bekerja lembur, Mina dkk mengeroyoknya. Mereka lalu melempar tubuh Ruth dari atas gedung, sehingga seolah-olah Ruth bunuh diri. Aku menyaksikan semua itu tanpa berusaha mencegahnya karena aku terlalu takut. Mulai saat itu aku tidak berani lagi untuk bekerja lembur, karena Ruth akan selalu datang menganggu dengan gaun merah. Sebenarnya itu bukanlah gaun merah melainkan darah yang membasahi gaun putih kesayangannya.

“Maafkan aku Ruth, mungkin saat itu aku tidak dapat menolongmu. Tapi, kali ini aku berjanji akan menolongmu, aku akan melaporkan semuanya pada polisi, aku mempunyai cukup bukti untuk mencebloskan mereka ke penjara. Karena, aku mempunyai rekaman video kejadian itu, waktu itu aku merekam kejadian itu dengan ponselku dan aku telah memindahkan ke flashdisk-ku.”

Dan tiba-tiba sosok wanita itupun pergi menghilang dari hadapan mereka. Puput dan Sheryl pun kembali ke apartemen PUPUT. Mereka berdua terdiam. Mereka berpikir harus darimana memulainya karena kejadian itu sudah 4 tahun yang lalu dan Puput pun akan ikut masuk penjara, karena tidak buru-buru melaporkannya, kegalauan melanda hati Puput malam itu.

***

Keesokan harinya.

Puput dan Sheryl tiba di kantor polisi dan menyerahkan semua barang bukti kepada polisi. Lalu Mina dkk pun digiring paksa polisi dari kantor. Mereka sangat bingung sekali mengapa tiba-tiba polisi menangkap mereka. Pandangan Mina beralih kepada PUPUT dan ia baru mengerti kenapa ia di tangkap. Mina menyumpah-serapahi Puput dengan nada mengancam.

Puput berdoa dalam hati semoga semua ini sudah berakhir dan Ruth tidak lagi menganggu orang-orang yang bekerja lembur. ”Selamat jalan Ruth semoga kamu tenang di alam sana.”[END]

Mia Farida, penulis cerpen horor ini beralamat di Bekasi. Anda dapat mengontaknya melalui twitter di @Jane609 atau email di jello1749@gmail.com.

Catatan: cerpen horor ini sudah mengalami sedikit revisi yang diperlukan. Admin tidak memotong atau mengurangi karya ini sedikit pun. Mau karya kamu mejeng di blog ini? Kirim saja ke cerpenhoror@gmail.com. Menghibur sekaligus belajar menulis. Terima kasih ^^.

0 komentar