Pertama: tipe Discovery | Pada tipe twist ini, tokoh protagonis akan menemukan jati dirinya sendiri atau jati diri dari tokoh lain yang sebenarnya. Informasi mengenai yang sebelumnya tidak ditampilkan akan dibeberkan di akhir cerita. Contoh dari tipe twist ini adalah film horor The Sixth Sense. Di mana, tokoh utamanya awalnya ditampilkan seolah masih hidup, namun di akhir film dibeberkan bahwa ia sebenarnya sudah mati. Film “The Others”-nya Nicole Kidman juga punya twist ending yang serupa.
Kedua: tipe Flashback | Yang ini mungkin banyak diadopsi dalam cerita horor Indonesia. Contohnya banyak film "Jelangkung" dan serial "Di Sini Ada Setan" memakai twist ini .
Ketiga: tipe Unreliable Narrator | Kalau diterjemahkan, artinya “Narator yang tak bisa dipercaya”. Cerita dengan twist ending ini biasanya memakai sudut pandang orang pertama. Nah, cerita dari sudut pandang si “aku” ini ternyata bukan kejadian sebenarnya. Bisa jadi si “aku” berbohong dalam ceritanya atau menutupi sesuatu, bisa juga ia mengalami semacam kelainan jiwa atau guncangan yang membuatnya berhalusinasi dan membuat pembaca/penonton “tertipu”, mengira apa yang disaksikan oleh si “aku” adalah kejadian sebenarnya (padahal bukan). Di akhir cerita, biasanya akan ditunjukkan kejadian sebenarnya. Contohnya adalah novel detektif “The Murder of Roger Ackroyd”-nya Agatha Christie, di mana si “aku”, yang adalah pembunuh sebenarnya, berusaha menutupi kenyataan lewat pengisahannya. Film horor Korea “A Tale of Two Sisters” juga demikian, di mana “aku” mengalami kelainan jiwa kepribadian ganda dan halusinasi.
Keempat: tipe Chekhov’s gun | Chekhov’s gun adalah sebuah benda, tokoh, atau kejadian yang muncul di awal cerita. Tapi, sepertinya tidak penting dan tidak pula disebut-sebut sampai menjelang akhir cerita. Walaupun demikian, benda, tokoh, atau kejadian ini memegang peranan penting dalam menciptakan twist ending. Misalnya, adegan penembakan si tokoh utama yang muncul di awal film “The Sixth Sense”, pada akhir cerita barulah kita sadar akan signifikannya adegan tersebut, saat kita diberi tahu bahwa si tokoh utama sebenarnya sudah mati.
Kelima: tipe Red Herring | tipe ini memberi pembaca petunjuk palsu dan membawa pada kesimpulan yang salah. Pada akhir cerita, baru semua kebenarannya dibeberkan. Red herring dapat dikatakan sebagai “kambing hitam”, orang yang kita kira merupakan pelaku/pembunuh, namun sebenarnya bukan. Umumnya, dipakai dalam cerita detektif.
Keenam: tipe Reverse Chronology | tipe ini berbeda dengan flashback. Dalam reverse chronology, yang ditampilkan pertama adalah kejadian akhir/akibat-nya. Lalu, ditampilkan urutan kejadiannya secara terbalik, dari kejadian yang paling belakangan sampai kejadian yang terjadi paling awal/sebab kejadian. Misalnya pada film “Memento”.
Oke, demikianlah ragam twist ending untuk cerita horor dan misteri.[]
Follow Twitter kami di @CerpenHoror | Follow Google Plus kami di +Cerpen Horor
0 komentar