Barangkali masih lekat dalam ingatan kita, berita geger tentang bus Pahala Kencana dan dua truk semen yang berpindah secara ajaib dari jalan raya ke atas perbukitan di daerah hutan Jati Blora, Jawa Tengah. Peristiwa misterius ini terjadi pada Juli 2012. Dan mungkin, kejadian ini tak hanya terjadi di masa kini, melainkan terjadi juga di masa lalu. Benarkah?
Simak saja kisah yang dialami Digyo, seorang kepala cabang Unitrans-Cirebon asli Tegal. Peristiwa yang menimpanya jauh lebih lama daripada geger bus Pahala Kencana dan dua truk semen tersebut, yaitu pada 1996. Saat dirinya bekerja di Surabaya.
Credit Photo: YudiBatang.wordpress.com. |
Begini kisahnya...
Karena urusan penting yang sangat mendadak, tanpa mempedulikan malam, Digyo menggeber motor Honda Astrea Prima-nya. Melakukan perjalanan Surabaya-Tegal.
Pukul 11 malam, Digyo sudah sampai di Kendal. Saat itu, gerimis sehingga Digyo berhenti sejenak untuk mengenakan mantrol (jas hujan). Setelah itu langsung tancap gas lagi. Satu jam berikutnya, hujan turun makin deras. Saat itu, Digyo sudah sampai di daerah Gringsing - sebuah desa yang berada di jalan sebelum alas Roban*.
Digyo termasuk orang nekat. Dengan kondisi seperti itu (hujan deras, gelap gulita, sepi, dan angin bertiup kencang), Digyo menyusuri jalan raya alas Roban. Pelan-pelan. Awalnya, jalan masih datar, lurus dan biasa. Kemudian masuk tanjakan belok ke kiri, lanjut menikung tajam ke kanan. Cuaca dingin betul waktu itu. Tapi, Digyo tak peduli.
Entah di tikungan berapa, Digyo melihat sorot lampu bus dari belakang. Digyo menduga itu bus yang sedang bergerak searah dengannya. Digyo memelankan Astrea Prima miliknya. Dia berharap, bus di belakangnya segera menyalipnya. Dengan demikian, dia bisa mengikuti di belakangnya. Nyatanya, bus itu bukannya menyalip, malah mengikuti di belakang Digyo dengan perlahan.
Kening Digyo berkerut saat melihat di spion, bentuk bus bukannya kotak seperti umumnya bentuk bus saat ini. Tapi, ada moncongnya seperti bus zaman dulu. Sontak Digyo buka gas untuk menambah kecepatan laju motornya.
Baru sedikit buka gas, terdengar klakson nyaring benar. Dispion, Digyo melihat bus juga mempercepat kecepatannya. Semakin mendekat... semakin mendekat. Digyo merasakan moncong bus menyentuh punggungnya. Refleks, Digyo berteriak. "Aaaa..." Tapi ternyata bus bukannya menabraknya melainkan seperti menembus dirinya. Terkejut dengan kejadian itu, Digyo mengarahkan motornya keluar jalan aspal, hingga tersungkur.
Bukannya ketakutan, Digyo segera berdiri dan mengumpat dengan logat Tegal yang kental. "BUAJINGFOY!!! UWASYU!!!"
Dalam kondisi gelap, hujan deras, dan dingin, Digyo berusaha mendirikan motornya dan segera menuntunnya kembali ke jalan aspal. Dia lalu naik motornya pelan-pelan. Setelah keluar dari alas Roban, Digyo meminta bantuan penduduk terdekat untuk memperbaikin motornya. Tak ada masalah serius dengan motornya. Kecuali, foot step kiri, dan step pemindah gigi melengkung ke atas.
Itulah pengalaman Digyo disambar bus siluman. Bisa jadi bus tersebut merupakan salah satu bus yang berpindah alam pada zaman dulu, seperti yang terjadi pada bus Pahala Kencana dan dua truk yang berpindah secara ajaib.[]
*) Tahun 1996, alas Roban hanya memiliki satu jalur dua arah yang berkelok-kelok.
Follow Twitter kami di @CerpenHoror
0 komentar