Kisah nyata ini, dialami seorang pedagang sayuran asal kota Kerawang, Jawa Barat. Pria berbadan kurus yang akrab dipanggi Encing itu, tak menyangka akan mengalami hal aneh dalam hidupnya. Itu semua terjadi, kala Encing akan pergi berjualan. Berikut ini kisah si Encing...
***
Bekerja banting tulang sebagai seorang kuli dan seorang pedagang sayuran, harus aku jalani demi menghidupi istri dan kedua putraku yang kala itu masih kecil-kecil.
Terkadang berat harus aku hadapi semua ini. Waktu istirahatku tersita oleh semua pekerjaannku. Tapi, walau pun begitu aku tetap bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikanku seorang istri yang baik. Dan juga telah mengkaruniai kami dua orang putra yang sehat dan tampan, yang begitu kami sayangi.
Udara pagi hari itu terasa menggigit dan berangin, walau pun jaket tebal sudah menempel di badanku, tetapi hawa lembab embun pagi masih terasa menusuk-nusuk disetiap lubang pori-pori kulitku.
Dengan mengendarai sepeda ontel tua warisan dari ayahku, seperti biasa pagi itu aku pergi ke pasar untuk menjual dagangan sayuran, yang kuambil dari kebunku.
Jalanan yang becek sisa hujan semalam, memaksaku untuk sedikit berhati-hati mengendarai sepeda. Hari masih gelap, dan jalanan yang aku lewati pun masih sepi oleh hilir mudik kendaraan.
Untuk melepas kepenatanku, sesekali aku bersiul dan bernyanyi lagu dangdut favoritku. Begitu asyiknya aku berdendang, Aku tak sadar bahwa di depanku sudah berada sebuah kereta kencana, yang ditunggangi oleh dua orang pria berbadan tegap dan besar.
Kereta yang diderek 4 ekor kuda jantan itu, dihiasi sebuah patung berbentuk seekor ular berbahan emas di kedua sisinya. Aku takjub melihat kereta itu. Karena, baru kali itu aku melihat sebuah kereta kencana yang bagus dan unik seperti itu.
"Bapak mau pergi kemana?" tanya salah seorang kasir kereta kencana tersebut.
"Saya mau pergi ke pasar, Nak." jawabku, sambil memegangi sepeda.
Dengan senyuman kecil yang mereka lontarkan kepadaku, mereka pun berpamitan untuk melanjutkan perjalanan. Awalnya aku tak merasakan ada keanehan dari kereta tersebut. Tetapi aku heran kenapa suara langkah kuda itu tak terdengar di telingaku, saat aku menoleh kebelakang, dengan mata terbuka aku melihat kereta itu mengapung di udara.
Aku coba mengucek mataku untuk memastikan apa yang aku lihat saat itu.
"Apakah aku salah melihat?" ucapku dalam hati. Setelah jelas kutatap, memang benar kereta itu melayang, berjalan di atas udara. Pandanganku tak lepas dari kereta kencana tersebut, tapi ketika mataku berkedip, kereta itu pun menghilang ditelan kegelapan malam.
Sungguh tak masuk di akal memang, hingga kini kejadian tersebut masih terngiang di benakku. Kejadian serupa pernah juga dialami beberapa orang tetanggaku. Menurut cerita yang berkembang di masyarakat, kedua pria yang menunggangi kereta kencana tersebut, adalah para punggawa dari sang penguasa pantai selatan, yang sering disebut-sebut bernama Ibu Ratu Kidul.
Konon, siapa saja yang berjumpa dengan para punggawa atau pun dengan sang ratu, akan mendapat keberuntungan. Benar atau tidaknya pernyataan tersebut, aku sendiri tak begitu meyakininya. Aku serahkan semua hanya kepada Allah SWT. Wallahualam bisawab.[]
0 komentar