Saturday, November 24, 2012

Cerita Horor: Anak Genderuwo

Bu Yati yang tinggal di Kampung Bambu Apus merasa bingung tak tahu harus bagaimana lagi, sebab Imam - anak laki-lakinya yang berusia 4 tahun - punya tingkah laku yang aneh. Bocah itu sering main sendirian tanpa teman, dan sering terlihat bicara sendiri, ketawa terpingkal-pingkal sendiri, dan jingkrak-jingkrak keplok-keplok sendiri, seperti lagi main sama teman sebayanya. Padahal, tidak ada siapa-siapa dan tidak memainkan mainan apapun. Bu Yati dan Pak Rahmat (ayah Imam) merasa khawatir. Keduanya merasa anaknya yang masih balita itu punya perkembangan pikiran yang berbeda seperti bocah pada umumnya. Namun, di lain waktu, tingkah laku Imam lumrah-lumrah saja. Maka itu, Bu Yati dan Pak Rahmat bingung betul memikirkan anaknya.

Pernah suatu malam, sekitar jam 11, rumah Pak Rahmat diketok tetangganya. Bu Yati dan Pak Rahmat terbangun dan buru-buru membukakan pintu. Di depan pintu ternyata adalah Johan, yang sedang menggendong Imam. Belum sempat Bu Yati dan Pak Rahmat bertanya, Johan sudah bercerita.

"Ini lho Mas Rahmata, anakmu jam segini kok masih main di bawah pohon rambutan sendirian nggak ada temannya. Hla, nanti kalau dibawa sama yang nggak kelihatan gimana, apa panjenengan nggak kehilangan?"

"Hah… Imam masih di luar?!" Bu Yati dan Pak Rahmat terkejut. Mereka heran dan tidak mengerti dengan kejadian ini. Perasaan, sebelum tidur tadi, Imam sudah dikeloni. Kok sekarang Johan menggendong Imam, yang katanya tadi main di bawah pohon rambutan. Bu Yati kembali ke kamar menengok anaknya. Hla, keluarnya kapan? Sepertinya yadi sudah dikunci dan kuncinya sudah diletakkan di tempat biasanya, hla siapa yang membukakan? Kalau Imam sendiri yang membuka, tentu tidak masuk diakal. Bagaimana seorang bocah usia 4 tahun membuka kunci rumah? Kan belum mengerti. Kedua orang tua itu yakin Imam sudah tidur dikeloni bapak ibunya, tapi ternyata malah masih di luar dan dilihat tetangganya pula.

Sesudah mengucapkan terima kasih kepada Johan, Imam digendong sama bapaknya ke kamar. Nah, waktu digendong, tangan Imam melambai-lambai dan berkata, "Daa... Daa... Daah... Otong. Imam tidur dulu ya..."

Bu Yati dan Pak Rahmat saling berpandang, bingun anaknya melambai pada siapa. Imam ditidurkan di tempat tidur. Kemudian, Imam langsung tidur seperti tidak ada kejadian apa-apa.

Bapak ibunya cuma bingung hingga besok tidak bisa tidur. Keduanya, mikiri anaknya yang bertingkah tidak lumrah. Apalagi, waktu tangannya melambai dadah-dadah sambil menyebut-nyebut nama Otong. Padahal, tidak ada siapa-siapa di sana. Diingat-ingat, tetangganya pun tidak ada yang namanya Otong. Hla, Otong itu siapa? Dipikir sampai besok tidak juga ketemu juntrungannya.

Tiap harinya, Imam masih juga bertingkah aneh. Pernah kejadian, pagi ketika Bu Yati selesai berbenah, ia mencari Imam mau disuapi makan karena sudah waktunya makan. Eh, dicari kemana-mana tidak ketemu-ketemu, padahal tadi cuma main mobil-mobilan di ruang tamu.

Digoleki ibune me nyang ngendi-endi ora ketemu, kang mangka mau ya mung dolanan mobil-mobilan aneng ruwang tamu. Sawise…[]

Diterjemahkan bebas dari http://www.panjebarsemangat.co.id/anak-gendruwo







0 komentar