Friday, June 24, 2011

Untold Histories Si Manis Jembatan Ancol

Posting saya kali ini membahas Si Manis Jembatan Ancol lagi--bagi yang belum membacanya silakan baca di sini. Kenapa saya membahas hal ini lagi? Ini karena ketika membaca naskahnya Pak Indi yang baru masuk. Buat yang belum tahu Pak Indi, silakan menuju facebooknya atau coba baca buku Penampakan Makhluk Halus di Sekitar Kita, terbitan Narasi: Yogya, 2010. 

Oke kita kembali ke soal Si Manis Jembatan Ancol. Membaca naskah Pak Indi, saya menemukan fakta berbeda. Senyatanya, ada perbedaan besar antara Maryam (nama asli Si Manis) yang diceritakan oleh seniman Ancol (baca tulisannya di sini) sama yang diceritakan oleh Pak Indi. 

Menurut Pak Indi, Maryam itu gadis yang hidup di masa kolonial. Secara fisik, dia tidak seperti yang digambarkan dalam film atau sinetron. Gadis manis tersebut memiliki kulit sawo matang, dan jika dikatakan cantik atau tidak, ya standar-standar saja. Kelebihannya ada pada sifatnya yang baik, santun, dan grapyak (supel). Sehingga membuat banyak lelaki klepek-klepek mabuk kepayang. Khususnya, juragan-juragan kaya di masa lalu itu. 

Salah satu juragan pabrik yang suk sama Si Manis ini mengirimkan centeng-centengnya demi mengajak Maryam menjadi istri muda sang majikan. Sayangnya, Maryam menampik dengan halus. Tapi, ketanggung si centeng harus membawa Maryam, maka dibawanya gadis itu dengan paksa. Di tengah-tengah perjalanan Maryam berhasil melarikan diri. Maryam ditangkap dengan kasar dan dipukuli. Tenaga centeng yang kuat. Maryam terkapar. Mati. Panik, para centeng kabur dan meninggalkan mayat Maryam begitu saja di dekat rawa atau sungai (saya agak-agak lupa). 

Tempat meninggalnya Maryam di kemudian-kemudian hari menjadi sarang daripada hantu-hantu jahat. Bukan hantu Maryam, tapi hantu-hantu yang suka mengganggu ketertiban umum. Seorang kiai sakti kemudian melakukan "pembersihan" hantu-hantu jahat tersebut. Pun arwah Maryam diruwat sekalian.

Kesimpulannya: legenda tentang Si Manis Jembatan Ancol, bukanlah Maryam seperti diketahui selama ini melainkan hantu-hantu jahat tadi. 

Hmm, benar-tidaknya, hanya Allah-lah yang tahu. Saya belum pernah, dan takkan pernah mau, bertemu muka sama Maryam atau hantu manapun. Saya sudah cerita kan sebelumnya, saya penakut, tapi sok berani :D.

Nb. Saya belum bisa memposting rupa Maryam versi Pak Indi, dikarenakan bukunya belum terbit. Mungkin besok kalau bukunya sudah terbit baru saya posting.

0 komentar