Sepuluh kilometer dari jembatan Klendo, Tarno menengok ke spion. Glek. Tarno melihat penumpang gelap duduk di jok belakang sebelah kanan. Perempuan berbaju putih yang rambut panjangnya tergerai menutupi wajah dan tubuhnya. 'Kuntilanak?!' Tarno terkejut bukan kepalang. Secara spontan, Tarno menengok ke belakang. Tapi tak ada apa-apa di jok belakang. Tarno berusaha fokus mengendalikan mobilnya, walau perasaan kecut bercokol di hatinya. Pikiran Tarno, kuntilanak itu mencekik dan menggigitnya seperti vampir.
Tarno segera memacu mobilnya supaya cepat di perkampungan setempat. Tak berapa lama, setelah menemukan sebuah rumah, Tarno segera membuka pintu mobil dan melompat tanpa menengok ke belakang lagi. Tarno menuju ke rumah salah satu penduduk. Tanpa berpikir saat itu tengah malam, Tarno menggedor-gedor pintu dengan harapan sang empunya rumah membukanya dan menolongnya. Sayangnya, si empunya rumah tak membukakan pintunya. Rasa takut dan cemas campur aduk jadi satu. Ketika Tarno membalikkan tubuhnya sambil melihat mobilnya, lelembut itu sudah tak ada lagi. Namun, Tarno tetap tak berani kembali ke dalam mobil. Takutnya lelembut itu nongol lagi di mukanya.
Lalu, Tarno berusaha menghubungi kawan-kawannya. Kecuali, Kus yang tinggal di daerah Siwatu, tak ada yang menjawab panggilan telepon Tarno.
"Kus?" panggil Tarno.
"Halo, No, ngapain pagi-pagi buta gini nelepon?" tanya Kus.
"Sorry, aku lagi butuh bantuanmu nih. Lampu depan mobilku mati." Tarno tak menceritakan kejadian sebenarnya, karena khawatir Kus tak mau membantunya.
"Posisi kamu di mana?
"Di Desa Kali Wareng, Kus. Tolong kamu ke sini jemput aku ya."
"Oke, aku segera meluncur."
Tarno sedikit bisa bernapas lega karena akhirnya ada kawan yang mau menjemputnya. Sembari menunggu Kus, Tarno menyetel musik di handphonenya keras-keras sambil merokok untuk menghilangkan rasa gugupnya.
Setengah jam kemudian, Kus muncul dengan motornya. Setelah berbasa-basi sebentar, mereka sama-sama ngecek lampu mobil. Tarno merasa was-was tapi tetap tidak menceritakan kejadian yang telah dialaminya.
"Lho ini normal kok lampumu?" ujar Kus.
"Tapi, berani sumpah, tadi lampunya mati, Kus..." sahut Tarno, "Ya udah, yang penting sekarang sudah nyala kembali. Sekarang kita pulang aja. Aku nyetir mobil, kamu ngikuti dari belakang ya."
Keduanya pun melaju beriringan. Sepanjang perjalanan dari Kali Wareng hingga tempat rental di Batang, Tarno tak merasakan peristiwa aneh lagi. Begitu sampai, Tarno segera menghampiri Kus. Tapi, Kus sedang mematung - seolah sedang ketakutan.
"Kus?" tanya Tarno segera memegang tangan si Kus dan menariknya masuk ke rumah. Tarno yang melihat tangan dan kaki Kus gemetaran langsung memberi Kus air putih. Menurut pengakuan Kus, dia melihat mobil Tarno naik turun, seperti ada yang menggoyang-goyangkan. Lama-lama, Kus melihat ada segerombolan lelembut di atas kap mobil Tarno. Kus dan Tarno tidak tidur hingga pagi.
Besok, Kus dan Tarno sakit. Namun, kini sudah sembuh setelah didoai oleh seorang kyai.[]
Nb. Cerita horor ini merupakan kisah nyata kawan Yudibatang, artikel cerita asli dari sini. Ditulis ulang dengan gaya sendiri.
Follow Twitter kami di @CerpenHoror
0 komentar