Saturday, December 8, 2012

Cerpen Horor: Bukan Satpam Kalau Takut Sama Setan!

Setelah berkeliling beberapa kali dan memastikan semua dalam keadaan aman, Bhisma kembali ke posnya. Kemudian, duduk-duduk santai. Maksudnya, menonton tv bersuara radio dangdut. Di layar televisi, boyband Smash tengah konser. Sementara, dari radio terdengar suara Bang Rhoma Irama tengah melantunkan tembang Ani. Bhisma memang suka begitu kalau sedang kerja. Hal ini dilakukan Bhisma lantaran ingin fokus. Mata terus terpancang memandang televisi supaya tidak melihat yang lainnya, dan radio supaya dia merasa ada temannya. Namun, semua itu tak mampu membuatnya menahan kantuk. Beberapa kali Bhisma menguap menunjukkan rasa kantuknya. Diminumnya lagi seteguk kopi hitam terakhir hingga tandas. Supaya kafein kopi memacu jantungnya lebih cepat sehingga matanya lebih bertenaga. Tak terasa, mata Bhisma mulai memejam. Dia ketiduran.

Di tengah tidurnya, mendadak Bhisma terbangun. Dia merasakan posnya bergetar. Pertama pelan. Lama-lama makin kencang. Dipikirnya ada gempa. Tapi, melihat rumah-rumah lain yang dijagainya tidak ada goyangan. Berarti yang bergoyang hanyalah posnya. Padahal, tidak ada siapapun yang menggoyangnya. Walaupun, matanya masih mengantuk Bhisma tetap waspada. Dia merasakan sesuatu yang tidak biasa tengah terjadi di dekatnya. Bhisma mulai merapal doa. Memohon perlindungan kepada Yang Maha Kuasa agar dijauhkan dari sesuatu yang tidak tampak. Dari kejahatan setan dan sekutunya. Pos jaganya pun berhenti bergetar. Namun, tak jauh dari posnya, sebuah pohon jambu air yang cukup besar dan rindang kini yang ganti bergetar hebat. Bhima memandang janggal.

‘Makhluk apa yang tengah mencoba mencuri perhatianku ini?’ demikian Bhisma menggumam. Maka, Bhisma berpura-pura tidur lagi saja. Sambil terus berpikir dan mengintip ke arah pohon jambu air tersebut.

Terdengarlah suara wanita. Bukan hanya satu, melainkan dua, eh tiga, eh empat suara ternyata. Bhisma berdecak. ‘Ckckck… mahkluk ini yang tengah mencuri perhatianku. Cantik-cantik.’ Gumam Bhisma.

Empat wanita cantik ini kemudian mengerubungi Bhisma. Wangi harum semerbak tercium ke hidung Bhisma. Bhisma pun melek. Dan betul saja, wanita-wanita itu cantik-cantik betul. Hal ini hampir saja membuat Bhisma kalau tidak ingat sedang bertugas dan sedang di alam nyata. Lagian, mana ada wanita cantik-cantik beneran bergentayangan hampir pukul 2 dini hari? Datang tak diundang lagi. Empat wanita cantik ini berusaha menggoda Bhisma dengan segala cara.

Karena tidak mempan digoda, akhirnya keempat wanita cantik itu menunjukkan wajah yang sesungguhnya. Mereka adalah kuntilanak yang hendak menakut-nakuti Bhisma. Tapi, bukan satpam kalau takut sama setan. Bhisma sama sekali tidak menjerit. Bahkan, tidak menunjukkan rasa takut. Dan pura-pura tidak melihat empat wanita itu.

Tak berapa lama kemudian, empat wanita berubah menjadi asap tipis dan lenyap. Bhisma kembali terkantuk-kantuk. Volume radio dangdut yang tengah melantunkan lagu-lagu Bang Rhoma Irama diperbesar.[]

Penulis: @CerpenHoror

0 komentar