Monday, December 24, 2012

Cerpen Horor: Bayangan Putih di Sudut Gelap

Semenjak jadian sama Emmy dua bulan lalu, akhirnya dapat kesempatan juga Yugo mengantarkan Emmy ke kosnya. Kesempatan ini diberikan Emmy lantaran, kasian melihat Yugo merengek-rengek terus, minta dikasih tahu kosnya. 

“Hanya sekali saja,” begitu pinta Yugo.

Karena hanya minta ke kos sekali, Emmy yang memiliki bentuk body dan mukanya mirip artis Nikita Willy ini menyerah. “Tapi, sekali aja ya!” Emmy berpesan.

Yugo mengangguk sepenuh hati.

Singkat cerita, keduanya sampai juga di kos Emmy. Saat itu sudah pukul 20:30-an lah. Jam malam di kos Emmy hanya sampai pukul 21:00. Karena itu, Yugo masuk sebentar untuk berbincang-bincang lagi selama sepuluh menit. Bagi Yugo yang tengah di mabuk asmara waktu setengah jam sebetulnya sangat singkat untuk dihabiskan dengan Emmy. Tapi apa lacur? Waktu yang tersedia hanya selimit itu. Tak apalah ketimbang tak ada. Pikir Yugo.

“Oiya, kamu mau minum apa? Panas, dingin, manis, tawar, jeruk, teh, kopi?” tawar Emmy.

“Wahahaha… komplit betul kayak di warung burjo. Hmm, kalau begitu kopi aja deh,” Yugo memesan kepada Emmy.

“Kalau begitu, tunggu sebentar ya,” pinta Emmy, kemudian masuk ke dalam kosnya.

Sendirian ditinggal di luar, Yugo memperhatikan sekitar. Suasana di kos Emmy tak begitu enak sebetulnya, menurut perasaan Yugo.

Pertama, walaupun terletak di kompleks, kos Emmy cenderung gelap gulita. Lampu penerangan di teras depan kurang terang. Yugo berpikir kalau yang empunya kos orang yang pelit bukan kepalang. Masak untuk memasang lampu lebih terang dari ini saja tidak bisa sih?

Kedua, tetangga depan kos Emmy tidak kira-kira kalau membuat tembok. Tinggi banget. Mana cuma dikasih lampu sebuah. Itupun bohlam yang besarnya dikisaran angka 25 watt saja.

Ketiga, kos ini berhawa dingin, membuatku merinding. Jadi, teringat cerita-cerita horor yang sudah dibookmark di BlackBerry Curve 9300 3G-nya.

Yugo melihat jam tangannya. Sudah 10 menitan, Emmy tak keluar-keluar. Lama betul. Kapan ngobrolnya kalau begitu? Bisa-bisa, kopi belum tandas, sudah harus pulang. Pada akhirnya, Emmy keluar membawa sebuah nampan berisi secangkir kopi tanpa kue. Sebagai pejantan tangguh, Yugo sebetulnya sudah paham maksud Emmy, yakni jangan lama-lama di kos saya. Hal itu tampak dari adanya kopi tanpa kue.

Kedua anak manusia itu ngobrol ngalor ngidul ketawa ketiwi tanpa juntrungan. Ya, selayaknya dua orang bodoh. Hei, bukankah orang yang sedang jatuh cinta itu bodoh ya? Hehehe… Dan tak kerasa waktu sudah menunjukkan pukul 21.03.

Sebetulnya Yugo masih berharap bisa terus bertahan di sana selama-lamanya (seandainya bisa). Tapi, melihat gelagat Emmy yang bolak-balik melihat jam membuatnya paham. Dia harus segera pulang. Maka, seperti kebanyakan cowok sejati, Yugo berpamitan.

Yugo pelan-pelan menunggang motor Kawasaki Ninja-nya di belakangnya Emmy tersenyum melambai-lambai. Saat sudah sampai di gerbang kos Emmy tiba-tiba saja Yugo terjatuh.

Kresettt…

Emmy yang melihat peristiwa itu segera mendatangi Yugo yang langsung bangkit. Mungkin Yugo malu terjatuh dari motor jagoannya itu.

“Kamu nggak apa-apa?” tanya Emmy cemas.

Yugo menandaskan dengan tangan bahwa dia tak apa-apa. Lalu, pergi hingga lampu belakangnya hilang di tikungan pertama. Emmy pun masuk, setelah sebelumnya dia melihat bayangan putih di sudut gelap tembok depan kosnya. Tampaknya, Emmy tahu kenapa Yugo terjatuh barusan. Bagi Yugo, tentulah bayangan itu sesosok horor. Tapi, bagi Emmy...

Sambil menangis dan berjalan masuk, Emmy berkata kepada bayangan putih di sudut gelap itu, “Sudah pergi sana. Toh, dia sudah tak bakal mendekati lagi besok. Puas kamu?”

Setelah mengucapkan itu, bayangan putih itu perlahan menghilang, Emmy masuk ke kamar kosnya. Sementara, Yugo misuh-misuh telah mendapat pengalaman horor, karena sudah ditampaki oleh arwah mantan kekasih Emmy yang meninggal dan dikubur di depan kos itu.[~END~]

Follow Twitter kami di @CerpenHoror

2 komentar