Saya emang suka banget berbisnis. Itu sudah cita-cita saya sejak kuliah. Apapun yang menguntungkan akan saya jalani. Misalnya, beberapa tahun silam lagi ramai konter pulsa, saya pun buka konter pulsa. Dan syukur ramai. Tapi, karena sudah banyak pesaing, saya memilih ganti usaha.
Nah, usaha saya saat mengalami pengalaman horor adalah usaha ketiga. Karena, saya punya lahan di pinggir jalan yang lokasinya tak jauh dari kampus, makanya saya kepikiran buka warung makan. Dengan pengetahuan yang pas-pasan soal usaha warung makan, saya coba merekrut koki masak beserta pelayannya, setelah semua perlengkapan warung saya cukupi. Saya ingat para motivator berkata, "Yang penting action dulu, risiko belakangan."
Semua sudah siap. Bukalah warung makan pertama saya. Karena letaknya strategis secara otomatis pelanggan mulai cepat berdatangan. Tapi, berani sumpah, saya nggak pakai penglaris dalam usaha makanan saya ini. Selama beberapa waktu semua berjalan dengan lancar. Nggak ada halangan suatu apa.
Lama-lama, kejadian aneh satu per satu berdatangan.
Pertama, koki yang masakin masakan di warung saya, bingung. Tiap kali menanak nasi, setelah matang dalam beberapa jam saja, nasi sudah basi. Bahkan, pernah ditemukan kecoak di dalamnya. Saya yang nggak percaya kemudian menjajal sendiri. Hasilnya, saya juga mengalami apa yang dialami oleh koki saya.
Kedua, masakan yang dimasak koki saya, tiba-tiba saja ada kecoaknya. Padahal, sepengakuan koki saya, nggak ada kecoak saat dimasak dan setelah matang.
Ketiga, hampir setiap pagi, selama beberapa waktu, depan warung saya selalu penuh dengan aneka kembang yang dipakai untuk mengguna-gunai. Ada kembang kantil, ada kembang melati, ada kembang, ah saya lupa namanya.
Saya nggak kepikiran aneh-aneh sebetulnya, tapi koki saya yang menjelaskan kepada saya mengenai hal ini. Dia mengatakan kapan kira-kira kejadian aneh ini berlangsung. Koki saya bilang, kejadian aneh ini terjadi saat ada tukang bakso yang buka di sebelah saya.
Apa tukang bakso sebelah warung makan saya yang melakukannya? Ah, saya nggak mau mencurigai seseorang.
Karena koki saya meminta mundur, saya pun akhirnya mundur. Usaha warung pun saya tutup. Kata-kata motivator pun saya ubah kembali, "Setelah melakukan action, yang penting menilai keadaan. Jika memungkinkan dan memiliki amunisi silakan lanjutkan. Jika tidak, lihat sekeliling anda."
Saya cerita begini bukan untuk menakut-nakuti, tapi untuk pelajaran bagi siapa saja yang ingin membuka usaha. Khususnya warung makan. Terima kasih kepada blog Cerpen Horor yang sudah menerbitkan artikel saya ini.[]
Follow Twitter kami di @CerpenHoror
0 komentar