Monday, November 19, 2012

Cerpen Horor: Mati Karena Scrabble

Hari yang panas dan aku benci istriku.

Aku dan istriku bermain Scrabble. Sangat tidak menyenangkan. Aku berusia 42 tahun, sedang bermain dan memikirkan permainan ini di minggu sore yang panas.

Aku seharusnya pergi keluar, olahraga, menghabiskan uang, bertemu orang-orang. Kupikir aku belum bicara pada siapapun kecuali istriku sejak kamis pagi. Hari kamis pagi aku bicara dengan tukang susu.

Huruf-hurufku jelek.

Aku memainkan kata BEGIN (MULAI), dengan huruf N di bintang kecil pink. 22 poin.

Kuperhatikan wajah puas istriku saat ia menyusun huruf-hurufnya. Klak, klak, klak. Aku benci dia. Jika dia tidak ada di sini, aku pasti sedang melakukan hal-hal yang menyenangkan sekarang. Aku memanjat gunung Kilimanjaro. Menonton film. Berlayar dengan kapal sepanjang 60 kaki bernama New Horizons. Atau apa saja, yang pasti aku sedang melakukan sesuatu.

Dia memainkan JINXED, dengan J skor huruf doble. 30 poin. Dia baru saja mengalahkanku. Mungkin seharusnya aku membunuhnya.

Kalau saja aku punya sebuah D, maka aku bisa membentuk kata MURDER (MEMBUNUH). Itu bisa jadi pertanda. Itu bisa jadi sebuah awal.

Aku mulai menggigit huruf U milikku. Memang itu kebiasaan buruk, aku tahu itu. Semua huruf menjadi gompal. Aku bermain WARMER untuk 22 poin, dan aku masih bisa menggigit huruf U milikku.

Pada saat aku mengambil huruf baru dari dalam kantong, aku memikirkan bagaimana huruf-huruf itu membentuk kata. Jika membentuk kata KILL (BUNUH), atau STAB (TIKAM), atau namanya, atau apa saja. Aku akan melakukannya saat itu juga. Aku akan menghabisinya.

Susunan huruf-huruf acakku: MIHZPA, dengan U di mulutku. Sial.

Sinar matahari masuk lewat jendela membuatku panas. Aku bisa mendengar bunyi serangga di luar. Kuharap bukan lebah. Sepupuku Harold menelan seekor lebah waktu ia berusia sembilan tahun, tenggorokannya bengkak dan ia pun mati. Kuharap kalau serangga itu lebah, maka makhluk itu akan masuk ke tenggorokan istriku.

Ia memainkan SWEATIER (BERKERINGAT), memasang semua hurufnya. 24 poin di tambah bonus 50 poin. Kalau tidak terlalu panas untuk bergerak aku akan mencekik lehernya sekarang juga.

Aku mulai berkeringat. Seharusnya hujan turun supaya sejuk hari ini. Sesaat kemudian, aku mendapat sebuah kata bagus. HUMID (LEMBAP) skor huruf doble, dengan huruf D dari JINXED. Ludahku sedikit muncrat saat huruf U kutaruh. 22 point lagi. Aku berharap dia mendapat susunan huruf-huruf jelek.

***

Istriku berkata huruf-hurufnya jelek. Untuk beberapa alasan, aku lebih membencinya.

Dia menyusun FAN, dengan F di huruf dobel. Dia bangkit brdiri untuk mengisi ceret dan menyalakan AC.

Hari ini hari terpanas selama sepuluh tahun terakhir dan istriku menyalakan ceret. Inilah mengapa aku membenci istriku.

Dia duduk kembali dengan nafas berat dan mulai gelisah dengan huruf-hurufnya lagi. Klak, klak, klak. Aku marah. Racun di dalam diriku menyebar di sekujur tubuhku, dan ketika sampai di ujung jari aku akan melompat dari kursiku, menumpahkan kepingan Scrabble di atas lantai, lalu aku akan mulai memukul istriku berulang-ulang.

Kemarahanku mulai mencapai ujung jariku dan berlalu. Jantungku berdegup kencang. Aku berkeringat. Aku berpikir. Wajahku merenggut. Aku menarik nafas dalam-dalam dan duduk kembali ke kursiku. Ceret mulai bersiul dan bunyi itu membuatku semakin panas.

Dia memainkan READY di kata dobel 18 poin, kemudian menuang secangkir teh untuknya. Aku tidak mau teh.

Aku mencuri sebuah keping dari kantong huruf ketika dia tidak melihat, dan melempar sebuah huruf V dari deretan hurufku. Dia mencurigaiku. Dia duduk kembali dengan secangkir tehnya, ada jejak basah lingkaran cangkir di atas meja. Aku memainkan sebuah kata 8 huruf: CHEATING (CURANG), memakai A dari READY. 64 poin, termasuk bonus 50 poin, yang artinya aku mengalahkannya sekarang.

Dia mengatakan aku curang.

Aku benar-benar benci dia.

Dia memasang IGNORE (MENGABAIKAN) pada kata triple untuk 21 poin. Skornya 153, aku 155.

Asap mengepul dari cangkir tehnya, membuatku semakin panas. Aku mencoba membuat kata-kata yang berhubungan dengan pembunuhan di deretan huruf punyaku, tapi yang kudapat hanya kata SLEEP (TIDUR).

Istriku tidur sepanjang hari. Dia tidur karena tetangga kami menjadi penyebab sebuah pintu rusak, TV terbanting dan sebuah boneka Teletubby bernama Lala dan segala macam barang dilempar keluar. Lalu istriku marah-marah melihatku uring-uringan karena kurang tidur.

***

Jika saja aku punya cara untuk pergi darinya.

Aku memanfaatkan semua hurufku. EXPLODES (LEDAKAN), dengan X dari JINXED. 72 poin. Itu akan mengalahkannya.

Ketika aku meletakkan huruf terakhir, tiba-tiba terdengar suara ledakan dan AC-pun mati.

Jantungku berdegup kencang, tapi bukan karena suara itu. Aku tidak percaya itu, tapi bisa jadi itu sebuah kebetulan. Huruf-huruf tadi menjadi kenyataan. Aku memainkan kata EXPLODES (LEDAKAN), dan itu terjadi – AC-nya meledak. Dan sebelumnya, aku memainkan kata CHEATING (CURANG) ketika aku bermain curang. Dan ZAP (KAGET) ketika istriku tersengat listrik. Kata-kata itu menjadi kenyataan. Huruf-huruf itu memilih masa depannya. Semua permainannya adalah – JINXED (SIAL)

Istriku memasang SIGN (PERTANDA), dengan huruf N di huruf tripel, 10 poin.

Aku harus mencobanya.

Aku harus menyusun sebuah kata dan melihat apakah itu terjadi. Kata yang tidak biasanya untuk membuktikan bahwa huruf-huruf itu menjadi kenyataan. Susunan hurufku ABQYFWE. Itu tidak memberiku banyak pilihan. Aku mulai menggigit huruf B.

Aku memainkan FLY (TERBANG), memanfaatkan huruf L dari EXPLODES. Aku duduk kembali ke kursiku dan menutup mata, menunggu sensasi tubuhku terangkat dari kursiku. Menunggu terbang.

Tapi, sial! Aku membuka mataku, dan di situ hanya ada seekor lalat (fly). Seekor serangga, mengiang di atas papan Scrabble, sedang berselancar di udara panas di cangkir teh. Tapi lalat itu tidak membuktikan apa pun. Lalat itu bisa jadi sudah berada lama di sana.

Aku harus memainkan sesuatu yang pasti. Sesuatu yang tidak punya arti lain. Sesuatu yang mutlak dan final. Sebuah penutup. Sesuatu yang berhubungan dengan pembunuhan.

Istriku memainkan CAUTION (PERINGATAN), memakai sebuah keping kosong untuk N. 18 poin.

Barisan huruf-hurufku: AQWEUK, ditambah B di mulutku. Aku merasa terancam dengan kekuatan huruf-huruf itu, dan frustasi kalau-kalau tidak bisa menggunakannya. Mungkin aku harus curang lagi, dan mengambil huruf-huruf yang kuperlukan untuk kata-kata seperti SLASH (SAYAT) atau SLAY (BUNUH).

Akhirnya, aku mendapatkannya. Kata yang sempurna. Penuh kekuatan, membahayakan, kata yang mengerikan.

Aku memainkan QUAKE (GEMPA) untuk 19 poin.

Aku berharap kekuatan gempa akan sebanding dengan banyak poin yang didapat. Aku bisa merasakan getaran energi besar di aliran darahku. Aku memerintahkan takdir. Aku memanipulasi nasib.

Istriku memainkan DEATH (MATI) untuk 34 poin, dan ruangan mulai bergetar.

Aku menahan nafas dan terkejut. Huruf B yang kukunyah masuk ke dalam tenggorokanku. Aku mencoba untuk batuk. Mukaku menjadi merah, kemudian biru. Tenggorokanku tersedak. Aku mencengram leherku. Gempa bumi mencapai puncaknya.

Aku terjatuh di lantai. Istriku berdiri di sana, menatapku.[]

Penulis: Charlie Fish | Dufix

0 komentar