Sunday, October 21, 2012

Cerita Horor: Kuntilanak dan Sendal Jepit [Part 3]

Ary terus berlari dan berlari tanpa alas kaki. Menerjang menembus kepekatan air mata langit. Jerit kakinya meronta menahan perih sudah tak dihiraukannya. Tangan kirinya masih saja menggenggam erat sendal jepit yang tinggal sebelah itu. Sedang tangan kanannya memegang erat sehelai daun jati besar yang dia gunakan sebagai payung. Entah dia pungut dari mana itu daun.
Tiba-tiba dari arah berlawanan muncul sebuah mobil mercedez yang melaju dengan kencang. Cciiiitttt…..mobil itu berhenti tepat 0,01 meter di depan Ary. Ketiga cewek yang ada di dalam mobil itu terpana melihat sosok kusut yang berdiri mematung di depan mobil mereka.

“Itu kan..???” teriak seorang dari mereka yang tak lain adalah Dewi.
“Itu kan Ary…Hoey Ry!!! Ngapain lo bengong disitu? Buruan naik!!!” teriak Mira.

Masih setengah sadar karena terkejut, Ary lalu masuk ke mobil bergabung dengan ketiga temannya.

“Thank’s yayang Mira..!!!” kata Ary histeris begitu dia berada dalam mobil.

“Yayang..yayang…mau di pukul pake loyang ?” omel Mira.

“Lo kemana sih Ry, di cariin malah ngilang?” sahut Dewi sambil melajukan mobilnya kearah hotel.

“Yaah…lo nggak tahu sih, tadi tu gue dikejar-kejar kuntilanak waktu beteduh di rumah tua sana," jelas Ary.

“Ya sama donk ma kita-kita, maunya nyusul lo malah dikejar kuntilanak. Lo mau menjerumuskan temen-temen lo yang cantik ini ke sarang kuntilanak,” sahut Cat.

“Gara-gara kuntilanak genit sendal jepit gue kehilangan pasangan hidupnya..” gerutu Ary.

***

Tak terasa mobil mereka sudah sampai di halaman sebuah bangunan yang di depannya bertuliskan “Key Mood Dian Hotel”.

“Ry, di dashboard ada sendal sopir gue tuh, lo pake aja dulu ketimbang lo jalan nggak pake alas kaki gitu!! Tolong Cat, lo ambilin tuh!! kata Dewi.

“Lho Dew, emang kaki sopir lo berapa?” tanya Cat yang menemukan ada tiga biji sendal jepit. Padahal kan dimana-mana yang namanya sepasang sendal ada dua biji.

“Ya dua lah…kaki sopir gue” jawab Dewi.

“Lho itu kan sendal jepit gue yang sebelah?” sahut Ary.

“Bukannya itu sendal jepit butut yang tadi dipeluk-peluk ama kuntilanak?” ujar Mira.

“Berarti…????” kalimat Dewi tertahan. Dia telah menyadari ada yang tidak beres semenjak mereka meninggalkan rumah tua tadi.

“A..a…a…da…ada…” tiba-tiba Cat tergagap sambil menunjuk Ary.

Lalu secara spontan ketiga temannya menoleh dan…

“Waaaa…ada kuntilanak….lariii…!!!!” teriak mereka bersamaan.

Mereka lari terbirit-birit menuju kamar Cat, tak peduli kalau mereka menjadi pusat perhatian ketika di loby hotel. Sesampainya di kamar Cat mereka tampak kelelahan, tak menyangka akan mengalami hal gila semacam ini.

“Gara-gara Ary nih..” ucap Mira sambil sibuk mengatur napasnya.

“Gila lo Ry, mentang-mentang lo nggak mempan tebar pesona ama kita lo tebar pesona ama kuntilanak!?” Cat ikutan ngomel.

“Tenang para bidadariku, tak usahlah kalian cemburu seperti itu.” sahut Ary mengeluarkan rayuan gombal cap kodoknya.

“Tenang gimana, lo tuh dah bikin kita celaka” lanjut Mira.

“Tapi gue seneng nih, rasanya kayak perjaka di sarang perawan deh?!” celoteh Ary membuat Cat dan Mira semakin geram.

“Diam lo pada, apa kalian nggak ngerasa ada yang aneh disini?” ucap Dewi yang indera keenamnya mulai menangkap sinyal-sinyal aneh.

Tiba-tiba terdengar suara…..

“Hi..hi..hi…hi…minta lipstick donk…!!!”


“Whaaaaa….” teriak keempatnya.

Mereka lalu berkumpul, merapat, pasang kuda-kuda. Tapi dasar Ary si playboy cap kodok disaat ketiga temannya pasang kuda-kuda guna melawan kuntilanak, sempat-sempatnya dia ambil kesempatan dalam kesempitan. Merapat kesana-kemari diantara para cewek.

“Hi..hi…hi…pangeranku…kita ketemu lagi sayang…” kata itu kuntilanak.

Dia berusaha mendekati Ary yang tengah mencari keuntungan.

“Dan lo, gue mau lipstickmu…”katanya lagi sambil menunjuk Dewi.

“Pergi lo jangan ganggu kami.!!!” Usir Dewi.

“Hi..hi…hi…hi…gue nggak akan pergi tanpa pangeran gue..kemarilah pangeranku…!!!”

“Enak aja lo ngomong, asal lo tau aja, gue itu udah cinta mati ama yayang Mira..weeek..” Ary mencibir.

“Apaan sih lo Ry, saat kayak gini juga masih bisa ngelantur?!” sahut Mira.

“Iya nih, mending lo mantra-mantrain itu kuntilanak!! Katanya kakek nenek lo dukun?” omel Cat.

“Emang kakek nenek gue dukun, tapi kakek gue dukun beranak sedangkan nenek gue dukun pijat. Jadi mana bisa mantra-mantra?” jawab Ary sambil monyongin bibirnya yang udah monyong dari lahir.

Lalu Dewi maju ke depan. Dia melepas kalung yang dipakainya dengan tangan kanannya, sedang tangan kirinya merogoh sesuatu dari dalam saku jaketnya. Sebuah lipstick merek Ultima II yang dia ambil. Diarahkannya kalung itu kearah kuntilanak dan menggerakkannya kekiri-kekanan. Dia bermaksud menghipnotis si kuntilanak. Ketika Dewi sedang berkonsentrasi, di depan pintu muncul asap putih tebal. Dari balik asap itu muncul sosok pria tampan dengan tuxedo hitam lengkap dengan kaca mata hitam pula. Dia bergerak kearah Dewi dkk. Semua yang disana terpana dengan ketampanan sosok ini. Tapi mereka menyadari satu hal, sosok melayang dan bukannya berjalan. Itu artinya dia makhluk sejenis dengan kuntilanak. Saat sosok itu tersenyum tampaklah sepasang taring yang panjang dan tajam.

“Lhoo..ternyaata diajeng kunti aada disinii tho?? Maakanya tadi saya cariin di tempat mangkal yang biaasa kok nggaak ada..?!?” kata sosok itu yang diketahui ternyata adalah drakula.

Gruubyyaaakkk,.!!!semua yang ada disitu terkejut mendengar suara si drakula yang super pelan dan halus. Saking terkejutnya mereka sampai shock seperti di film-film kartun itu.

“Ssst..sst…ni drakula apa wayang orang sih?” bisik Dewi pada ketiga temannyanya.

Ketiga temannya hanya geleng-geleng kepala tak mengerti. Bener-bener drakula yang aneh, tampangnya aja gagah, tapi ngomongnya…busyeet!!!asli kayak wayang orang. Ini drakula apa keturunan keraton ya??? pikir Dewi.

“Hi..hi…hi…ngapain lo, Hige drakula jelek nyusul gue? Lo gangguin gue aja!! Emang lo nggak ada kerjaan apa selaen ngikutin gue? Gue kan udah bilang kalau gue nggak mau deket-deket ama lo….!!!” itu kuntilanak ngomel-ngomel nggak karuan sampe liurnya muncrat semua.

“Buukannyaa kemariin kita suudaah menguucap janjii sumpaah seetiaa sehiduup sematii diajeng??Kaakandaasuudaah berjanjii akaan membahagiaakan diajeeng kunti..!!” ucap si drakula masih dengan suara sehalus wayang orang.
“Hi..hi..hi..hi..hi…kalau memang lo cinta mati ama gue, bunuh mereka!!! Tapi jangan yang cowok, itu bagian gue!!” kata kuntilanak genit.

Telunjuknya yang berkuku hitam dan panjang menunjuk kearah Ary sambil mengedip-ngedipkan matanya, kelilipan kali ya???

“Baaiklaah kalau ituu maunya diajeng…”

Si Drakula lalu bersiap melaksanakan keinginan kuntilanak. Ary, Mira, Dewi, dan Cat gemetaran dibuatnya.

Apa yang akan terjadi pada mereka berempat???




Bersambung ke cerita horor: kuntilanak dan sendal jepit [part 4]

Penulis: Cat | Kemudian | Pic

0 komentar