Tuesday, July 31, 2012

James Eagan Holmes, Joker di Dunia Nyata

Cerpen Horor - Peristiwa tragis yang terjadi saat pemutaran perdana The Dark Knight Rises di The Century 16 Movie Theater, Aurora, Colorado, Amerika Serikat (20/7) memang memilukan. 12 orang tewas, dan tiga warga negara Indonesia ikut terluka.

joker alias james yang bertanggung jawab atas penembakan di priemer batman the dark knight rises

Kemudian diketahui, sang penembak adalah James Eagan Holmes, sang Joker musuh Batman. Beberapa orang mengaitkan kembalinya Joker karena ia mati.Termasuk juga pemerannya, mendiang Heath Ledger yang mendapat Oscar berkat perannya di The Dark Knight (2008). Hmmm...misteri suram kisah Batman? Entahlah....

Bagi kamu yang belum tahu, akan semakin kaget begitu mengetahui profil Holmes sang pembunuh, yang mengaku sebagai The Joker. Coba lihat perbandingan antara 'penjahat badut' dengan data Holmes berikut ini.

JOKER
joker musuh bebuyutan batman

1. Musuh bebuyutan Batman, juga bertanggungjawab pada sejumlah tragedi dalam hidup Batman.
2. Sifatnya: pembunuh kejam, cerdas tapi gila dengan selera humor aneh. Ia juga seorang antisosial.
3. Kemampuan: punya intelegensia tinggi, ahli kimia, mampu mengoperasikan perlatan canggih.

JAMES EAGAN HOLMES
foto profil james eagan holmes

Usia: 24 tahun
Pendidikan: Mahasiswa doktoral di Universsity of Colorado School of Medicine, program Ilmu Syaraf (Neuroscience program).
Profil: Bersih, kalem, ganteng.
Prestasi: Mendapat beasiswa dan penghargaan terbaik saat lulus dari Westview High School (2006), dan prestasi akademik terbaik saat menyelesaikan program ilmu syaraf di University of California, Riverside pada 2010.

Holmes selama belajar di program doktoral ilmu syaraf juga mempelajari sejumlah topik seperti penyalahgunaa obat, skizofrenia, depresi, dan gangguan lain.

Bagaimana, ada kemiripan antara Joker dan Holmes, atau memang Holmes terlalu terinspirasi pada Joker? Kasus ini nyaris serupa dengan Chapman yang menembak John Lennon tahun 1980. Karena terlalu mengidolakan pentolan The Beatles tersebut, sehingga menganggap dirinya sendiri sebagai Lennon dan menyingkirkan 'Lennon' yang lain.

 Dalamnya hati memang tak dapat diduga. Karenanya, mengidolakan atau terinspirasi seorang tokoh boleh saja, asalkan tetap ingat, bahwa tiap individu itu berbeda.

Sumber: Harian Sindo

0 komentar