Saturday, March 23, 2013

[Review Film] Vacancy 2: The First Cut

Ketika Caleb, tunangannya Jessica, dan teman mereka Tanner yang jenaka menginap di Meadow View Inn, hal paling menakutkan yang mereka pikirkan selama menginap hanyalah dekorasi hotel yang terkesan norak. Namun, mereka tidak tahu akan bahaya yang tengah mengintai. Ya, karena pemilik motel Gordon, pembantunya Reece, dan seorang pembunuh sadis Mr. Smith telah mempersiapkan sebuah alur untuk film amatir bergenre horror thriller di motel tersebut. Sebuah pikiran picik demi mencari keuntungan dari membunuh orang lain.

Dan ketika Caleb, Jessica, dan Tanner jatuh ke dalam perangkap Mr. Smith yang berbahaya, satu-satunya harapan mereka bertahan hidup adalah melawan sepanjang malam. Melawan dengan kekuatan yang dapat mengalahkan penyerang mereka.

[Review Film] Vacancy 2: The First Cut
Ide dari film ini sebenarnya sangatlah gila horror-nya. Pertama, pernah terpikir untuk membuat film p*rn* amatir? Kedua, pernah terpikir bertemu seorang pembunuh? Ketiga, pernah terpikir menggabungkan keduanya?

Oke, siapa yang ingin membeli film p*rn* sekarang ini? Tapi, film pembunuhan yang disedapi oleh bumbu p*rn*? Ada pasar untuk ini.

Gue beri film ini 8 dari poin 10.

Walaupun, ide dari film bergenre horror thriller ini baik sekali. Namun, ada beberapa kejanggalan menurut gue.

Pertama, soal mayat. Jessica kan bersembunyi di bawah kamar motel, yang ternyata ada mayat si perempuan yang dibunuh pertama kali disitu. Bentuknya sudah seperti manekin, busuk, dan uh... ada uret (belatungnya). Yang jadi pertanyaan gue, kenapa tokoh-tokoh itu tidak terganggu dengan bau mayat? Mayat manusia gitu, wow.

Kedua, waktu Jessica bersembunyi di air. Dia kan diikuti oleh Gordon. Dalam berapa menit, Jessica sanggup menahan napas di dalam air sampai airnya berhenti beriak? 5 menit? 10 menit? Salah satu pasti ada yang kalah. Kalau tidak Jessica yang berhenti bernapas, air dipastikan akan tetap beriak. Ini tidak. Kesannya, Jessica hebat sekali berhasil menyembunyikan ketakutannya. Wow lagi deh...

Itu aja review gue tentang film ini. Kapan-kapan gue lakukan review lagi.

0 komentar