Tuesday, January 29, 2013

Menguak Misteri Fakta Kota Emas El Dorado

Cerpen Horor - El Dorado dikenal banyak masyarakat dunia sebagai sebuah kota kaya yang semua-muanya terbuat dari emas, bahkan tubuh rajanya dilapisi oleh emas. Mitos ini menuntun para petualang dan pemburu harta rakus dari Eropa, yang rela menempuh perjalanan panjang menembus hutan dan gunung liar di Amerika Selatan. Bahkan, tega membantai penduduk asli dan memporakporandakan budaya serta sistem di sana.

Kabut mitos yang selama ini menyelimuti berhasil terkuak oleh para arkeolog. Ternyata El Dorado bukanlah kota melainkan nama seseorang!

"Untuk rakyat Muisca hari ini, seperti halnya bagi leluhur kami, emas tidak lebih dari sekadar persembahan ... emas tidak mewakili simbol kekayaan bagi kami." ~ Enrique Gonzalez, keturunan Muisca ~

Awal Mula Penjelajahan

Cerpen Horor - Menguak Misteri Fakta Kota Emas El Dorado
Diawali penjelajahan Columbus di Amerika pada 1492, kisah dunia baru yang kaya logam mulia itu tersebar ke Eropa, mengundang lebih banyak penakluk Spanyol berdatangan, mengikuti hawa nafsu penaklukan dan mengeruk harta.

Benar, banyak emas ditemukan di sana. Namun, temuan arkeolog baru-baru ini menyebut, seluruh perjalanan bangsa Eropa menemukan sebuah kota emas, sia-sia. Sebab, El Dorado bukan tempat melainkan orang.

Salah satu dasarnya adalah mitos asli bangsa Amerika Selatan yang menyebut El Dorado sejatinya bukan lokasi melainkan seorang penguasa yang saking kayanya menutup dirinya dengan emas, dari kepala hingga ujung kaki setiap pagi, dan mencucinya di danau suci tiap malam.

Kisah nyata tersebut perlahan dikuak satu-persatu, mengkombinasikan teks kuno dan riset arkeologi terbaru.

Berakar dari Suku Muisca

"Inti kisah ini adalah ritus upacara yang dilakukan masyarakat Muisca yang tinggal di kawasan Kolombia Tengah pada tahun 800 Masehi," kata Dr Jago Cooper, kurator Amerika di British Museum, seperti dimuat BBC, Senin (14/1/2013).

Kisah ini lalu ditulis ulang oleh orang Spanyol di awal abad ke-16, Juan Rodriguez Freyle. Dalam tulisannya, "The Conquest and Discovery of the New Kingdom of Granada" terbit tahun 1939, Freyle menceritakan, saat pemimpin Muisca meninggal, dipilihlah penggantinya--biasanya kemenakan lelaki mendiang.

Melalui proses inisiasi yang panjang, upacara pelantikan berakhir di sebuah danau suci. Belakangan diketahui, danau itu adalah Danau Guatavita, di Bogota, Kolombia.

Pewaris itu lalu ditelanjangi, tubuhnya ditutupi dengan lumpur dan emas bubuk. "Lalu warga melempar persembahan untuk para dewa, berupa benda berharga seperti emas, zamrud, dan benda berharga lain ke danau."

Kisah ini diperkuat temuan arkeolog yang mengungkapkan keterampilan luar biasa dan skala produksi emas di Kolombia pada saat kedatangan bangsa Eropa pada 1537.

Cerpen Horor - Menguak Misteri Fakta Kota Emas El Dorado
Namun, dalam masyarakat Muisca, emas, perak, dan tembaga dicari, bukan karena nilai materinya, tetapi lebih untuk alasan relijius. Emas bukan pertanda kemakmuran.

"Untuk rakyat Muisca hari ini, seperti halnya bagi leluhur kami, emas tidak lebih dari sekadar persembahan ... emas tidak mewakili simbol kekayaan bagi kami," kata keturunan Muisca, Enrique Gonzalez.

Menurut arkeolog Roberto Lleras Perez, kebiasaan orang Muisca tergolong unik. "Tidak ada masyarakat lain, sejauh yang saya tahu, mendedikasikan lebih dari 50% produksi emas mereka hanya untuk persembahan. Mereka unik," kata dia.

Sikap itu berbeda dengan rakyat Eropa yang melihat emas sebagai simbol kekayaan, juga kekuasaan. Pikiran Eropa yang mendengar cerita itu hanya terpesona pada betapa banyak emas yang dilemparkan ke danau atau dikubur di tempat suci di seluruh Kolombia. Bukan pada maknanya.

Menguras Danau

Pada 1537, cerita tentang El Dorado menarik penakluk Spanyol, Jimenez de Quesada dan 800 anak buahnya untuk melakukan misi, menemukan rute darat ke Peru lalu ke kampung halaman Muisca.

Banyak anggotanya yang tewas, namun mereka menemukan keberadaan emas. Yang mengejutkan, bangsa Muisca menggunakan teknik yang melampaui apa yang pernah dilihat mata Eropa. Misi itu dilanjutkan saudaranya, Hernan Perez de Quesada, yang mengeringkan Danau Guatavita dengan ember dan menemukan emas seberat 18 kilogram dari sana.

Pencarian terus dilakukan, bahkan pada 1970-an, jumlah emas yang ditemukan para penjarah kala itu di wilayah Amerika Selatan, mampu membuat pasar emas dunia kocar-kacir.

Kebanyakan emas jarahan itu, sejak Columbus, telah dilebur. Petunjuk keagungan budaya kuno telah hilang selamanya. Untungnya, masih ada peninggalan yang berhasil diselamatkan, yang kini disimpan di Museo del Oro di Bogota dan British Museum di London.

Selain memberi wawasan tentang kebudayaan saat itu, yang paling penting, koleksi berharga tersebut dapat memberikan wawasan baru, menceritakan kisah nyata di balik mitos El Dorado. Ya, sekadar mitos![]

Sumber:
Liputan6

Follow Twitter kami di @CerpenHoror | Follow Google Plus kami di +Cerpen Horor 

0 komentar