Beberapa waktu lalu di Expo Centre, Tunjungan Plaza, Surabaya diadakan wahana rumah hantu, yang isinya hantu jadi-jadian untuk shock theraphy. Saya yang belum pernah melihat hantu yang sebenarnya penasaran ke wahana tersebut.
Saya pun mengajak Wanto, kawan sekelas saya, yang sebelumnya sudah pernah ke sana. Di perjalanan, saya nerveous setengah mati. Berbagai tanya bagaimana, kalau ini, kalau itu, jika, andai, arrrh… memenuhi benak saya. Saya pun memikirkan hal lain supaya berani. Saya ingat, bapak pernah memberi wejangan kepada saya mengenai melakukan segala sesuatu. Kata-kata beliau yang masih teringat tersebut adalah “Jika bisa melewati rintangan yang sulit, ke depan kamu akan mudah melewatinya.” Waktu itu saya belum mengerti maksud perkataan bapak, tapi seiring berjalannya waktu saya mulai bisa memahami kata-kata tersebut.
Mengingat kalimat wejangan dari bapak, langkah saya menuju wahana tersebut makin mantab. Saya berbicara beberapa patah kata kepada Wanto mengenai hal-hal yang akan dialami di wahana. Wanto bercerita ini dan itu hingga tidak terasa kami sudah sampai di lokasi.
Kami pun segera membeli tiket dan masuk ke wahana rumah hantu. Di dalam wahana, suasana memang menyeramkan. Saya melihat berbagai jenis hantu khas Indonesia yang biasanya hanya saya dengar melalui cerita kawan-kawan saya. Tapi, hantu jadi-jadian itu tidak begitu menakutkan saya. Karena, saya sudah me-mindset pikiran saya bahwa sosok-sosok itu hanyalah hantu jadi-jadian, bukan hantu seram yang sesungguhnya.
Setelah selesai, saya pun berbicara kepada Wanto. “Tidak begitu seseram yang diceritakan ya?”
Wanto hanya tersenyum mendengar opini saya itu. Kami pun pulang. Wanto mengatakan kepada saya untuk melewati jalan berbeda ketika pulang. Dan kami memang melewati jalan yang berbeda untuk pulang. Jalan yang hanya diketahui oleh Wanto.
Kami menyusuri jalan setapak yang gelap dan tibalah kami di kuburan. Wanto berkata kepada saya, “Silakan lihat yang nyata.”
Dalam beberapa menit berikutnya, muncullah pocong yang jalannya melompat-lompat cepat dan hilang hanya sekejap saja. Sumpah saya ketakutan melihat hal senyata itu, jauh lebih nyata daripada hantu jadi-jadian di wahana rumah hantu tadi. Wanto sendiri terbahak-bahak melihat saya ketakutan. Sejak saat itu, saya menganggap bahwa hantu seram adalah pocong.[]
Follow Twitter kami di @CerpenHoror | Follow Google Plus kami di +Cerpen Horor
0 komentar