Friday, December 21, 2012

Cerita Horor: Krosakkk... Siapa di Situ?

Gara-gara tidak mengerjakan PR, siang itu Prabowo dihukum guru wali kelasnya untuk piket sepulang sekolah. Yang diartikan piket di kalangan anak SD kelas 5 adalah membersihkan seluruh kelas. Sebetulnya, piket dilaksanakan oleh satu kelompok yang terdiri dari beberapa murid di pagi hari sebelum pelajaran dimulai. Yang terjadi pada Prabowo siang itu merupakan piket spesial, yang dilakukan sendirian sepulang sekolah.

Tentu saja, Prabowo menyapu kelas sambil sesekali menggerutu. Dia sebal karena semua teman dan guru wali kelas sudah pulang meninggalkan sekolah. Jadi, tak ada siapa-siapa di sekolah, terkecuali, pak Bon. Itupun dia berada di belakang sekolah karena memang tinggal di sana. Dan tak kelihatan batang hidungnya siang ini.

Krosakkk...

Prabowo menghentikan sapunya. Tampaknya dia seolah mendengar suara lain selain suara sapunya. Dia berhenti, memandangi sekeliling kelasnya. Bulu kuduknya meremang, rasa takut mulai menyelimutinya. Dia baru menyadari kalau sendirian di ruang yang cukup lumayan besar itu.

Buru-buru dia mempercepat gerak sapunya di atas lantai supaya bisa cepat pulang. Dan akhirnya...

"Fiuh," Prabowo mengelap peluh di dahinya, "Sudah bersih."

Krosakkk...

Suara berkerisak di dalam kelasnya terdengar lagi. Bulu kuduk Prabowo meremang kembali. Terdiam, Prabowo coba mendengarkan suara berkerisak itu lebih seksama. Suara itu tak terdengar lagi.

Langit di luar menghitam, tanda mau turun hujan. Prabowo langsung menjinjing tasnya dan keluar kelas untuk pulang. Tapi, tampaknya kalah cepat dengan hujan. Yang awalnya turun rintik-rintik, dan perlahan mulai deras.

Prabowo terpaksa duduk terdiam di depan sekolah sambil mendengus. "Huh, sial aku hari ini. Sudah dapat hukuman menyapu kelas, hujan pula pas pulang. Amsyong deh..."

Sebenarnya dia sangat ingin pulang. Tapi, nanti ibunya di rumah akan menyangkanya main hujan-hujanan. Yang tentu saja, takkan bisa disangkal hanya karena ingin buru-buru pulang. Ibunya tak ingin seragam Prabowo kotor karena sulit dihilangkan. Yeah, walaupun Rinso mengizinkannya. Tapi, ibunya tetap tak memperbolehkannya. Jadi, daripada berurusan dengan ibunya yang lebih membuat bulu kuduknya merinding, lebih baik menunggu di depan sekolah. Sendirian. Hujan. Kedinginan. Dan... bulu kuduk meremang pula.

Air hujan yang dingin membawa hawa yang dingin. Hawa yang dingin membuat Prabowo ingin buang air. Tak berpikir lama-lama, Prabowo segera ke kamar mandi. Walaupun gedung tempat sekolah Prabowo apik, tetap saja yang namanya kamar mandi sekolah, selain baunya pesing tak tertahankan juga agak kotor. Kalian tahu kan apa artinya kotor di kamar mandi? Spooky, dan krosakkk...

Prabowo mendengar lagi suara kerisak di luar kamar mandi. Suara itu tadi sudah membuat Prabowo terkejut. Dia lalu teringat cerita horor yang kerap diceritakan oleh kakaknya sebelum tidur. Sekolah. Kamar mandi. Hantu.

Dug... Dug... Dug...

Suara pintu kamar mandi dipukul dari luar. "Woi, gantian dong!" teriak suara itu.

"Iya tunggu sebentar!" sahut Prabowo dari dalam, sambil masih memegangi gagang anunya.

"Cepetan, dah enggak tahan!" teriak suara itu.

Prabowo buru-buru memasukkan anunya ke dalam celana dan keluar. Di luar tak ada siapa-siapa. Hanya angin hujan yang dingin berhembus ke dalam kulit Prabowo.

Siapa itu?

Kalian tentu sudah bisa menduga siapa itu, bukan? Ya, itu suara dari dimensi lain. Tapi, kita pura-pura jadi Prabowo dan membayangkan berada dalam posisinya.

Prabowo langsung lari menembus hujan untuk segera pulang. Ketakutannya sudah sampai di ujung ubun-ubun kepalanya. Dia tak lagi menghiraukan aturan ibunya. Lagipula, siapa peduli, selagi ada Rinso yang bisa membersihkan segala macam noda di baju?[]

Follow Twitter kami di @CerpenHoror

0 komentar