Sebangun tidur gua langsung ke dapur mencari "remah-remah" untuk mengganjal perut yang keroncongan. Maklum, gua belum dari sepulang kuliah tadi sore. Gua bingung karena tumben nggak ada orang di rumah gua. Biasanya, rumah selalu penuh orang. Ah sebodo amat. Perut gua keroncongan lagi. Gua ngecek kulkas untuk melongok isinya, kosong. Nggak ada apa-apa di dalam sana, kecuali mie instant.
Anying. Orang-orang pada nggak inget apa ya kalau gua hari ini ulang tahun. Gua menitikkan air mata.
Gua coba cari di sekeliling rumah, tidak menemukan satu pun manusia. Otomatis, gua langsung masuk ke rumah. Saat di dalam rumah gua pun terkejut, ternyata orang tua gua sedang berdiri di depan dapur -di lorong kecil yang menghubungkan dapur dengan ruang keluarga. Mereka cuma terdiam dan menunduk.
"Nice joke!" kata gua, "Udah nggak usah nakut-nakutin gua!"
Tapi mereka tetap diam dan secara perlahan-lahan tubuh mereka melepuh. Pada awalnya, gua ketawa-ketawa menyikapi hal ini. Gua mengira ini lelucon yang mereka buat untuk membuat gua nangis darah. Tapi, lama-lama gua merasa ini sudah nggak lucu lagi. Saat gua mau bilang, mereka semua raib di depan mata kepala gua sendiri. Jeeng! Barulah gua sadar kalau ini bukan sekadar lelucon. Dengan pikiran yang linglung, gua bergegas ke warnet. Dan menghabiskan malam ulang tahun di sana -main Ragnarok. Waktu itu masih booming.
Sementara, orang tua, bokin, sama beberapa temen gua yang merencanakan kejutan ulang tahun gua sia-sia belaka. Padahal mereka sudah meninggalkan note di atas TV bahwa mereka sedang menunggu kedatangan gua di restoran. Pengalaman horor yang kampreeeeettt menurut gua.[]
Follow Twitter kami di @CerpenHoror
0 komentar