"Jadi juga dah nginep di rumah elo." Kata Luvy pada Kimmy.
"Hemm… tapi di rumah gue gak tau kenapa banyak kejadian aneh loh." Ucap Kimmy hati-hati.
"Ciyus miapah?" Kunny sangsi.
"Iya. Semenjak bokap nyokap gue ke Bandung, kayaknya sering banget ada yang colek-colek gue. Tapi pas dilihat, ga ada."
"Wew, serem. Tapi gue penasaran, ah! Luv, elo kan anak Indigo, ntar bantuin kita-kita buat lihat ya." Usul Sunny.
"Beres." Kata Luvy, mengacungkan dua jempolnya. Lalu merekapun menaiki angkot untuk menuju rumah Kimmy.
***
Malam harinya di rumah Kimmy.
"Eh, disitu ada loh." Bisik Luvy pada ketiga temannya, sambil menunjuk pada sofa panjang yang terletak membelakangi TV. Saat ini Kimmy, Kunny dan Sunny tengah duduk di sofa panjang yang menghadap pada jendela rumah. Sementara Luvy berdiri di belakang mereka. Tampaknya Luvy habis mandi. Terlihat dari rambutnya yang basah ditutupi dengan handuk seperti mau creambath.
"Masa, sich?" Ketiganya kaget. Mereka merasa agak seram namun sedikit tak percaya dengan ucapan Luvy.
Luvy lalu menepuk pundak Kunny. Kunny melihat langsung sesosok makhluk gaib itu, yang sedang duduk di sofa panjang yang ditunjuk Luvy tadi. Sosok itu adalah gendruwo.
"Hmmmm…hmmmm.." Kunny mengerang tertahan. Takut dengan gendruwo itu, namun enggan berteriak.
"Ada ya, Kun?" Tanya Sunny.
"He-eh. Ada." Jawab Kunny sambil memalingkan muka, takut.
Tiba-tiba Luvy menepuk bahu Sunny. Dan secara otomatis, Sunny yang duduknya paling pinggir, langsung shock melihat gendruwo itu.
"Astagfirullahalazim!!" Pekiknya kaget sekaligus takut. Sampai-sampai kedua kakinya yang awalnya menjuntai di lantai, dinaikkan ke atas kursi.
Setelah Kunny dan Sunny yang melihat gendruwo itu, sekarang giliran Kimmy, Sang Tuan Rumah yang melihatnya. Tak segan-segan, Luvy pun langsung menepuk pundak Kimmy, yang sedang duduk di tengah-tengah antara Kunny dan Sunny.
"AAAAAAAARRRRRRGGGGGHHHH!!!" Kimmy kaget ketika melihat sesosok gendruwo duduk di sofa dan melotot ke arahnya.
"Ngapain elo lihat-lihat?" Bentak si Gendruwo kasar.
"Oh, jadi elo yang nyolekin gue? Kurang ajar elo ya! Udah nginep di sini, nyolek-nyolek lagi!!" Bukannya takut, Kimmy malah marah. Ia lalu mengambil sebuah bantal besar dan memukulkannya pada gendruwo tadi.
"Waduh, ampun, dek! Ampun!" Gendruwo itu memohon maaf.
"Enak aja elo manggil gue adek. Emang gue adek elo apa?" Tambah marahlah si Kimmy dan langsung memukul gendruwo bertubi-tubi menggunakan bantal.
"Ampun! Ampun!" Gendruwo itu merintih. Maklum, pukulan Kimmy keras juga walaupun hanya menggunakan bantal.
Beberapa menit kemudian, si Gendruwo pun mengetik makalah di depan computer.
"Nih, ketik. Gue yang bacain. Definisi perdagangan Internasional adalah… Eh, cepetan ketik goblok!" Omel Kimmy sambil memukul gendruwo menggunakan kipas.
"Aduh, istirahat dulu yah? Gue capek neh." Ucap gendruwo itu tersengal-sengal.
"Halah, baru juga ngetik sebentar udah capek. Cepetan ngetik! Atau elo mau gue usir?"
"Hah? Jangan deh… jangan! Iya, gue ketik!" Akhirnya gendruwo itu pun mengalah. Demi mendapatkan tempat tinggal.
"Lumayan, dapet bala bantuan." Ucap Luvy nyengir.
"Yoi!" Sahut Kunny setuju. Dan mereka berempat pun tertawa.
Gendruwo pun bergumam meratapi nasibnya, "Huh nasib…nasib! Udah disuruh ngetik makalah, diancam mau diusir pula! Huuuuuuu!!"
Penulis: Aussey | Teks | Pic
0 komentar