Sunday, October 28, 2012

Cerpen Horor: Surat Kutukan Illiona Van Wen

Cinta yang terlalu mendalam akan mengantarkan seseorang pada kehancuran dirinya. Dan mungkin juga berdampak pada kehancuran kehidupan orang lain. Illiona Van Ween, seorang berkebangsaan Belanda, ratusan tahun yang lalu saat tinggal bersama ayahnya di Batavia, memiliki kisah kasih dengan seorang pemuda betawi, Eboni Bin Sabeni.

Kisah cinta dua anak manusia yang berbeda bangsa, kultur, agama dan latar belakang ini begitu banyak menumpahkan air mata di kedua belah pihak. Tentangan dari kedua keluarga yang akhirnya berujung pada terbunuhnya Eboni dengan timah panas yang menembus tubuhnya, menyisakan luka yang mendalam bagi Illiona Van Ween.

Semenjak peristiwa tragis itu Illiona lebih banyak mengurung diri di kamar… tangisannya yang begitu pilu seakan tanpa henti beberapa hari menguras air matanya hingga mengering dengan sendirinya. Illiona begitu terpukul dan mengakibatkan dirinya sering berhalusinasi. Ia bisa tiba-tiba tertawa.., bernyanyi, marah-marah, dan menangis dengan tiba-tiba tanpa sebab. Penampilannya menjadi sedemikian buruk, tak terurus.

Keluarga Van Ween yang kewalahan menghadapi perubahan sikap dan perilaku Illiona ini lantas memasukkannya ke rumah sakit jiwa. Berbagai obat penenang pun terpaksa di-injeksi-kan ke tubuhnya yang kerap mengamuk. Namun sayangnya perawatan di rumah sakit jiwa tersebut tidak ‘menyembuhkan sakit’nya. Dan yang lebih parah lagi, salah seorang dokter suatu hari tergoda oleh tubuh mulus Illiona yang memang masih terlihat seksi. Illiona pun mengalami pemerkosaan… amukan Illiona yang menolak perlakuan sang dokter tersebut malah berujung pada penganiayaan terhadap Illiona.

Illiona begitu terluka, perih…, dan merasa ternoda. Kehilangan cintanya dan terenggut martabatnya…. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk menggantung dirinya di langit-langit kamarnya dengan lilitan bajunya. Illiona tergantung tanpa sehelai benang pun….

Selembar surat yang ditinggalkannya menjadi kutukan bagi siapapun yang terluka oleh cinta yang mendalam…

Cinta,

Apa itu cinta..? Aku tak bisa mendapatkan kebahagiaan dari cinta…

Haruskah ada cinta di dunia ini, jika akhirnya semua itu malah menyakiti manusia dengan amat sangat.

Aku berjanji pada semesta…, siapapun yang tersakiti oleh cinta sejatinya, akan menemaniku… bersama dalam alam ruh… dan tak perlu lagi merasakan penderitaan yang tak berujung karena cinta

yang tersakiti oleh cinta,

~ Illiona Van Ween ~


Tahun demi tahun berganti, satu per satu penghuni di rumah sakit jiwa itu mati dengan cara yang tidak wajar. Ada dokter yang mati tertimpa tabung oksigen, pasien yang mati karena membentur-bentukan kepalanya ke dinding, para perawat yang tiba-tiba berhalusinasi dan saling membunuh satu sama lain.. dan masih banyak lagi kejadian aneh yang menghantui rumah sakit itu.

Penguasa VOC waktu itu akhirnya menutup rumah sakit yang menyisakan banyak duka di Batavia. Kabar ini tersiar ke berbagai pelosok negeri. Surat kutukan dari Illiona memburu nyawa setiap mereka yang terluka oleh cinta. Ada kabar bahwa arwah Illiona Van Ween mengincar mereka yang terbaring di rumah sakit, akibat luka yang mendalam oleh cinta sejatinya. Seperti pada foto di bawah ini

Kabar ini terus tersiar hingga suatu saat ada yang tidak meneruskan kisah Illiona ini, namun ini malah berakibat buruk. Mereka yang menghentikan kabar ini mengalami berbagai kecelakaan yang tidak wajar…!!

Ada pria yang mengacuhkan kabar ini, malah terbunuh di tangan kekasihnya sendiri. Sepasang kekasih yang mengatakan bahwa ini hanya isapan jempol semata, terbunuh oleh anak remaja berusia 15 tahun, yang kerasukan arwah Illiona Van Ween. Seorang gadis yang juga tidak mempercayai kisah ini pun tertabrak kereta dengan mengenaskan.

***

Nb: Hingga kini kisah ini pun masih terus disebarkan. Bagi mereka yang telah membaca kisah ini dari saya, sebarkan dengan cara men-share dalam jejaring sosial Facebook, Twitter, atau G+. Dan bagi warga Kompasiana yang telah membaca ini, berikan vote aktual untuk tetap meneruskan kisah Illiona Van Ween.

Penulis Erri Subakti | Kompasiana | Pic

0 komentar