Misteri ini membuat saya dan teman-teman satu kelas di SD Penasaran menjadi penasaran. Terinspirasi komik kesukaan kami, detektif conan. Kami pun memberanikan diri untuk menyelidiki misteri ini dan menjadikan kasus ini sebagai awal kami menjadi detektif.
Saya dan teman-teman pun berkumpul di rumah pohon yang ada di halaman saya. Kami ada 5 orang. Bain si onthel, Armand si Daeng, Anto si Juntak, Heni si kutilang dan saya sendiri Palti si keren. Nama grup detektif kami, Detektif Kampungan.
Kami pun memulai penyelidikan dengan mendatangi rumah korban terakhir. Korban kawan kami. Namanya Bowo. Sudah 3 minggu dia menghilang.
Sesampainya disana kami disuguhi makan malam. Sengaja memang supaya bisa merasakan masakan mama bowo. Katanya paling enak sekampung. Kami dikasih makan pakai lauk rendang. Wah enak banget. Kenikmatannya hampir membuat kami lupa tujuan kami sebenarnya.
Singkat cerita kami pun bertanya kapan Bowo pergi dan kemana dia hilang. Selidik punya selidik, ternyata Bowo hilang di jalan menuju sekolah kami. Hal yang sebenarnya mustahil ada orang hilang di situ.
Kami pun mencoba menyisir jalan menuju sekolah kami keesokan hari sepulang sekolah. Sepanjang jalan kami tidak ada menemui keanehan. Sampai kami disadarkan akan adanya satu sosok aneh yang duduk di pinggir jalan. Kami sangat kenal orang tersebut. Namanya Adi Gila. Kata orang tua kami, Adi ini tidak berbahaya, tetapi jangan didekati. Karena dia bisa kumat tiba-tiba.
Adi ini punya rumah reot yang gelap. Listrik tidak ada disana. Entah kenapa kami tiba-tiba mencurigai Adi Gila. Yang membuat kami curiga adalah Adi sedang makan rendang yang sama seperti yang kami makan. Apakah Adi mencuri dari rumah Bowo? Mungkinkah dia punya dendam sama keluarga Bowo?
Malamnya kami pun menyelidiki rumah Adi. Rumahnya sangat gelap di malam hari dan seperti bau bangkai. Kami tetap nekat dan masuk. Sampai akhirnya kami terkena jerat. Kami berlima tertangkap. Heni pun menjerit ketakutan. Terlambat bagi kami, Adi mendengar suara kami dan mendatangi kami. Suara rantai pasungnya terdengar pelan sampai akhirnya jelas terdengar didekat kami.
Alangkah terkejutnya kami ketika melihat Adi telah membawa pisau daging. Adi pun menyalakan lilin dan kami pun sadar apakah yang membuat bau bangkai itu. Ada mayat yang telah dimutilasi. Disampingnya ada seragam SD. Disampingnya lagi ada seonggok daging mentah dan daging rendang. Mirip rendang yang kami makan di rumah Bowo. Mungkinkah itu daging Bowo?? Menyadari itu kami semua pun muntah. Heni yang ingin teriak pun tidak mampu lagi teriak.
Tidak berapa lama satu persatu kami dibunuh Adi dimulai dari Heni dan dia pun menguliti serta memotong Heni. Daging paha dan dada Heni dipisahkan. Saya pun melihat teman-teman yang lain pun pingsan tidak tahan melihatnya. Daging yang gurih itu ternyata daging Bowo. Apakah orang tuanya menyadari mereka telah memakan anaknya sendiri??
Daging kami pun pasti akan dikirimnya ke rumah kami. Orang tua kami memakan daging kami. Akkkkhhhhhhh….. Cressshhh (suara darah keluar dari leher).
Penulis: Palti Hutabarat | Kompasiana | Pic
0 komentar