Friday, October 12, 2012

Cerita Horor: Pocong-kah Itu?

Cerita Horor: Pocong-kah Itu?

Sebelumnya, perkenalkan nama aku Alitta. Kisah misteri ini murni aku alami sendiri tanpa rekayasa, dan saksi-saksinya pun masih bisa dimintai keterangan (hee... sekadar untuk meyakinkan). Kisah ini terjadi sekitar 4 tahun lalu, tepatnya malam minggu kira-kira pukul 20.00.

Kejadian ini bermula waktu pacar saya (dulu) sebut saja Boy minta bertemu untuk membicarakan suatu hal. Awalnya aku nolak, karena keadaan di daerah aku masih mati lampu. Tapi karena dia keukeuh buat ketemuan, akhirnya aku dan Boy sepakat bertemu di tempat yang telah disepakati yaitu di depan jalan dekat rumahku. Karena takut untuk keluar sendirian, aku minta ke Dinda (sepupu aku) buat nemenin aku ketemu Boy. Awalnya dia nolak soalnya takut. Tapi dengan sedikit sogokan akhirnya Dinda mengiyakan.

Dengan berbekal senter, aku dan Dinda menuju depan jalan raya. Jarak dari rumah ke jalan raya sekitar 50m, aku dan Dinda jalan dari arah timur menuju ke barat. Sekitar 10m kita jalan, tiba-tiba aku melihat sosok mencurigakan jalan di depan jalan raya dari arah utara ke selatan (bisa dimengerti kan maksudnya?). Karena, aku termasuk orang yang kurang percaya dengan hal-hal mistis (dulu), aku cuman ngira-ngira kalau itu tukang nasgor. Walau begitu, tetap saja rasa agak horor, oh ya anehnya malam itu jalan raya terlihat lenggang nggak biasanya, hampir jarang ada motor atau mobil yang lewat. Sepi!

Balik ke cerita, aku dan Dinda tetap jalan, walaupun hatiku mengatakan ada yang nggak beres. Sekitar 30m dari jalan, Dinda tiba-tiba pindah ke belakang jalannya, terus dia pegang belakang bajuku sambil bilang, "Ta, itu apaan? Kok kaya pocong?"

Dengan nada sok bijak (padahal hati ikutan takut juga) aku ngejawab, "Bukan pocong, paling tukang nasgor, tenang aja."

Aku dan Dinda tetep jalan. Sekitar 20m dari jalan raya, aku mulai ngerasa ada keganjilan. Masa sih itu tukang nasgor? Terus kalau pun itu orang, masa jalannya datar (kayak melayang gitu), biasanya kan ada irama bahunya kalo orang jalan (ngerti kan maksud aku?). Terus kalo emang itu pocong, kenapa nggak loncat-loncat? Tapi malah melayang.

Karena penasaran, aku dan Dinda tetep jalan, walaupun di belakang Dinda udah ketakutan banget. Makin dekat, makin jelas pula yang aku lihat. Sekitar 10m dari jalan raya, Subhanallah, aku ngeliat dengan mata kepala aku sendiri ada sosok berkain putih lengkap dengan pocongan di atasnya, jalan melayang, dengan muka (naudzubillah) merah seperti bara api, rusak, nggak jelas. Karena terkesima (nggak percaya sama yang aku lihat), aku dengan begonya bengong sambil bilang ke si Dinda

"Dinda, kayaknya bener deh itu pocong." Aku baru sadar kalau Dinda udah ambil start duluan buat lari sambil teriak-teriak "poocoooooooonnnggg".

Alhasil aku sendirian berdiri tegak lurus, kemudian setelah aku bisa menguasai diri lagi, aku lari sekencang-kencangnya menyusul Dinda yang lari 10meter di depan aku.

Setelah ngos-ngosan nyusul si Dinda, akhirnya sampe juga di depan rumah, karena masih penasaran (untuk memastikan), aku dan Dinda ngga langsung masuk rumah, tapi nunggu dari jauh lewatnya si pocong itu lewat dari arah utara ke selatan. Kalo emang itu manusia, pasti pas ngelewat dari arah utara ke selatan bakalan keliatan sama aku dan Dinda yang ngelihatin pocong itu dari jauh. Tapi, sosok ini sama sekali nggak muncul lagi. Akhirnya, aku dan Dinda masuk ke rumah, dengan geger aku dan Dinda cerita ke orang-orang rumah, tapi satu pun di antara mereka nggak ada yang percaya.

Lalu, apa kabar dengan Boy?

Nggak lama dari itu, Boy telpon dengan sedikit ngomel. "Lu di mana sih? gua nunggu dari tadi nggak nongol-nongol. Buruan dingin!"

Dengan kesal aku ceritain apa yang aku dan Dinda alami, dengan nada enteng dia jawab, "Hahaha... masa sih jaman sekarang ada pocong? Ngarang banget, buktinya aku dari tadi nungguin kamu depan kuburan nggak ada apa-apa!"

Dengan kaget aku jawab "Kuburan mana? Lu pikir gua kunti, make nunggu gua di depan kuburan!"

Dia juga ikutan kaget "Kuburan deket MTS itu. Kata temen lu, katanya rumah lu di daerah sini? gimana sih!"

Dengan dongkolnya aku jawab, "SALAH ALAMAT BEGO!!!"

Mungkin para pembaca heran, kenapa pacar aku bisa salah alamat? Karena aku dan pacarku dulu dikenalin sama seseorang lewat sms. Saat ketemuan pun nggak pernah di daerah aku, soalnya aku takut ketahuan sama ortu (backstreet), makanya dia salah tangkep waktu nanyain alamat aku ke temen aku itu, salah alamat deh jadinya.

Alhasil, aku dan Boy nggak ketemu malam itu, karena aku bener-bener jadi parno. Tapi sampai detik ini pun aku dan Dinda masih tanda tanya besar mengenai kejadian ini, aku dan Dinda sulit percaya kalo yang kita lihat malam itu pocong. Kadang suka ketawa berdua juga kalo inget kejadian itu, seandainya itu manusia, kebayang ekspresi muka manusia itu dikira pocong. Tapi kalo emang itu jin yang meyerupai manusia (pocong), sial banget itu jin. Di balik itu semua, cuma Allah yang tahu apa sebenarnya makhluk yang aku dan Dinda lihat malam itu.

Cerita horor | Pic

0 komentar