Sunday, September 23, 2012

[Cerita Horor] Penumpang Gelap di dalam Mobil


Cerita horor ini saya alami sendiri tahun 1993. Waktu itu, saya menjadi panitia Ospek mahasiswa baru FS UI (kini FIB UI). Saya berencana  menginap di kampus, seperti panitia yang lain. Gara-gara ada barang yang ketinggalan di rumah teman, saya dan teman berencana mengambilnya. Lalu capcus ke kampus malam itu juga.

Jam di mobil telah menunjukkan sekitar pukul 23.30 malam. Kami berdua masuk ke dalam mobil dan mengarah langsung keluar kampus. Pada 1993, UI, jalan sepanjang LA dan Tanjung Barat tidak seperti sekarang. Jalanan sangat sepi dan gelap. Tidak ada bangunan-bangunan besar di sepanjang jalan seperti saat ini. Masih banyak pepohonan lebat, malah ada kuburan di sebelah kiri jembatan kecil.

Setelah mengambil jalan belok ke kiri dari Gerbatama UI, kami melewati jalan lama yang berkelok melewati jembatan. Pada 1993, belum ada jalan tembus dari Gerbatama ke Universitas Pancasila. Saya menyalakan lampu besar karena suasana sangat gelap sekali. Ketika hendak melewati jembatan, kami melihat sosok kuntilanak duduk di bahu jembatan.

Teman saya berkata, "Jo, lu liat kuntilanak lagi duduk nggak barusan?"

Saya hanya terdiam, merinding ketakutan. Saya melihat juga apa yang dilihat oleh teman saya itu. Namun lebih dari itu, ketika teman saya mengatakan hal tersebut saya melihat ke spion belakang. Celaka! Kuntilanak itu duduk di kursi belakang mobil kami. Saya-pun menelan ludah, gemetar dan tidak berani lagi untuk melihat ke arah spion.

Dalam hati saya berkata kepada kuntilanak itu. "Kalau lu mau nebeng ikut, silahkan aja tapi jangan ganggu kita."

Ketika saya mengatakan hal tersebut teman saya baru sadar dan terlihat gugup. Kami berdua tidak ada yang berani untuk mengatakan apapun, terus terdiam sepanjang perjalanan.

Sepanjang perjalanan diiringi pohon-pohon besar, jalanan yang gelap dan sepi sekali saya terus mengemudi dan dipenuhi oleh bayang-bayang kuntilanak di kursi belakang. Saya tidak tahu apakah dia masih menumpang di belakang atau tidak. Tapi batin saya merasakan bahwa ia masih, masih duduk di belakang dan mengintai setiap gerak-gerik kami. Anehnya selama perjalanan dari saya bertemu dengan kuntilanak, saya tidak menemukan satupun mobil yang berjalan ke arah sama dengan ke arah kami pergi.

Akhirnya, ketika kami sampai di Pasar Minggu, hawa mistis dari penumpang belakang sudah hilang. Di jalanan sudah mulai ditemukan orang-orang dan mobil-mobil lain . Saya pun memberanikan diri untuk melihat ke spion belakang dan ternyata benar kuntilanak tersebut sudah turun entah di mana. Saya pun bercanda untuk mengubah suasana dalam mobil supaya tidak cerita horor lagi.

"Sialan itu Kunti, udah nebengnya diam-diam lalu turun kagak bayar ongkos lagi!"

Kami berduapun tertawa. Sesampainya di rumah teman, kami memutuskan tidak kembali ke kampus hingga fajar menyingsing. Takut cerita horor ini terulang. :)










0 komentar