Dalam film horor Insidious, dikisahkan sebuah keluarga yang terdiri dari suami istri yang memiliki tiga orang putra tengah menempati rumah baru mereka. Keanehan-keanehan dalam rumah itu mulai ditunjukan pada awal cerita di mana buku-buku yang telah dirapikan di rak oleh sang istri kemudian berjatuhan sendiri. Dan anaknya yang paling besar bertemu dengan sesosok makhluk di loteng - (tidak ditampakkan) tapi saya tahu, karena si bocah kemudian berteriak-teriak. Dan bocah ini kemudian mengalami koma.
Ternyata bocah tersebut bukan mengalami koma biasa, melainkan mengalami perjalanan ke dunia astral. Kalau di Indonesia, istilah yang mendekati adalah "rogoh sukmo". Jadi, sukma (jiwa/nyawa) manusia melakukan perjalanan menembus dunia sana. Dalam hal ini, jiwa bocah tersebut tersesat di sana. Sehingga ia mengalami koma. Kemudian, ayahnya, yang dibantu oleh seorang cenayang wanita harus pergi ke sana untuk menjemput anak yang disayanginya.
Hal seperti itu membuat kondisi menjadi tidak stabil. Ditinggalkannya tubuh oleh pemiliknya membuat para penghuni dunia sana hendak masuk untuk menggunakannya. Terjadilah goncangan (sepertinya ini klimaks dari cerita) antara dunia sana dan dunia manusia. Sehingga ayahnya yang masuk dunia sana harus cepat-cepat kembali ke dunia manusia sebelum tubuhnya dimasuki oleh makhluk-makhluk dari dunia sana. Akankah film menyuguhkan ending yang bagus atau yang buruk untuk penontonnya?
Oke, saya akan menjelaskannya. Jadi, ternyata si bocah yang tersesat ke dunia sana itu berhasil diselamatkan. Sementara, ayahnya yang bertemu dengan nenek tua pembawa lilin tidak berhasil kembali ke dunia sana. Namun, anehnya sang ayah berhasil membuka matanya. Dan huru-hara dunia sana dengan dunia manusia segera berhenti.
Semua orang senang. Termasuk termasuk saya sebagai penonton. Namun, ada kejutan lain di akhir cerita. Ternyata yang masuk kembali ke tubuh sang ayah bukanlah jiwanya, melainkan jiwa nenek pembawa lilin. Di mana, akhirnya dia dalam wujud ayah membunuh si cenayang.
Terlepas dari unsur bagus-jeleknya cerita, ada yang menjadikan film ini lebih dibanding horor yang pernah saya tonton - selain SAW tentunya ahahaha, saya jijik soalnya.
Pertama, angle pengambil gambarnya kayak komik. Sepertinya hal ini disengaja untuk membuat efek yang sedikit mengejutkan bagi penonton.
Kedua, suara memang kurang maksimal terdengar di sini. Musik hingar-bingar pun tidak disetel. Tapi, begitu hantu muncul, efek kejut suara pastilah membuat kaget.
Ketiga, seperti yang saya baca di internet bahwa cerita Insidious adalah klasik. Saya sependapat dengan pernyataannya. Karena saya melihat ada beberapa bagian yang mirip dengan film horor lainnya, yaitu Poltergeist (1982). Ada cenayang. Ada perjalanan masuk ke dunia sana. Perbedaannya Poltergeist tidak menampilkan dunia sana secara terang benderang. Namun itu sempat membuat saya takut nonton film itu waktu SMP. Terbayang-bayang maksudnya.
Keempat, teman saya mengatakan kalau salah satu yang membuat ngeri di film ini adalah backsoundnya. Sementara ceritanya kurang greget. Saya sepakat.
Dan komentar saya dengan film ini cukup menarik. Mudah-mudahan memberi ilham pada teman-teman untuk bisa menulis fiksi horor ya. Oiya, menurut berita dari Sidomi, film Insidious akan dibuat sekuelnya tahun 2013. Mari kita tunggu kelanjutan film ini.
0 komentar