Bagi Pythagoras, ilmuwan sekaligus filsuf Yunani yang terkenal dengan teorema pythagoras, angka merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia. Di dunia ini tidak ada yang luput dari hitungan menggunakan angka. Angka menurutnya adalah penyeimbang alam semesta.
Dalam sejarah, Pythagoras tercatat telah menghadirkan mitos melalui angka-angka. Angka satu untuk alasan, angka dua untuk opini, angka tiga untuk potensi, angka empat untuk keadilan, angka lima untuk perkawinan, angka tujuh untuk rahasia kesehatan, angka delapan untuk rahasia perkawinan. Angka genap adalah wanita dan angka ganjil adalah pria. Para pengikut ajaran Pythagoras sendiri berkata “Berkatilah kami, angka dewa”, yang ditujukan kepada angka empat.
Selain Pythagoras ada juga Plato yang menyinggung soal angka. Plato percaya bahwa Tuhan pun memahami geometri. Kita bisa mencari sebuah pembuktian pada kitab suci umat Islam; Al Qur’an. Di dalam kitab tersebut Tuhan telah beberapa kali menyinggung angka tujuh. Pembuktian yang lain adalah cerita tentang surga dan neraka yang dikatakan memiliki tujuh lapis.
Berbicara soal angka tujuh, bagi mereka yang hobi menonton sepakbola tentu mengenal mitos “the magnificient seven” dari Manchester United (MU). Kisah tentang nomor punggung tujuh yang selalu diagung-agungkan. Bagi siapa saja yang mengenakan kaos bernomor tujuh tersebut dipastikan akan menjadi legenda. Kehidupannya pun akan jauh lebih megah dibanding pemain yang lain. Angka tujuh adalah angka keberuntungan bagi MU.
Selain itu masih banyak mitos terkait angka tujuh. Misalnya saja orang Tionghoa yang percaya bahwa angka ini berkaitan erat dengan kehidupan perempuan. Gigi susu mereka akan tumbuh saat usia tujuh bulan dan akan mulai tanggal pada usia tujuh tahun. Masa puber akan terjadi pada kisaran usia empat belas tahun (7×2) dan masa menopause akan terjadi pada usia 49 tahun (7×7).
Begitu juga dengan beberapa mitos bagi orang Jawa. Ada beberapa ritual yang tidak terlepas dari kesakralan angka tujuh. Misalnya upacara suci yang harus memakai air dari tujuh sumber dan kembang tujuh rupa. Dan masih banyak lagi mitos lain dibalik angka-angka.
Memang benar apa yang dikatakan Pythagoras bahwa manusia senantiasa bergelut dengan angka bahkan sampai mengagungkannya. Mulai dari bangun tidur mereka telah menghitung waktu. Kemudian dalam aktivitasnya mereka selalu bersinggungan dengan mata uang.
Contoh yang lain adalah kasus togel. Masyarakat penikmatnya pasti akan selalu mengaitkan segala hal dengan angka. Entah itu mimpi, entah itu firasat. Kadang mereka sampai rela bertanya kepada orang gila perihal angka yang diramalkan bakal keluar. Angka adalah “Dewa”.
Sumber: jagoannews.com
0 komentar