Thursday, October 18, 2012

Cerita Horor: Rumah Hantu Bukit Darmo

Sebelum membaca cerita ini, ada baiknya lo membaca fakta dan mitos rumah hantu Bukit Darmo lebih dulu.

Cerita ini berawal ketika aku naik taxi dalam perjalanan ke tempat tugas di Surabaya. Daripada manyun di jalan karena kena macet iseng-iseng aku ajak ngobrol si sopir taxi. Bermula dari obrolan standar. Kemudian, berapa lama menjadi sopir taxi, keluarga dimana, sampai masalah setoran target harian... Hingga kucoba tanyakan suka dukanya kerja di jalan..

"Pernah gak, Mas, dapet penumpang yang aneh-aneh?" tanyaku iseng.

"Aneh gimana, Mas?" tukas balik si sopir

"Ya aneh. Kayak ngangkut ibu hamil mau ngelahirin, atau kali-kali aja pernah dinaikin makhluk halus kali hehehe..." aku tertawa.

"Emank, Mas, mau denger," katanya.

"Wuih maulah," jawabku, daripada manyun.

"Mas, pernah denger nggak rumah hantu di Bukit Darmo." Si sopir taksi memulai kisahnya.

"Ya, pernah. Itu kan juga pernah muncul di acara salah satu stasiun TV, kalo nggak salah," jawabku, "Emank gimana tuh ceritanya?" Aku melihat dari spion di dalam mobil, sopi taksi tersenyum.

"Begini ceritanya Mas..." Berceritalah dia panjang lebar.


Kebetulan saya waktu itu masih baru sebagai sopir taxi di Surabaya. Suatu hari saya habis nganterin penumpang di daerah dekat rumah hantu tersebut, malam itu sih sebenarnya udah larut mungkin di atas jam 1 malam. Saya udah dalam perjalanan pulang lagi ke pool taxi karena udah capek seharian keliling. Pas di tengah jalan ada 2 orang (cewek ama cowok) nyetop taxi Mas.

'Ya, lumayanlah,' pikir hati saya mau pulang masih dapet rejeki. Setelah masuk mobil saya tanya mereka berdua mau kemana, salah satu dari mereke menjawab ke alamat yang dituju yaitu ke daerah Bukit Darmo. Wah, dalam hati saya ternyata tujuan mereka dekat sekali paling gak sampai 20 rb di argo meter.

Lamunan saya buyar ketika seorang dari mereka berkata nanti jangan ditinggal, Pak, ya ditunggu aja kita akan bayar ongkos tunggunya. Wah, wajah saya kembali segar saat itu lumayan nutuplah setoran hari ini. Setelah 10 menit berjalan salah seorang penumpang saya berkata. 'Pak belok kanan ya rumah yang paling ujung.'

'Iya Mbak,' jawab saya.

Saya hentikan taxi di depan sebuah rumah mewah besar bercat putih tanpa ada perasaan curiga sedikitpun. Sambil membuka pintu penumpang itu berkata lagi, 'Ditunggu ya, Pak, jangan ditinggal kita sebentar kok.'

Saya sempat menengok ke rumah itu dan melihat nyala lampu dan hingar bingar suara musik seperti ada pesta atau keramaian di dalamnya. Karena udara yang dingin di luar saya menunggu di dalam mobil dan tanpa terasa saya tertidur karena lelah seharian di jalan.

Tidur saya dibuyarkan oleh ketukan kaca mobil dari luar, mungkin karena belum sadar penuh saya buka jendela mobil dan saya lihat seorang satpam berdiri tepat di sebelah kanan pintu taxi saya.

Ia pun bertanya... 'Mas lagi ngapain disini?'

Dengan santai pun saya balik menjawab, 'Nunggu tamu saya, Pak, mereka ada di dalam rumah depan itu.'

Si satpam sambil tersenyum tipis berkata, 'Tamu?? Mas nggak salah?? Coba situ keluar dulu dari mobil.'

Saya pun keluar dari mobil, kemudian si satpam berkata, 'Coba sampeyan lihat rumah yang situ maksud.'

Astagfirullah... saya terkejut ternyata rumah yang tadi malam penumpang saya turun ternyata sebuah rumah yang hanya tinggal puing-puingnya saja dan ditumbuhi semak belukar dan kelihatan sangat menyeramkan.

'Udah, Mas,' kata si satpam kepada saya, 'Mas, cepat balik aja ke pool lalu istirahat. Hal ini sering terjadi kok mas sama sopir-sopir taxi, bukan Mas aja yang pernah ngalamin. Tapi yang penting, Mas, nggak apa-apa.'

"Gitu mas ceritanya. Tapi, syukurnya dua hari setelah kejadian itu waktu saya narik ee penumpang nggak ada sepinya, setoran sampe lebih lebih."

"Oo gitu Pak kalo gitu tiap hari aja dapet penumpang mahluk halus biar rejeki lancar," kataku sambil tertawa.


Penulis: Irwan | 11 Oktober 2012

0 komentar