Friday, September 28, 2012

[Cerpen Horor] Zombie Metromini

Langit masih terlihat gelap, matahari belum memancarkan sinarnya di pagi ini. Sudah 2 bulan aku liburan semester dan sudah waktunya untuk kembali melanjutkan kuliah. Tepatnya pukul 5 pagi aku berangkat dari rumah ke kampus. Hari ini aku sengaja bersiap-siap lebih awal dari biasanya karena aku tidak mau datang terlambat lagi ke kampus karena kampus ku sangatlah jauh. Butuh waktu 2 jam lebih agar bisa sampai di kampus, aku harus menuju tempat itu dengan sekali naik angkot lalu disambung bus metromini kemudian naik kereta hingga akhirnya naik bus kampus menuju kampus. Pagi ini dengan mengenakan kaos merah, celana jeans panjang dengan tas selempangan berwarna abu-abu, aku berjalan seorang diri. Saat aku turun dari angkot lalu naik bus metromini untuk melanjutkan perjalanan seperti biasanya, namun seperti ada yang berbeda hari ini, mungkin aku terlalu pagi sehingga semua terlihat gelap ditambah lampu di dalam bus ini tidak dinyalakan sehingga aku tidak dapat melihat jelas orang-orang yang ada di dalam bus ini. Tapi aku masih bisa memperhatikan tingkah laku dan ekspresi wajah mereka. Saat aku naik metromini ini semua bangku sudah terisi kecuali satu bangku kosong yang sekarang telah aku duduki. Bus ini berjalan dengan perlahan namun tidak berhenti untuk mencari penumpang lagi.

Di perjalanan aku selalu memperhatikan sekelilingku, tak ada suara orang yang bercakap-cakap, tak ada orang yang memperhatikan ke arah jalan atau mengotak-atik hp sekedar untuk smsan atau update status. Semua terasa diam dan tak bergerak bahkan sang sopir dan keneknya pun tidak berkata sepatah katapun, semua penumpang terlihat duduk dengan kepala tertunduk tanpa memegang apapun ditangannya. Sang kenek itu menghampiriku dan membunyikan koin di tangannya lalu aku langsung membayar ongkos kepada kernet itu. Aku mulai memperhatikan kembali sekelilingku, mungkinkah mereka masih mengantuk sehingga terlihat tak berdaya atau mereka semua terlihat seperti zombie. Ah terlalu cepat bagiku untuk menyimpulkan semua itu. Aneh sudah hampir sampai stasiun tetapi tidak ada satu orang pun yang turun di sepanjang perjalanan, sesampai di stasiun aku langsung segera turun. Tapi mereka semua tidak ada yang ikut turun padahal biasanya banyak sekali yang turun di stasiun ini, mungkin saja mereka benar-benar turun di tempat tujuan akhir bus tersebut. Pikiranku terlalu menerawang kemana-mana memikirkan hal tersebut. Tiba di stasiun tepat pukul 6 pagi aku langsung membeli tiket, aku menunggu kereta yang akan datang sebentar lagi dengan pikiran yang masih dipenuhi dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai keanehan yang terjadi.

Besoknya aku ingin memastikan apakah hari ini akan sama dengan kemarin, apakah aku akan mengalami kejadian yang sama persis di metromini. Lalu saat aku menaiki metromini tersebut ternyata hanya ada satu buah kursi yang kosong dan letaknya paling belakang di pojok kanan. Hari ini tidak berbeda jauh dengan kemarin namun yang berbeda yaitu aku mendengar begitu banyak suara bahkan mereka semua tidak ada yang diam. Mulut mereka semua berbicara tanpa berhenti sejenak untuk menghela napas. Namun aku sama sekali tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan, bahasa mereka terlalu cepat dan berantakan. Sungguh benar-benar aneh dan membuatku merasa pusing sehingga aku mengambil headset untuk mendengarkan musik dari hp ku. Tanpa sadar aku telah tertidur di sepanjang perjalanan dan terbangun saat metromini ini tiba di stasiun. Tanpa ada kecurigaan aku pun turun dan tak menyadari bahwa tak ada satu orangpun yang turun dari metromini tersebut dan suara mereka masih terdengar hingga aku turun.

Sudah dua hari aku merasa ada yang aneh saat naik metromini setiap paginya, hari ini seperti biasanya aku naik metromini pada jam yang sama. Dan selalu seperti itu, hanya ada satu bangku yang kosong dan bangku itu sudah pasti untuk aku duduk karena tidak mungkin aku berdiri untuk sampai tujuan yang lumayan jauh. Tubuhku terasa gemetar, entah apa yang membuatku merasa ketakutan hari ini, bulu kudukku tiba-tiba merinding dengan udara yang begitu dingin, angin menghembus di sekeliling tubuhku. Saat aku memperhatikan sejenak penumpang lain, tidak ada yang aneh, mereka semua tidak terdiam membisu dan mereka semua tidak banyak berbicara. Ada beberapa orang yang tidur, ada seorang perempuan yang sedang mengobrol dengan teman laki-lakinya, ada yang sedang menelepon, ada yang sedang bermain dengan hp nya dan setiap mereka memiliki kegiatan yang berbeda-beda. Mungkin hari ini telah menjadi normal atau mungkin lebih aneh dari kemarin-kemarin. Tak sengaja saat aku ingin mengambil uang dalam tasku, tanganku tersentuh orang yang ada disampingku. Aku begitu kaget karena aku merasakan tubuhnya begitu dingin seperti es, rasanya aku seperti baru saja memegang es batu di dalam kulkas.

Saat aku mulai berpikir yang macam-macam tentang mereka, tiba-tiba terdengar sebuah bunyi seperti ada benda yang jatuh dan saat aku melihat ternyata itu sebuah bola sebesar bola pimpong, berwarna putih namun ada bulatan hitam dan bola itu seperti sebuah mata dengan urat-uratnya yang terlihat berwarna merah. Aku meyakinkan diriku bahwa aku hanya berhalusinasi, orang itu lalu mengambil bola itu dan dia memasangkannya ke dalam matanya. Aku mulai berkeringat dan berharap ini benar-benar halusinasiku saja. Tiba-tiba terdengar suara kedua orang yang sedang bertengkar karena memperebutkan suatu benda yang ada di tangan mereka, tetapi penumpang yang lain tidak menghiraukan mereka berdua. Saat aku mencoba untuk melihat benda apa yang mereka rebutkan, aku mulai merasa gugup karena benda itu adalah sebuah tangan yang telah lepas dari tubuh salah satu diantara mereka. Mereka tidak terlihat seperti bertengkar melainkan seperti sedang bermain dengan saling menukar-nukar tangan mereka.

Tubuhku semakin tidak dapat bergerak, rasanya semua syarafku tiba-tiba berhenti, sejenak aku menelan ludah untuk menahan ketakutan di dalam diriku. Aku berharap bahwa tidak semua penumpang yang ada di metromini ini sama seperti mereka, aku berharap masih ada manusia yang sama seperti aku sehingga kami bisa saling menolong satu dengan yang lain. Lalu aku mencoba untuk berbicara dengan seorang wanita yang berpenampilan rapi seperti seorang wanita karier dan menanyakan dia akan turun dimana, wanita itu diam beberapa detik dan menjawab dengan nada pelan. Dia berkata tidak akan turun dan tidak akan pernah turun untuk selamanya. Kata-katanya sangat mengejutkanku, aku sudah tahu bahwa dia bukan manusia seperti aku, aku tidak lanjut untuk bertanya kembali. Dan perasaan aku mengatakan bahwa mereka semua benar-benar seperti zombie yang selama ini aku duga, karena tidak mungkin aku selalu naik metromini yang sama pada jam yang sama dengan penumpang yang sama dan hanya ada satu bangku kosong untukku. Aku tidak mau mereka menyadari bahwa aku telah mengetahui identitas mereka, aku berusaha untuk tidak terlihat seperti orang yang sangat ketakutan karena melihat hantu. Meskipun stasiun tempat aku turun masih jauh, aku ingin cepat-cepat turun.

Saat aku sudah berdiri di depan pintu untuk segera turun, tiba-tiba mata mereka semua tertuju padaku, wajah mereka yang pucat menatapku dengan sangat dingin dan sepertinya ingin melarangku turun. Sepertinya mereka sadar bahwa aku ingin mencoba melarikan diri karena tidak biasanya aku turun bila tidak sampai di stasiun. Aku tetap berniat untuk turun, tinggal satu langkah lagi aku bisa keluar dari metromini yang misterius ini, tetapi sopir itu tidak menghentikan metromini ini dan sang kenek juga tidak memperdulikanku padahal aku sudah mengetuk atap bus tanda akan turun. Aku mulai tidak berkutik, jantungku semakin bedegup kencang, napasku terengah-engah, saat aku ingin melompat keluar dari metromini ini namun tubuhku terasa kaku dan tak bisa digerakkan tapi aku terus berusaha menggerakkan kakiku agar aku bisa melompat meskipun bus ini sedang berjalan tetapi jalannya tidak mengebut seperti metromini biasanya yang selalu ingin mendahului mobil-mobil lain. Tubuhku sudah benar-benar berkeringat, mataku basah karena menahan airmata yang akan terjatuh, aku ingin menangis dan berteriak tetapi semua itu percuma saja. Mereka semua mulai berdiri dari tempat duduknya dengan sekuat tenaga sambil memejamkan mata aku melangkahkan kaki ku dan aku merasa tubuhku terjatuh di atas aspal. Kaki dan tanganku terluka karena tergores aspal tapi setidaknya aku selamat dari zombie-zombie yang ada di metromini tersebut. Aku langsung memberhentikan sebuah taxi dan aku tidak menuju stasiun tetapi ingin pulang ke rumah dan bertemu dengan keluargaku untuk menceritakan semua ini dan aku pasti akan merasa nyaman berada di dekat mereka karena aku tahu mereka bukan zombie.

Setelah hari itu berlalu, aku tidak ke kampus selama seminggu karena badanku masih terasa sakit dan masih trauma akan kejadian itu. Sudah waktunya untuk ke kampus agar aku tidak ketinggalan banyak materi kuliah, sejak kejadian itu aku sudah tidak lagi berangkat sepagi waktu itu, aku berangkat 1 jam lebih lama dari biasanya dan aku sudah tidak lagi mengalami kejadian yang aneh di metromini. Aku pun tidak ingin mencari tahu apa yang menjadi penyebab kematian semua penumpang yang ada di metromini misterius itu, namun banyak orang yang mengatakan bahwa 2 minggu yang lalu ada sebuah metromini yang meledak tanpa tahu sebabnya pada jam 5 lewat di pagi hari dan seisi penumpangnya tewas terpanggang. Mendengar cerita itu aku semakin dihantui pikiran-pikiran tentang kejadian waktu itu. Tapi aku berusaha untuk melupakan kejadian itu dan menjalani hidupku dengan normal.

Penulis: Chacha Lencha Velyn | chachacillas ( http://chachacillas.blogspot.com)

Sumber: cerpenmu.com

0 komentar