Diajak Kondangan Bersama Kuntilanak [Part 1]
Kisah nyata ini dialami sendiri oleh teman penulis bernama Kamino almarhum, pengalamannya membawa penumpang makhluk dari dunia lain tak pernah ia lupakan dalam kehidupannya. Baginya kejadian itu menjadi penyesalan seumur hidup.“Kalau saja aku tidak membawa penumpang kuntilanak dan diajaknya berhubungan intim aku tidak menderita impoten permanen seperti ini.” Bisik hatinya penuh penyesalan. Tapi apa hendak dikata ibarat pribahasa nasi sudah menjadi bubur.
Peristiwa ia berlangsung sekitar dua puluh tahun lalu tepatnya di bulan haji. Tradisi masyarakat Kabupaten Langkat di bulan haji digelar hajatan pesta perkawinan atau sunatan. Setiap Sabtu dan Minggu ada saja warga yang menggelar pesta.Pengasilan Kamino narik ojek mengantarkan penumpang ke tempat kondangan dalam satu hari bisa mencapai seratus ribu rupiah. Suatu penghasilan cukup besar di zaman itu.
Kamino kadangkala sampai dini hari baru pulang ke rumah orangtuanya, dulu ia dan keluarganya tinggal di kawasan Lingkungan II Titi Putih Kelurahan Perdamaian Stabat.
Malam Minggu itu cuaca Kota Stabat Kab. Langkat Sumut sangat cerah bulan purnama dan ribuan bintang mengiasi angkasa. Bagi Kamino tidak ada rasa letih meskipun seharian menyelusuri jalan raya mengantarkan penumpang ke tempat tujuan. Rencana hendak meminang Anisah gadis yang telah dipacarinya selama dua tahun memotivasi Kamino untuk giat mencari uang.
Tengah malam itu Kamino barusan saja mengantarkan penumpang ibuk-ibuk ke tempat kondangan di Desa Batu Melenggang Kec. Hinai. Malam sudah menunjukkan pukul 00 Wib. Ia berniat hendak pulang ke rumah. Sepanjang perjalanan sampai ke kota Stabat Kamino tidak mendapatkan penumpang, tapi begitu tiba di Simpang Maut Kuala Bingai Kamino melihat ada seorang perempuan berdiri di pinggir jalan menyetop ojeknya. Kamino berhenti di depan perempuan berambut panjang sebatas pinggul. Tubuhnya tinggi semampai seksi bagai gitar sepayol dan sangat indah dipandang mata
“Mas tolong antarkan aku ke tempat kondangan di Desa Tanjung Beringin ,” pintanya. Kamino hanya diam membisu menatap wajah cantik rupawan perempuan itu. Dalam hatinya sebenarnya ia malas mengantarkannya, tapi ia tidak ingin mengecewakan penumpang. Rezeki tidak boleh di tolak. Begitu bisik hatinya.
“Tolonglah Mas yang pesta teman akrabku, Pasti dia marah kalau aku tidak menghadiri pesta penikahannya,” rengek perempuan itu manja. Ia mengedipkan matanya menggoda. Sar darah Kamino berdesir.
“Ayoklah Mbak !” katanya.
Perempuan itu lalu mengempaskan bokongnya ke atas sadel sepeda motornya. Tangan mulus perempuan itu memeluk pinggangnya. [Lainnya dari cerita misteri]
“Jangan ngebut Mas santai aja,” pintanya. Suara perempuan yang diboncengnya terdengar sangat nyaring di telinganya.
“Namanya siapa Mbak dan rumahnya di mana?” Tanya Kamino.
“Namaku Kuntila Puspita Dewi Mas, Panggil aja Dewi jangan pakai Mbak. Umurku baru dua puluh tahun Mas. Rumahku di Ranto Kwala Simpang Aceh Tamiang. Aku ketiduran dalam bus Mas. Begitu terjaga dari tidur sudah sampai di depan kantor Koramil. Aku minta berhenti dan bus berhenti di Simpang Maut,” katanya.
“Mengapa pergi sendirian tidak bersama pacanya ?” Tanya Kamino kemudian.
“Aku belum punya pacar Mas. Aku ini janda !” jawabnya.
“Anaknya berapa ?” Tanya Kamino.
“Enggak punya anak Mas. Suamiku meninggal dua tahun lalu korban kecelakaan lalu lintas. Sejak suamiku meninggal aku menjanda, dan Mas sendiri sudah punya isteri !” ia balik bertanya.
“Sudah,” jawab Kamino berdusta.
“Sudah punya anak Mas ?”
“Belum.”
“Sudah berapa tahun menikah Mas ?”
“Setahun.”
Perempuan itu ternyata enak di ajak bercerita tak terasa perjalanan sudah hampir tiba di tempat tujuan.
“Mas disimpang Pasar 8 nanti belok,” katanya.
Bersambung ke cerita misteri: Diajak Kondangan Bersama Kuntilanak [Part 2]
----------
*) Rusdi beralamat di Dusun Pasar Batu Desa Stabat Lama Barat, Kecamatan Wampu Kab. Langkat 20851 | Facebook & E-mail: rusdistabat@yahoo.co.id.
0 komentar