Thursday, May 9, 2013

Cerpen Horor: Misteri Pintu Berukir

Cerpen Horor: Misteri Pintu Berukir, mengisahkan ketakutan seorang anak gadis bernama Maria terhadap pintu berukir yang berasal dari Jepara. Setiap malam, Maria selalu mendengar suara-suara aneh berasal dari sana. Hal itu memunculkan bayangan seram di benak Maria. Maria mencoba mengatakannya kepada ibunya. Tapi, ibunya punya penjelasan tersendiri. Penjelasan apakah itu? Baca cerita misteri selanjutnya.

1. Prolog Cerpen Horor: Misteri Pintu Berukir

Maria membuka pintu kamarnya. Lagi-lagi, ia menemukan pintu berukir itu terbuka.

Maria bergidik. Ia yakin betul sudah meminta Bi Inah menutup rapat-rapat pintu itu. Maria punya firasat yang kurang enak soal pintu itu.

Ketika Ayah hendak memasang pintu, yang katanya dibawa langsung dari Jepara itu, Maria sudah tidak setuju. Maria tidak suka pada benda-benda berukir, apalagi yang kelihatan kuno.

Walaupun, ketidaksukaannya tidak beralasan. Maria takut pintu itu ada pengunggunya. Nyatanya, pintu itu suka membuka menutup sendiri. Ditambah lagi, kini kerap terdengar suara-suara aneh di rumah, yang didengar Maria hampir tiap malam berasal dari sana.

“Kriyet… kriyet… “ Suara aneh itu terdengar lagi. Berdasarkan pendengaran Maria, suara itu berasal dari ruangan di balik pintu ukir Jepara itu. Ruangan yang biasa digunakan Ayah untuk menjamu tamu-tamunya.

Maria mengernyitkan dahi. Seingatnya tidak ada tamu Ayah yang sedang menginap.

2. Semakin Ketakutan

“Tap… tap… tap!” Suara dari dalam kamar tamu itu semakin keras. Maria berusaha memberanikan diri dan mengayunkan kaki lemasnya ke kamar tamu itu.

Tapi baru jalan beberapa langkah, suara yang lain terdengar, “Eaaaaa…” Hwaaaahhh! Sekarang suaranya seperti suara bayi menangis!

Maria tidak tahan lagi. Ia langsung lari masuk ke kamarnya. Di dalam kamar, Maria menyusup ke dalam selimut.

Beribu pikiran buruk terbayang. Bagaimana kalau dulu pintu berukir itu pintu kamar tidur seorang Putri Jepara?

Lalu pada zaman penjajahan Belanda, Putri Jepara itu hamil dan dibunuh tentara Belanda? Lalu arwah Putri dan bayinya merasuk ke dalam pintu berukirnya dan menghantui siapa pun yang keturunan Belanda? Huwaaaah! Mama Maria, kan, orang Belanda.

Maria memejamkan mata rapat-rapat berusaha memikirkan hal lain, tapi bayangan Putri Jepara berkonde dan berkebaya putih itu tidak bisa lepas dari benaknya.

Wajahnya yang pucat, bibirnya yang kebiruan, bayi pucat yang menangis di dalam pelukannya. Hwaaaahhh! Maria semakin takut.

“Tap… tap… tap…” terdengar suara langkah kaki di depan kamarnya. Maria semakin dalam masuk ke selimutnya.

Duh, bagaimana kalau tiba-tiba dari dalam selimut ada tangan dingin yang meraih betisnya. Hwaaaaahh! Maria meringkuk semakin erat.

3. Penjelasan

Tiba-tiba plek! Sesosok tangan mengguncang bahunya. “Hwaaaaaaaaahh!! Ampuuuun!” Jerit Maria sekencang-kencangnya.

“Maria! Kenapa? Ini Mama.” panggil pemilik tangan itu. Maria membuka mata. “Mama!” Maria memeluk ibunya.

“Kenapa, Ria? Kamu, kok, kayak baru ketemu setan gitu?” tanya Mama.

“Huhuhuhu… Maria takut, Ma, sama pintu ukir Jepara baru itu,” jawab Maria. Mulailah Maria bercerita tentang suara-suara yang didengarnya dan betapa pintu itu selalu membuka sendiri.

Maria juga bercerita tentang imajinasinya soal Putri Jepara yang dibunuh Belanda dan menghantui keturunan Jepara.

Mama mau tidak mau tersenyum juga. Maria memang penakut, kebanyakan nonton film horor sih. Imajinasinya jadi suka macam-macam.

“Tenang dulu, Ria. Itu cuma imajinasi kamu saja. Adikmu bisa menjelaskannya,” ujar Mama, lalu menoleh ke arah pintu. ”Liana, ayo sini. Jelaskan ke Kak Maria.”

Liana yang masih duduk di kelas dua SD masuk. Matanya yang kebiruan membelalak lebar.

Dia tampak memegang sesuatu di balik syal yang ia lilitkan di depan badannya.

Tiba-tiba… “Eaaaaa…” Huaduh! Suara tangisan bayi itu lagi. Maria mencengkram tangan mamanya.

“Kak Maria, ini Si Manis,” ucap Liana sambil menyingkapkan syalnya, menunjukkan anak kucing yang masih keciiiil sekali.

“Eaaaaa…” anak kucing itu mengeong. Astaga! Ternyata suara tangisan bayi itu adalah suara eongan si kucing kecil itu! Liana menemukannya tergeletak di sudut halaman rumah.

Sejak itu, Liana merawatnya diam-diam di dalam kamar tamu. Pintu Jepara itu sering terbuka sendiri karena Liana suka keluar masuk ke kamar tamu itu untuk memberi makan Si Manis.

“Lianaaa! Kamu bikin kakak jantungan saja! Kenapa tidak bilang dari kemarin, sih?” tanya Maria gemas bercampur malu.

“Soalnya kakak, kan, enggak suka kucing,” jawab Liana polos. “Huffh… daripada hantu Putri Jepara, aku lebih suka kucing, Li,” sungut Maria. Mama dan Liana tertawa.

4. Epilog Cerpen Horor: Sesosok Makhluk Transparan

“Krek!” di luar kamar Maria, pintu ukir Jepara itu terbuka pelan. Sesosok makhluk transparan memandang ke sekeliling rumah.

Rumah besar yang cantik, dua kakak beradik yang harmonis, orang tua yang baik hati dan penyayang.

“Rasanya aku akan betah di sini,” bisik sosok putih itu sambil merasuk kembali ke dalam pintu ukir kuno itu.[]

0 komentar