Tuesday, May 7, 2013

Cerita Misteri: Genderuwo dan Siluman Ular di Selokan Mataram

Selokan Mataram memiliki manfaat besar hingga sampai saat ini. Sistem pengairan yang dibangun Sri Sultan Hamangkubuwono IX pada zaman pemerintahan militer Jepang ini menghubungkan Kali Oya dan Kali Opak dengan harapan memberi kesejahteraan bagi masyarakat Yogyakarta. Namun, Selokan Mataram tidak terlepas adanya cerita misteri atau cerita horor lain yang mengiringinya.

Pemilik Tambak yang memanfaatkan aliran Kali Babarsari, Ucok Sitanggang (41) mengaku kerap melihat penampakan hantu seolah cerita misteri nyata di hadapannya selama ia tinggal di Desa Pulodadi, Caturtunggal, Depok, di RT 02 / RW 40.  Pria asal  Medan ini sering ditunjukkan 'penampakan' berwujud kuntilanak, genderuwo, peri  hingga siluman ular. Bahkan, saat malam Jumat Kliwon penghuni jagad lelembut selalu menyapanya. Hal itu wajar saja karena diatas kali itu terdapat jembatan peninggalan Belanda dan dam aliran Selokan Mataram.

"Biasanya mulai (penampakan) muncul di atas Pukul 01.00 dinihari. Saya pernah digoda oleh peri saat menjaga kolam ikan. Peri itu berubah wujud menjadi ayam dan berkeliaran di sekitar kolam. Padahal, tidak ada warga yang memelihara ayam saat itu," katanya.

Pria yang menempati kawasan itu sejak 1995 ini pernah digoda Siluman Ular. Namun, sebelumnya seakan mendapat bisikan gaib saat tidur di sekitar tambak ikan miliknya. Dalam tidurnya bertemu dengan putri yang cantik jelita dan bisa memenuhi seluruh keinginannya asalkan tidak menggauli istrinya selama sepekan.

"Antara sadar atau tidak, tiba-tiba terbangun dan dihadapanya putri jelita itu berubah menjadi siluman ular. Sayasempat ketakutan namun sempat mengatakan tidak mampu memenuhi permintaanya, tiba-tiba saja menghilang dari pandangan," ujarnya.

Ucok mengaku kerap mendengar suara bayi menangis dan suara wanita terbahak-bahak dari kamar mandi umum yang berjarak beberapa meter dari kali. Dan, diketahui bahwa tempat itu sebelumnya adalah rumah penduduk di mana seluruh keluarga dibunuh serta dikubur di dalam rumah. Sampai sekarang pengunjung tidak berani melakukan hal negatif meskipun lokasinya agak tersembunyi dan dipenuhi rumput liar. Dia juga sering ditunjukkan sosok kepala tanpa badan yang melayang hingga sosok tinggi besar menyerupai genderuwo.

"Sosok genderuwo atau kuntilanak biasanya terbang dari atas pohon satu ke pohon lain. Awalnya, takut namun karena sama-sama mahkluk ciptaan Tuhan dan meminta untuk tidak mengganggu saat mencari makan, lama-lama terbiasa," paparnya.

Cerita misteri hantu tidak berhenti sampai di situ. Ucok menambahkan, jembatan yang biasanya digunakan mahasiswa untuk panjat tebing ini beberapa kali memakan korban jiwa karena tetap melaksanakan aktivitasnya meski azan magrib. Selain itu, aliran kali sering digunakan warga luar kota untuk berendam (kungkum) pada saat tertentu. "Ada yang datang dari Demak,Kendal atau daerah lain untuk berendam. Saya tidak tahu apa maksudnya dan biasanya datang rombongan saat malam sampai pagi hari," tandasnya.

Hal serupa dialami Warga Kadirojo, RT08/RW 02, Purwomartani, Wagimin (52). Dia menceritakan beberapa meter dari rumahnya terdapat sumur tua peninggalan Belanda namun sampai saat ini tidak dimanfaatkan. Menurutnya sumur tua itu dulunya adalah Pabrik Gula dan pernah menunjukkan sosok Siluman Ular. Warga setempat menyebutnya Ular Kendang.

"Bentuk ularnya melingkar menyerupai kendang berdiameter satu meter. Penampakannya tidak tentu namun beberapa warga pernah melihatnya. Kalau sudah begitu, warga tidak berani mendekat sumur tua itu," tandasnya.

Percaya atau tidak, dikembalikan kepada para pembaca sekalian. Kisah mengenai Selokan Mataram melengkapi kumpulan cerita misteri di blog ini.[]

0 komentar