Friday, November 23, 2012

Cerpen Horor: Kelahi

Bel istrahat terdengar bertalu-talu ke seantero sekolah. Seluruh siswa berteriak girang. Berhamburan. Semua punya tujuan masing-masing, ke kantin. Dan membeli jajanan kesukaan tentunya.

Namun, tidak halnya dengan Indra. Ia diam di bangkunya. Matanya tajam mengekor Liyan. Begitu, bocah bertubuh kecil itu sampai di depan pintu. Indra cepat berlari, kemudian mendorong tubuh Liyan sampai terjengkang. Untung tak terjerembab wajah duluan. Liyan segera berdiri. Marah.

"Anj*ng lu!" Liyan mengumpat.

credit foto: gama88

Indra berhenti dari larinya mendengar umpatan itu. Lalu, berbalik ke arah Liyan lagi. Tanpa basa-basi, Indra segera memukul Liyan.

Karena, kalah langkah, pukulan Indra masuk ke wajah Liyan. Menyebabkan Liyan terjengkang ke belakang. Dan ambruk. Mulutnya mengeluarkan darah.

"Kenapa lu sih?" Liyan bertanya lagi.

Indra tak menjawab dengan kata-kata, tapi dengan tendangan. Beruntung Liyan cukup sigap. Sehingga, berhasil menghindar.

"Gara-gara lu nggak ngasih gue contekan, nilai ulangan gue anjlok. Ngerti nggak lu?!" Indra akhirnya berkata.

Liyan mulai memahami duduk perkaranya. Secepat kilat, Indra melayangkan tinjunya lagi. Yang berhasil ditangkis oleh Liyan. Dan membalasnya dengan tendangan kaki kanan. Indra terdesak. Terdorong beberapa langkah ke belakang. Terhuyung-huyung, tubuhnya menggeser beberapa meja dan kursi kelas. Suara decit meja kursi beradu terdengar keras.

Liyan berada di atas angin sekarang. Bibirnya menyunggingkan senyum kemenangan. Keki betul Indra melihat senyum itu. Teman-teman cowok yang lain berdatangan melihat dua kawannya saling adu jotos. Sementara, teman-teman cewek jejeritan melihat aksi brutal keduanya.

Seolah tak mau kalah Indra bangkit. Ketika bangkit, Indra mengambil pensil berujung runcing di meja Chucky. Lalu, dengan tangkas tangan kirinya segera mencengkeram batang leher Liyan. Yang tidak disambut dengan sigap oleh Liyan. Kemudian, tangan kanan Indra cepat bergerak, dan ... Crashhh!!!

Liyan terhuyung-huyung ke belakang sambil memegangi mata kirinya yang berdarah-darah. Liyan ambruk. Berteriak-teriak. Tubuhnya menggeliat-geliat.

Indra berdiri tegak. Bingung dengan apa yang telah terjadi. Dia tak tahu harus berbuat apa. Teman-temannya pun hanya diam tak melakukan apapun. Kecuali, para cewek yang sudah mendatangi kantor guru mengadukan kejadian itu.

Indra yang kebingungan tiba-tiba merasa bersalah. Dia berlari keluar kelas. Keluar sekolah. Ke jalan raya. Sebuah mobil melaju dengan kecepatan tinggi menabrak tubuh Indra. Hingga terpental beberapa meter ke depan.

Indra menghentikan napas pungkasan di tempat.[]

0 komentar