Tuesday, November 6, 2012

4 Manga Horor Jepang

Menurut gue, film horor Jepang itu salah satu film paling menakutkan di seluruh dunia. Bersanding dengan film horor dari negeri ginseng, Korea, dan Thailand. Sebut saja The Ring, Grudge, Ju On, Nang Nak, dsb., berhasil membuat gue merinding setengah mati. Dan mungkin juga jutaan orang di seluruh dunia. Tapi, pernahkah kamu mengetahui bahwa Jepang tidak hanya terkenal dengan film horornya? Melainkan juga manga horor.

Dilansir oleh Japanesestation, inilah manga horor Jepang yang hmm... menakutkan.

***

SHIGERU MIZUKI

Manga Horor

Tampaknya tidak banyak orang yang benar-benar takut membaca manga karya Shigeru Mizuki, namun ia tetap harus dimasukkan ke dalam jajaran artis manga tentang horor dan supranatural.

Karya Mizuki yang paling terkenal adalah GeGeGe no Kitaro, yang bercerita mengenai seorang bocah laki-laki yang memiliki kekuatan supranatural yang berusaha membawa perdamaian antara dunia supranatural dan dunia manusia yang tengah berperang.

Mungkin GeGeGe no Kitaro hanya menakutkan sebatas Casper The Friendly Ghost saja, namun kekurangannya itu ditutupi dengan sangat baik melalui cerita rakyat tradisional Jepang. Sepertinya tidak ada manga lain yang dipenuhi oleh obake (monster dan roh Jepang).

Selama bertahun-tahun, Kitaro telah diadaptasi dalam berbagai media, dari manga ke anime, film live-action dan game dalam berbagai konsol. Kitaro memang bukan manga terseram yang pernah diciptakan, namun ia telah mendapat tempat di hati masyarakat Jepang.

KAZUO UMEZU

Manga Horor

Kazuo Umezu adalah seorang mangaka horor beraliran old school, yang telah mengerjakan manga selama puluhan tahun.

Karyanya yang paling terkenal di antaranya adalah The Drifting Classroom, yaitu sebuah cerita yang mengerikan mengenai sebuah sekolah yang secara ajaib pindah ke masa depan pasca-apokaliptik. Terpisah dari keluarga mereka, anak-anak dan guru di sekolah itu kehilangan akal sehat mereka, menjadi paranoid dan makin menghilang.

Umezu berhasil menciptakan sebuah dunia yang mengerikan, dan salah satu yang gaungnya masih terdengar setelah lebih dari empat puluh tahun setelah pertama dirilis.

JUNJI ITO


Mendengar nama Junji Ito, para penggemar manga horor biasanya akan langsung bergidik. Ada alasan mengapa Junji Ito menjadi sangat ikonik dan menjadi favorit banyak orang penggemar manga horor. Cerita dan gambarnya terasa sangat suram dan mengedepankan rasa putus asa yang sulit untuk digoyahkan.

Ito telah menciptakan banyak karya klasik seperti Uzumaki (yang telah diadaptasi menjadi sebuah film layar lebar live-action), Gyo, dan The Enigma of Amigara Fault.

HIDESHI HINO


Hideshi Hino benar-benar berada di puncak di antara para artis manga horor karena karya-karyanya yang benar-benar berbeda secara radikal dari apa yang Anda harapkan dari seorang artis manga. Karakter-karakternya terlihat simple dan seperti kartun, dan nampak seperti boneka anatomi yang dilempar keluar dari jendela.

Walau gambar-gambar Hino terlihat kurang realistis dari artis manga lainnya, efeknya adalah bahwa hal itu lebih menakutkan. Sesuatu yang bukan manusia melakukan hal-hal yang mengerikan nampaknya membawa semua rasa seram ini ke tingkat yang lebih dalam.

Hino lebih dari sekedar artis manga, ia juga menyutradarai dan membintangi film di serial film horor Guinea Pig yang terkenal. Filmnya, yang berjudul Flower of Flesh and Blood terlihat begitu sadis dan realistis, bahkan artis Hollywood sekelas Charlie Sheen saja pernah melaporkan film itu ke pihak FBI karena ia sangka itu adalah kejadian nyata. Walaupun tidak bisa ditampilkan di sini, jika Anda pernah menonton Cannibal Holocaust, maka Anda akan memiliki gambaran betapa sadisnya film Flower of Flesh and Blood itu.

Artis-artis di atas hanyalah sebagian kecil dari artis manga horor di Jepang. Tentunya masih banyak artis lainnya yang tidak disebutkan di sini, namun yang disebutkan di sini adalah beberapa dari mereka yang memberi pengaruh kuat dalam perkembangan manga horor di Jepang.

Jadi, siapakah artis manga horor favorit Anda? Apakah manga horor favorit Anda?

Teks | Pic

0 komentar