Sunday, May 20, 2012

Cerita Horor#3: Hantu Sumur [Bagian II]

Sambungan Cerita Horor#3: Hantu Sumur [Bagian I]...

Mulyono pun mulai mencicil beberapa barangnya untuk dipindah ke rumah barunya sampai hari ke-13. Karena barang-barangnya lumayan banyak.  Nah, baru keanehan itu terjadi. Selepas Isya, Mulyono pun mandi  di kamar mandi tuanya. Sebuah suara terdengar di balik pintu kamar mandinya. Suara tangan menggaruk pintu. Mulyono yang mendengarnya segera mematikan kran air untuk menemui suara itu dengan seksama.
Suara itu terdengar kembali, namun jauh lebih pelan tidak seperti sebelumnya – nyaris tidak kelihatan.
Mulyono kemudian membuka pintu kamar mandinya. Tak ada apapun kecuali hujan mulai turun rintik-rintik dan udara agak begitu dingin.
***
Sebuah suara membangunkan Mulyono. Rupanya angin dari luar menggoyang-goyangkan dedaunan sehingga mengejutkan Mulyono yang tampaknya belum sepenuhnya pulih dari ketidaksadarannya tidur.
“Mas Mul…” suara itu terdengar kembali lamat, dan kembali membuat meremang bulu kuduk Mulyono.
Berhelai-helai rambut menempel di bahu Mulyono, membuatnya berpikir bahwa
Dia melihat sebuah wajah yang tertutupi rambut yang lebat dan panjang. Sontak Mulyono kaget dan menjauh dari ‘itu’. Wajah itu bergerak, dan rambutnya tersibak seperti tertiup angin, menuju arah Mulyono yang semakin ketakutan.
Baca juga:
- Cerpen Horor#1: Lisa?
- Cerpen Horor#2: Kacamata Ibu
“Kau telah menggangguku, kini saatnya menghukummu.”
Setan wanita itu melesat masuk merasuki tubuh Mulyono. Lalu, diambilnya tambang. Kemudian disangkutkannya ke rangka plafon yang tidak ada eternitnya. Dengan lincah Mulyono yang dirasuki itu segera membuat simpul tambang itu yang cukup dimasuki kepalanya sendiri.
“Apa yang kau lakukan?” Tanya Mulyono yang masih tersadar namun tak bisa mengendalikan anggota tubuhnya itu.
Segera setelah Mulyono mengambil bangku dan naik, ia lalu mengikatkan simpul yang telah dibuatnya sendiri itu ke kepalanya.
“Jangan… jangan… jangan…” kursi terpelanting ke lantai. Dan Mulyono megap-megap kehabisan napas karena tercekik. Sementara, kakinya meronta-ronta mencoba meraih sesuatu – tapi tak ada satu pun.
Setan wanita itu menampakkan diri di hadapan Mulyono dan tersenyum.
“Kh… kh… kh…” Mulyono hendak bicara, namun tak mengeluarkan sepatah kata pun.
***
Pak Narto yang datang sekitar pukul 8.30 untuk melanjutkan diskusi soal renovasi rumah dengan Mulyono. Namun ia malah menemukan kenyataan lain bahwa ia menemukan Mulyono telah tergantung di kamarnya dengan posisi melotot ke arahnya.
Setelah berhasil mengendalikan dirinya sendiri, ia pun menelpon pihak berwajib. Jenazah Mulyono pun diangkut ke rs terdekat untuk diautopsi.
Ketika hendak pergi Pak Narto menoleh sebentar untuk melihat rumah tua itu.
RUmah tua itu tetap kosong tak berpenghuni seperti semula. Seorang wanita berbaju putih terlihat tersenyum di balik jendelanya. Pak Narto mengucek matanya melihat kejadian itu untuk memastikan dia tidak salah lihat.
Ketika melihat kembali si wanita telah menghilang. Bulu kuduk pak Narto meremang. Dia pun segera pergi tanpa menoleh-noleh lagi. [End]

3 komentar