Tuesday, January 1, 2013

Cerpen Horor: Malam Mencekam!

Kisah ini bermula saat aku pindah di apartement baru itu. setelah bekerja bertahun-tahun dan hidup dengan sederhana, kupikir tak ada salahnya menikmati hasil kerja kerasku dengan membeli sebuah apartement. atas tawaran rekan sekerjaku, akhirnya aku menemukan apartement ini. murah, dekat dengan kantor, dan bagus.

Apartement ini sungguh bagus, berada di lantai dua dengan pemandangan yang luar biasa indah. beruntung sekali aku menemukannya. kamarnya luas dan bersih. perabotannya lengkap dan baru juga memiliki balkon yang besar. dan tetangganya yang sangat ramah. sungguh beruntung aku (Sudahkah kukatakan betapa beruntungnya aku…?), entah kenapa dijual murah. padahal ini adalah apartement yang sangat sempurna. Mungkin ini hadiah dari Tuhan untukku, dengan memberikan teman sekerja yang membantuku menemukan Apartement ini dan betapa murahnya apartement ini. aku akan segera pindah besok ke kamar ini.

***

“Tok-tok-tok…”. Segera kubuka pintu kamarku, dan disana berdiri para tetanggaku.

“Halooo sayang, selamat datang di Apartement ini. maaf kami hanya membawa sedikit makanan”, tawar seorang wanita paruh baya. seseorang memanggilnya ibu Ratna. senyumnya sangat manis, dan sangat ramah.

“Aduh, saya jadi ngerepotin ibu-ibu”, ucapku dengan malu-malu. gak enak rasanya mereka yang bertamu. sebagai pendatang baru, harusnya aku yang menghampiri mereka.

“Kamu cantik sekali, semoga betah disini yah. jangan sungkan-sungkan kalau butuh apa-apa mampir ketempat kita, oke. ya udah. kamu istirahat ajah, sudah malam. selamat malam, sayang. selamat tidur”. ibu-ibu tetanggaku segera berdiri dan kembali ke kamar mereka masing-masing meninggalkan aku yang sendiri dikamarku. kututup pintu dan segera tidur.

***

01.15 wib

“Klik”. aku terjaga, seseorang sedang membuka pintu kamarku. tubuhku tidak bergerak, tapi seluruh panca indraku secara serentak aktif mencari sumber suara berikutnya. “Srrttt….”, kali ini suara itu seperti benda yang digeser atau diseret. siapa yang telah masuk ke dalam apartemenku… ini masih malam pertamaku dengan apartement baruku. kucoba menajamkan kembali pendengaranku, sepertinya ada seseorang di dapur. aku segera bangkit dengan pelan-pelan dari tempat tidurku. Kuambil vas bunga di meja riasku, berharap jadi senjata untukku.

Pintu kamar kubuka dengan sangat pelan-pelan sekali, dan kucoba melirik sekitar ruangan tamu. tidak ada siapa-siapa. Aku keluar sambil bersandar di tembok. Kucoba melirik kearah dapur, tidak ada siapa-siapa. Kemana dia…? Siapa dia…? mungkinkah dia petugas apartement…? tapi darimana dia mendapatkan kunciku…? lancang sekali dia masuk kedalam rumahku. akan aku tegur dia besok.

Setelah memastikan seisi rumahku aman dan sudah terkunci, kembali aku masuk kedalam kamar dan mencoba kembali tidur. “Praaanngg…”, aku kaget. ada yang jatuh didapur. siapa yang ada di dapur…? kali ini aku langsung bangun dari tempat tidurku dan segera menuju dapur. tidak ada siapa-siapa disana. dan tidak ada benda yang jatuh. apa barusan yang terjadi…?

“Draaap-draaap-draaap… ngiikkk… klik”, aku menoleh kamarku. pintunya tertutup, ada seseorang. yah, aku yakin ada seseorang yang sedang main-main denganku. dengan melangkah cepat aku segera menuju kamarku dan segera membuka pintu kamar. “Klik-klik”, aneh. engselnya terkunci, padahal aku tidak menguncinya. “Bukkk-buukkk-buukkkk…”, suara dari dalam membuatku mulai ketakutan. siapa itu-siapa itu…? ada dengan apartement ini…

“Siapa didalam…? hey… keluar… ini rumahku… keluaaarrr…..” teriakku dengan ketakutan.

“…”, tiba-tiba suara didalam kamar tidak terdengar lagi. kutatap pintu yang engselnya mulai bergerak-gerak, dan segera kuraih pigura foto yang kuletakkan didekat pintu kamarku. sepertinya seseorang itu sebentar lagi keluar.

“Klik”, ha…? suara pintu rumahku terbuka. aku terkejut dan hampir menjatuhkan pigura foto ditanganku. dengan kaki gemetar aku berjalan ke arah pintu rumahku. tidak ada siapa-siapa dan pintu rumahku terbuka. aku keluar dan melihat lorong apartement lantai dua, tidak ada siapa-siapa. siapa yang telah membuka pintu rumahku…? dari luar pintu aku dapat melihat pintu kamarku, dan telah terbuka. adaa apa sebenarnya dengan apartement ini…?

Kutatap jam tanganku, waktu menunjuk pukul 3.o6 wib. hampir subuh, rasanya aku tidak sudah tidak mampu untuk istirahat. aku tidak berani masuk kedalam kamarku. kuhampiri pintu tetanggaku, cepat-cepat aku membunyikan bel-nya sambil sekali-kali melihat ke arah kamarku. “Ayoo… tolong, bangunlaaahh..”, ucapku tanpa sadar dengan penuh ketakutan.

“Ada apa…? kenapa kamu pucat sekali…?’, Ibu Ratna tetanggaku yang baik hati membukakan pintunya. Thanks God, aku segera masuk kedalam rumahnya. dia menatapku dengan pandangan sedih, dan kasihan.

“Istirahat-lah disini. tidak usah berkata apa-apa”. ucap-nya dengan lembut dan menenangkanku dengan mengusap-usap bahuku. pelan-pelan aku mulai rileks dan mulai merasakan kelelahan yang luar biasa hingga aku tertidur di sofa Ibu Ratna.

***

“Hei, bangun…”, seseorang membangunkanku. ha…? dimana ini..? ah, aku baru ingat. ini rumahnya Ibu Ratna. segelas teh hangat telah diletakkan diatas meja. dan wanginya sangat enak.

“Bagaimana…? nyenyak tidurnya..?”.

“Iya, terimakasih ibu telah mau menerimaku untuk satu malam di sini”, ucapku dan seger meraih teh didepanku.

“Apa rencanamu selanjutnya… akan tinggal disana atau akan mencari rumah baru…?”, ucap Ibu Ratna dengan lembut. Ha…? apa yang sudah diketahui tetanggakku yang satu ini…

“Apa yang sudah ibu ketahui tentang tempat tinggal saya itu…?, tanyaku dengan pandangan curiga. mungkinkah mereka menyembunyikan sesuatu…?

“Kamu beruntung masih ada saat ini. karna sebenarnya kamar itu tidak sehat. banyak yang sudah terjadi dikamar itu, dan tidak pernah ada yang keluar dengan selamat. hanya kamu yang pertama”, Ibu Ratna menuturkan dengan ekspresi sedih.

“Memangnya ada apa dikamar itu, bu…? tolong beritahu saya, karna saya harus tahu apa yang sebenarnya saya hadapi”.

“Saya juga kurang jelas dengan cerita yang sebenarnya, hanya saja yang saya tahu… dulu pemilik yang sebenarnya adalah suami-istri dengan dua anak. suatu hari, entah apa yang telah terjadi suaminya tiba-tiba membunuh semua keluarganya lalu bunuh diri. tidak ada yang tahu apa yang telah terjadi”. cerita Ibu Ratna dengan kesulitan. tampak kesedihan terlukis diwajahnya.

“Kenapa saya tidak diberitahu sebelumnya..”

“Bagaimana mungkin mereka memberitahukan cerita seperti itu, tidak akan ada yang membeli”.

“Lalu… apa yang harus saya lakukan, bu. terus terang saya gak bisa tinggal disana”, ucapku kembali cemas.

“Saran saya, sebaiknya kamu pindah saja dan cari rumah yang baru dan nyaman. disini kamu tidak sehat. setiap hari saya selalu mendengar suara-suara dari sana. dan untungnya tidak pernah ketempat saya”. ucapnya sambil menatapku dengan kasihan.

“Sepertinya hari ini juga saya akan keluar, bu. biarlah kamar ini kosong untuk selamanya. saya tidak akan mau kembali kemari. kebetulan barang-barang belum saya bongkar”.

“Yah… begitu lebih baik”. ucap Ibu Ratna. setelah menghabiskan teh buatan Ibu Ratna, aku segera kembali ke apartemenku ditemani Bu Ratna dan mengambil koper dan barang-barangku. kupanggil taksi, hanya lima menit taksi segera datang dan aku langsung memasukkan barang-barangku ke bagasi. mungkin aku akan kerumah tanteku untuk beberapa hari.

“Aku pamit dulu, bu. tolong sampaikan pada pengelola hotel bila saya tidak akan tinggal disini lagi dan tidak akan mau berhubungan lagi seputar apartemen ini”.

“Iya, tidak apa-apa, biar ibu yang mengatakannya. hati-hati dijalan yah”, ucap Ibu Ratna. sebelum aku masuk ke taksi, kutatap sekali lagi jendela apartemenku. disana, berdiri seseorang sedang menatapku. ha…? siapa itu…? aku terkejut dan dengan ketakutan aku segera masuk kedalam taksi dan segera meninggalkan lokasi apartemen selamanya.[]

Follow Twitter kami di @CerpenHoror

0 komentar