Di luar hujan turun rintik-rintik. Hawa dingin memberiku rasa kantuk. Aku menguap. Jam menunjukkan pukul 11.48. Hampir tengah malam. Walau mengantuk, aku tetap memantau layar monitor dan jari-jariku menari di atas papan ketik. Aku sedang menulis postingan di blog. Yeah, aku nyambi jadi blogger mata duitan yang mencari duit lewat iklan-iklan. Belum menghasilkan sih. Itu pula yang motivasiku menjadi penjaga warnet.
Di saat seperti itu, seorang wanita berblazer masuk ke warnet yang kujagai. Wanita itu langsung nyelonong masuk saja tanpa menyapaku terlebih dulu. Aku melihat wanita itu yang masuk ke bilik nomor 13. Bilik itu letaknya agak jauh di belakang dekat wc.
'Ah, paling mau akses,' pikirku.
Makanya, aku melanjutkan ngetik. Namun, selang 10 menit, ketika aku ngecek akses komputer bilik 13 di komputer server utama, tak ada tanda komputer itu dinyalakan dan diakses. Aku beranjak dari kursiku untuk ke bilik 13. Aku hanya mau bertanya pada wanita itu, apakah jadi mengakses. Jika tidak sebaiknya dia pergi saja.
Waktu aku membuka bilik 13, ternyata tidak ada siapa-siapa. 'Lha, ke mana wanita itu ya?' tanyaku dalam hati. Deg. Aku segera menyadari sesuatu dan segera kembali ke depan. 'Wah, barang enggak nih,' tukasku dalam hati.
Tepat ketika aku duduk di kursiku kembali, seorang membuka pintu depan, yang membuatku terkejut setengah mati. "Aaaa... Aaaa... Aaaa!!!" Aku berteriak sekencang-kencangnya.
"Heh, kenapa kamu?" tanya orang itu. Yang ternyata adalah Bang Rojan - pemilik warnet yang kujagai ini.
Aku mengelus dada. Somplak. Aku syok betul. "Aku kira siapa Bang," kataku.
Dia langsung duduk di sebelahku. Aku kemudian cerita pada Bang Rojan. Bang Rojan hanya tersenyum. "Yaudah besok, kalau warnet sepi lagi, kamu sms aku aja ya."
Aku mengangguk-angguk. Sial, amsyong banget aku malam ini.[]
Penulis: @CerpenHoror
0 komentar