Monday, January 14, 2013

Cerita Horor di Kantor Pacar (Part I)

Kejadian ini nyata gue alami dan beberapa kali juga dialami oleh teman-teman gue. Waktu itu gue berada di kantor cowok yang saat itu masih berstatus pacar gue. Oke, gue langsung cerita aja ya.

***

Kemarin gue menemani Dani di kantornya untuk tugas, walau kemarin hari minggu karena aula gedung utama. Sedang, dipakai untuk sebuah acara resepsi pernikahan, cowok gue yang memang berprofesi sebagai teknisi di kantor pemerintah yang terletak di bundaran senayan itu (terpaksa) masuk untuk standby mengantisipasi jika ada kerusakan alat ketika acara berlangsung. Nggak lama sampai di sana, hujan turun begitu deras dan salah satu temannya memberitahu Dani, kalau ada kebocoran di lantai 4. Kantornya Dani sedang dalam renovasi untuk penambahan 2 lantai lagi.

Begitu dapat kabar kalau lantai 4 kebanjiran, Dani dan teman-teman lain langsung naik ke lantai 4 untuk memeriksa kondisi di sana. Sedangkan, gue tetap berada di ruangannya (Biro Umum) di lantai dasar. Awalnya, masih ada satu orang temannya Dani yang sedang mengerjakan sesuatu di ruangan itu (mejanya tepat di belakang meja Dani). Tapi, nggak lama kemudian dia juga keluar dan alhasil tinggal gue sendirian yang ada di ruangan itu. Sebelumnya gue emang pernah diceritain sama Dani soal "sesuatu" yang sering mengganggu orang-orang yang lembur di sana. Karena, ini bukan pertama kalinya gue ke sana dan ditinggal sendirian, gue cuek dan nggak berpikir akan terjadi hal-hal aneh di luar nalar.

Gue akhirnya ngenet dan mengunduh  beberapa film, hingga gue mendengar lagi ada suara aneh yang datang dari arah pojok belakang ruangan itu. Bunyinya seperti pensil yang diketukkan ke meja. Bunyinya pelan tapi konstan. Tiap gue melihat ke arah sumber suara (yang emang nggak ada siapa-siapa) bunyinya langsung hilang. Tapi, nggak lama setelah itu, begitu gue sibuk dengan layar komputer, bunyi itu kembali terdengar. Gue berusaha tenang dengan membaca beberapa surat pendek dan ayat kursi. Lalu, pikiran gue sendiri dengan nonton film "Running Man". Tapi begitu, suara itu tetap terdengar dan makin konstan.

Gue mulai parno. Akhirnya, melangkah keluar dari ruangan itu untuk menyusul Dani, tapi begitu tahu di lobi penuh dengan para undangan si empunya acara, gue cuma bertahan berdiri di depan ruangan itu. Sekitar 5 menit gue berdiri di sana sambil chatting sama temen lewat Whats App. Tapi, karena bosen gue memberanikan diri masuk lagi ke dalem ruangan dan berharap suara-suara aneh itu udah nggak ada. Bener aja, begitu gue masuk ruangan senyap. Gue meneruskan mengunduh sambil main beberapa games di Ipad, hingga suara ketukan pensil itu terdengar lagi. Kali ini gue biarkan saja, sambil gue ngomong pelan kalo gue di sana nggak bermaksud apa-apa, apalagi mengganggu eksistensinya.

Gue bertahan lumayan lama walau suara itu tetap hilang muncul terus. Dan puncaknya, tiba-tiba aja komputer yang gue pakai mati saat gue sedang mengunduh. Mati sendiri saudara-saudara. Gue yang mulai panik langsung sms Dani. Nggak lama kemudian, Dani datang ke ruangan, mencoba menyalakan komputer yang sedang gue pakai. Dani bilang kabel di bawahnya mungkin nggak sengaja ketendang sama gue karena memang agak kendor. Gue sih yakin kalau kaki gue sama sekali nggak menyentuh kabel apapun.

Setelah komputer nyala lagi, Dani langsung balik ke lantai 4. Sedangkan, gue melanjutkan mengunduh. Untungnya, ada beberapa teman Dani yang masuk ke ruangan itu dan ngobrol-ngobrol nggak jauh dari meja Dani. Setelah Dani selesai dengan permasalahannya di lantai 4, dia balik ke ruangan yang semakin ramai dengan teman-temannya. Di situlah, gue bilang sama Dani kalau dari tadi gue denger suara-suara aneh. Ternyata sebelum ke lantai 4, justru Dani udah mendengar duluan, tapi gue aja yang belum ngeh. Dani sengaja nggak bilang supaya gue nggak parno waktu ditinggal sendirian.

Kata Dani di situ memang sering terjadi hal-hal aneh. Bahkan, beberapa waktu lalu sekelompok pekerja bangunan pernah berkesempatan ''bertatap muka'' saat berada di lantai 5 pada malam hari. Mungkin ''dia'' merasa terganggu karena tempatnya lagi kebanjiran kali ya, makanya dia ngungsi dulu ke ruangannya Dani. Untungnya lagi gue juga nggak harus bertatap muka, dan cuma diperdengarkan suara ketukan pensil itu. Ya, gue anggap, itu ucapan selamat datang dari dia.[]

Follow Twitter kami di @CerpenHoror | Follow Google Plus kami di +Cerpen Horor 

0 komentar