Saturday, October 27, 2012

Ketika Fiksi Horor Menjadi Kenyataan

Yang namanya fiksi, ceritanya mesti berada di ranah luar kenyataan. Walaupun, ada beberapa fakta yang dimasukkan di dalamnya. Tapi, seperti kata Sponge Bobs Square Pants dalam salah satu episodenya: "...ditambah sedikit imajinasi", menjadikan fiksi lebih asyik dinikmati. Nah, apa jadinya fiksi keluar lebih dulu, sementara faktanya terjadi kemudian. Hal itu terjadi pada dua karya fiksi berikut ini:

Yang pertama,

Pada 1838, Edgar Allan Poe-bapak cerita horor sedunia-menulis sebuah novel berjudul "The Narrative of Arthur Gordon Pym".

Kisah novel Edgar Allan Poe ini tentang empat orang yang lolos dari maut setelah terjadi kecelakaan kapal. Keempat orang ini terombang-ambing selama berhari-hari di tengah laut. Tanpa makanan, tanpa minuman yang cukup.

Kondisi itu tentu membuat mereka menjadi hilang kewarasannya. Hingga ketiga orang dari empat orang itu berkongsi untuk membunuh. Terus, memakan jasadnya agar mereka bisa bertahan hidup.

Tokoh rekaan dalam novel edgar itu yang dibunuh dan dimakan bernama Richard Parker.

Bertahun-tahun berikutnya-tepatnya pada 1884-sebuah kapal layar bernama Mignonette, karam. Empat kru terdampar selama berhari-hari dan selamat.

Di sinilah, kejadian dalam novel Edgar Allan Poe menjadi kenyataan. Dari empat orang itu, tiga kru senior di antaranya bersepakat membunuh bawahan (junior) mereka. Dan tentu saja memakannya.

Uniknya, nama kru yang dikanibal itu bernama Richard Parker. Sama persis dengan tokoh rekaan di novel Edgar.

Oiya, kisah lebih detailnya versi bahasa Indonesia sih, gue posting dengan judul Kisah Richard Parker. Gue ngambil dari blognya Enigma. Namun, dalam postingan tersebut tidak jauh berbeda dengan apa yang sudah gue tulis. Dia hanya menambahkan detail-detail yang lebih baik.[]

0 komentar