Monday, November 12, 2012

Cerpen Horor: Hack Heaven

Ian Restil, seorang hacker komputer berusia 15 tahun yang lebih menyerupai Bill Gates muda, sedang kesal.

"Aku ingin uang. Aku ingin Miata. Aku ingin ke Disney World. Aku ingin komik X-Man edisi pertama. Aku ingin langganan gratis majalah Playboy seumur hidup, dan Penthouse. Tunjukkan padaku uangnya! Tunjukkan padaku uangnya!" Katanya berulang-ulang. Ia mengenakan kaos lusuh Cal Ripken Jr. berteriak menuntut permintaannya.

Di seberang meja, para eksekutif dari sebuah perusahaan software di California "Jukt Micronics" sedang mendengarkannya dan mencoba tenang. "Permisi, pak," kata salah seorang exekutif pada si bocah berjerawat itu.  "Permisi, pak. Ma'af saya menyela. Kami bisa mengatur uangnya untuk Anda. Lalu, Anda bisa membeli buku (komik), dan, Anda, katakanlah kalau sudah saatnya, bisa membeli mobil dan majalah porno sendiri.

Sungguh mengejutkan bahwa seorang bocah 15 tahun bisa bersikap kejam seperti itu. Yang lebih hebat lagi adalah bagaimana Ian dapat menarik perhatian perusahaan Jukt – dengan cara masuk ke dalam databasenya. Pada bulan Maret, Restil – biasa dijuluki sebagai "Anak Nakal Bionic" – menggunakan sebuah komputer di perpustakaan sekolahnya untuk membajak komputer milik Jukt. Suatu kali dia bisa memasuki sistim keamanan online perusahaan itu dan menayangkan gaji tiap karyawan di website perusahaan bersamaan dengan selusin gambar porno wanita telanjang dan di tiap gambar itu tertulis: "Anak Nakal Bionic lagi di sini, sayang." Setelah beberapa minggu tidak ada hasil pencarian bagaimana Ian memecahkan program keamanan, para insinyur di Jukt menyerah. Itulah saatnya mereka berkunjung ke rumah Ian di Bethesda, Maryland – untuk membayarnya.

Dan Ian, si bocah pintar itu, sudah menunggu mereka.

"Kepala sekolah memberitahu kami agar menyewa pengacara secepatnya, karena ia sedang dalam masalah," kata ibunya, Jamie Restil. "Tapi Ian hanya tertawa dan memberitahu kami untuk mencari seorang agen. Anak kami memang benar."

Ian berkata kalau ia tahu Jukt akan mempertimbangkan bahwa lebih murah membayarnya – dan membayarnya untuk memperbaiki database mereka – daripada para insinyur mereka yang melakukannya. Dan dia sudah tahu sebelumnya karena inilah yang terjadi pada selusin teman-teman onlinenya.

Sungguh, kesepakatan seperti yang dilakukan Ian sudah menjadi umum – sangat umum, pada kenyataannya, agen para hacker saat ini beriklan dan mencantumkan komisi mereka di website. Computer Insider, sebuah surat kabar untuk para hacker, memperkirakan sekitar 900 hacker dibayar selama empat tahun terakhir oleh perusahaan-perusahaan target mereka. Agen Ian, yang memiliki slogan "dari agen super hingga kutu buku super," mengklaim sudah mewakili hampir 300 hacker, yang berumur 9 hingga 68 tahun. Seorang mantan agen pemain basket yang gagal, Joe Hiert terjun dalam industri ini ketika seorang anak temannya yang berumur 21 tahun, Ty Harris, masuk ke dalam sistim keamanan internet sebuah perusahaan tiga tahun lalu dan kemudian datang padanya untuk sebuah nasehat. Pembuat software membayar Harris $ 1 juta, sebuah truk monster dan menjanjikan "dirinya tidak terikat dengan agen" – yang berarti dia bisa berhenti dan bekerja untuk seorang pesaing kapan saja.

Tentu saja, orang yang sinis mungkin akan mengatakan rencana para hacker adalah melihat sebuah lahan besar seperti perlindungan kekacauan. Dan yang didapat adalah jaringan komputer manis yang kacau di sana. Sangat memalukan jika seseorang masuk ke dalamnya … aparat penegak hukum, khususnya, mengeluh bahwa kesepakatan antara perusahaan dan pemangsa online mereka telah membuat tuntutan atas pelanggaran keamanan online menjadi mustahil. "Kami pada dasarnya sedang lemah saat ini," kata Jim Ghort, pimpinan The Center for Interstate Online Investigation, yaitu proyek gabungan polisi dari 18 negara bagian. "Kami tidak bisa menahan atau menuntut para hacker, karena para korban menolak hadir. Ini sebuah masalah besar."

Di bulan Maret, petugas penegak hukum Nevada terdengar putus asa seperti yang disiarkan melalui sebuah iklan di radio yang berbunyi: "Akankah Anda menyewa seorang kuli angkut barang untuk mengawasi mesin kasir? Tolong jangan berurusan dengan hacker." Pernyataan itu disiarkan sesaat setelah seorang hacker memasuki sistim komputer sebuah departemen store setempat dan menginstruksikan untuk mengkredit kartu Visa-nya sekitar $ 500 per hari. Menurut kepolisian Nevada, anak itu menggasak lebih dari $ 32.000 dalam bentuk kridit sebelum ditangkap – namun pihak departemen store tidak akan menuntutnya. Hal itu membuat si pelaku tetap menyimpan uangnya, dan membelanjakannya sebesar $ 1.500 – semua itu dilakukan sebagai pertukaran untuk menunjukkan pada pihak departemen store cara memperbaiki sistim keamanan mereka.

Dan kemudian, sedikit kejutan, bahwa 21 negara bagian saat ini mempertimbangkan sebuah peraturan yang mereka sebut Undang-Undang Keseragaman Keamanan Komputer, yang akan dengan efektif memperkarakan kesepakatan antara hacker dan perusahaan, dan menjatuhkan sanksi pada perusahaan yang membuat kesepakatan tersebut.

"Ini seperti sebuah prostitusi," kata Julie Fathwork dari Pusat Keamanan Komputer Anti-Hacker, yang juga turut membuat rancangan undang-undang tersebut. "Sebagai masyarakat, kita tidak ingin ada orang berkarir di bidang yang tidak bermoral itu."

Tidak mengejutkan jika para hacker membenci pengajuan undang-undang tersebut. Mereka menganggap diri mereka sebagai "petugas penyelidik keamanan paruh waktu," dan mereka bahkan memiliki kelompok sendiri, yaitu Majelis Nasional Hacker untuk melobi undang-undang baru itu. "Sungguh, para hacker harus membuang uang banyak sebelum mereka menemukan seseorang yang membongkarnya dan mendapatkan bayaran," kata Frank Juliet, ketua kelompok. "Jadi, ini benar-benar sebuah pelayanan komunitas besar yang sedang kami kerjakan."

Yang berada sedikit di luar perkiraan adalah oposisi dari perusahaan yang dibajak. Sepertinya mereka tidak menyukai undang-undang yang diajukan dengan alasan mereka khawatir tidak ada jalan keluar untuk menambal lubang pada sistim keamanan mereka. Asosiasi Bisnis Berbasis Internet telah membentuk satuan tugas dengan Majelis Nasional Hacker untuk melobi undang-undang tersebut.

Masih ditunggu siapa yang akan menang, tapi, hingga undang-undang baru dibuat, para hacker seperti Ian Restil akan terus menikmati statusnya khususnya bersama rekan-rekannya. Pada konferensi yang disponsori oleh Majelis Nasional Haker minggu lalu, para hacker muda dan para eksekutif tua bergabung dengan Ian, menepuk punggungnya dan melakukan tos tangan. "Kami sangat bangga padanya," kata ibu Ian. "Dia melakukan sesuatu yang baik, dan dia sangat pintar dan baik." Pada acara makan malam resmi, MC mengatakan bahwa Ian baru saja menandatangani sebuah kontrak sebesar $ 81.000 dalam bentuk beasiswa dan koleksi komik langka. Peserta bertepuk tangan keras. Lalu, Ian berdiri di atas bangku dan mengambil sebuah mangkuk. Dia mengumumkan bahwa dia baru membajak ke dalam sebuah perusahaan baru dan membekukan rekening banknya sementara waktu. "Dan sekarang mereka akan menunjukkan uangnya," dia berkata, menggoyang pinggulnya dan mengepal tangannya. "Aku ingin Miata. Aku ingin pergi ke Disney World …"[]

***

Penulis: Stephen Glass adalah mantan jurnalis The New Republic (TNR) yang membuat sensasi dengan menulis artikel-artikel palsu. Memulai di TNR kariernya tahun 1995 sebagai asisten editor. Tidak lama kemudian ia ditugaskan untuk meliput dibalik perundang-undangan Washington. Dari sinilah ia memulai serial kebohongannya.

Hack Heaven adalah artikel terakhirnya di TNR. Kisahnya difilmkan dengan judul "Shattered Glass."

Teks

0 komentar