Wednesday, August 8, 2012

Sinopsis Film Horor Korea: Don't Click

Cerpen Horor - Tampaknya tahun 2012 ini adalah tahun horor. Betapa tidak, setelah saya googling, ternyata banyak sekali film horor yang belum berhasil saya dokumentasikan. Pertama, beberapa sinopsis yang telah saya posting sebelumnya saja, belum saya dapatkan filmnya. Apalagi saya tonton. Kedua, semisal pun saya berhasil mendapatkan film-film itu, belum tentu saya berhasil menuntaskan tontonan itu sekaligus. Arrgh... sungguh menyebalkan bukan?

Posting kali ini merupakan sinopsis film horor Korea berjudul "Don't Click". Saya tidak menuliskan sendiri tapi mencuplik dari Plasa miliknya msn. Soalnya, saya kan belum total menontonnya, mungkin kalau sudah saya tonton akan saya beri reviewsnya dengan lebih gamblang - positif dan negatifnya. Dari sinopsis tersebut saya mendapatkan sebuah gambaran kalau gaya syutingnya dibuat mirip dengan film horor terkenal, Paranormal Activity.

salah satu adegan dalam film horor korea don't click

Di luar musiknya yang menjajah Asia, Korea Selatan masih jadi kiblat film-film horor Asia.

A Tale Of Two Sisters (Jee Woon Kim, 2003) salah satu K-horor sarat pujian. Tidak hanya mahsyur di negaranya, film ini menjadi yang terbaik di International Fantasy Film Award.

Sejak itu, dunia mewaspadai ide-ide Korea dalam mengemas film memedi. K-horror lain yang sempat dibicarakan, The Legend Of A Portrait (Kim Tae Kyong, 2007). Empat tahun berselang setelah kisah gadis bernama Muoi itu, Kim kembali lewat Don’t Click (DC).

Kim tidak lagi berpijak pada kutukan, mitos, dan benda-benda kuno sebagai sumber teror. Ia memanfaatkan kecanggihan situs jejaring sosial dan pengunggah video. Ini mengingatkan kami pada video Sadako (The Ring). Bedanya, Kim mengadopsi gaya sunting dokumentasi Paranormal Activity.

Kisah dimulai ketika Jung Mi (Kang Byul) menerima video ritual medium dari Joon Hyuk (Joo Woon). Video itu berisi boneka yang disayat-sayat perutnya. Isi kapas dalam perut boneka dikeluarkan, diganti segenggam beras dan beberapa helai rambut. Mata kanannya dicungkil lalu dijahit. Ia diikat dan dibenamkan dalam air bercampur darah. Jung membagikan video itu kepada temannya, Cutie (Hae In).

Usai menonton rekaman itu, Cutie disuguhi rekaman adegan dirinya sendiri. Malam itu, Cutie seperti diawasi seseorang. Ketika memasuki lift, lift berhenti di area parkir, lantai 12. Pintu terbuka. Ia melihat gadis berambut panjang, berlumur darah. Cutie adalah korban pertama. Beberapa hari setelah Cutie tewas, Se Hee (Bo Young) merasa adiknya, Jung Mi, berlaku tidak wajar.

Jika film horor di negara anu sekadar menebar teror tanpa memperhatikan kedalaman karakter, Kim menyisakan ruang bagi penonton untuk mengenali kakak beradik Se Heed dan Jung Mi. Anda diizinkan menggali informasi mengapa dua gadis ini tinggal sendiri. Seberapa erat chemistry keduanya, dan bagaimana mereka menjalani kehidupan sehari-hari.

Kim memberi adegan penting pada menit pertama kemudian beralih ke kehidupan tokoh utama. Baginya, pengenalan karakter lebih penting sebelum bersinggungan dengan adegan awal. Selain itu, menjaga rasa penasaran penonton hingga tiga perempat durasi dirasa perlu.

Kejutan demi kejutan terus dicecer untuk meminimalkan efek jenuh. Dibanding Ju On atau The Ring, penuturan DC lebih ringkas. Teror pun lebih banyak. Konsekuensinya, ada beberapa penampakan yang sebenarnya tidak perlu dimunculkan karena minim makna.

Our Favorite Scene: Jung Mi membagikan rekaman video kepada Se Hee. Anehnya, file yang seharusnya berisi ritual berubah menjadi rekaman pelecehan seksual di ruang publik. Ia penasaran, lalu membuka file itu di komputernya. Ketika dibuka, isi file berubah lagi menjadi sketsa lemari yang sama dengan bentuk lemari di kamar Jung. Di dalam sketsa, pintu lemari terkuak. Beberapa detik kemudian, lemari di belakang Jung juga terkuak. Perlahan, muncul tangan pucat merayap dari….

2 komentar