Thursday, April 12, 2012

Kisah Asli Sadako -- Karakter Utama Film The Ring

 
Dalam tujuh hari orang menonton film pembunuhan itu akan mati. Peristiwa itu akan ditandai dengan munculnya sesosok hantu wanita yang keluar dari dalam televisi untuk kemudian meneror si penonton dan membunuhnya.

Masih ingat dengan adegan di atas? Ya, betul adegan tersebut adalah adegan garis besar yang ada di dalam film The Ring. Hantu Jepang wanita itu dikenal dengan nama Sadako. Lewat film inilah Sadako juga berhasil meneror para penonton film di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Namun, ternyata Sadako yang kita kenal lewat film The Ring ini memiliki cerita nyata lho.

Pada postingan kali ini, Chucky bakal sedikit cerita tentang sosok Sadako ini diambil dari Kaskus.

Sadako Sasaki (7 Januari 1943 – 25 Oktober 1955) adalah seorang gadis Jepang yang tinggal di dekat jembatan Misasa di Hiroshima, Jepang ketika itu tengah dijatuhi bom atom yang jatuh di Hiroshima. Sadako baru berumur dua tahun pada 6 Agustus 1945 ketika ia menjadi korban dari bom atom tersebut.

Pada saat ledakan itu Sadako sedang berada didalam rumah, sekitar 1 mil dari titik ledakan bom. Pada Januari 1955, bintik-bintik ungu sudah mulai terbentuk dan menjadi gumpalan yang membesar. Kemudian, dia didiagnosis dengan leukemia sebagai penyakit yang dideritanya, penyakit itu kemudian disebut sebagai “Sebuah Penyakit Bom Atom”. Pada tanggal 3 Agustus 1955, Chizuko Hamamoto, teman terbaik Sadako datang ke rumah sakit untuk mengunjungi dan memberi sebuah origami dari kertas yang dibuat menjadi Crane. Pada awalnya Sadako tidak mengerti mengapa Chizuko melakukan hal ini, kemudian Chizuko memberitahu cerita tentang karya cranes. Lalu dia mulai membuat crane sendiri sejak dia mendengar cerita itu, Orang Jepang dahulu mengatakan bahwa orang yang bisa membuat 1000 cranes akan mendapat apa yang diinginkannya.

Versi cerita yang populer di Jepang adalah bahwa ia tidak berhasil membuat 1000 cranes dari tujuan awalnya, dia hanya memiliki 644 lipatan sebelum dia mati. Temannya yang berhasil menyelesaikan 1000 crane dikuburkan bersama dengan Sadako.

Sedangkan versi lain menyebutkan bahwa pada akhir Agustus 1955 Sadako telah mencapai tujuan itu dan terus melipat cranes sampai dia mati. Cerita ini berasal dari buku Sadako dan Ribuan Kertas Cranes, sebuah pameran yang muncul di Hiroshima Peace Memorial Museum.

Walaupun dia memiliki banyak waktu luang selama dia di rumah sakit untuk membuat cranes, ia tidak punya cukup kertas untuk membuat 1000 crane tersebut. Dia mendapat kertas dengan cara pergi ke kamar pasien lain untuk meminta bekas kertas hadiah yang sudah tidak digunakan lagi dan temannya, Chizuko yang selalu membawakan kertas setiap hari sepulang dari sekolah untuk Sadako.

Selama waktunya di rumah sakit itu kondisinya semakin memburuk. Sekitar pertengahan Oktober, kaki kirnya bengkak dan berubah menjadi ungu. Dengan keluarga disekelilingnya Sadako meninggal pada pagi 25 Oktober 1955.

2 komentar